16: Tangis Tak Diundang

55 5 0
                                    

Revisi: 24 Mei 21

Akankah hadirmu sengaja membuatku untuk kecewa?
_Azzahra_

"Selamat pagi kakakku paling gembul... cepet bangun ya, abis itu mandi. Trus temenin Ra cari novel ya," pinta Zahra sambil melompat-lompat ria di atas kasur kakaknya.

"Ntar dulu lah mi... nanggung nih" ucapnya mengigau

"Ummi apanya? Ini Ra... Azzahra nya ummi sama abi yang juga adiknya kak Azzam," ucapnya seraya melompat menduduki punggung kakaknya.

"Ehh kok kira tubuhmu enteng apa? Sini-sini kakak gelitikin sampe nangis." Ancam Azzam seraya berusaha meraih tubuh mungil Zahra.

Disisi lain sang ummi dan abi sedang ada di ruang makan, satunya memasak dan satunya membaca koran sambil menyeruput kopi hitamnya.
Mendengar kegaduhan dari kamar anaknya Aditya pun bertanya pada istri tercintanya.

"Suara apa sih mi itu?" Tanya Aditya sambil menyeruput segelas kopinya.

"Enggak tau tuh bi, mungkin lagi pada akur," jawab Athifa sembari mengaduk adonan kue.

"Kak, ayo temen Ra beli novel, Sekalian Ra mau curhat." Rengeknya yang kini sudah duduk dengan tenang.

"Ya udah ayo, ganti baju dulu gih. Kakak mau mandi dulu, kalo udah tunggu di ruang tamu aja." Jawabnya menyerah.

Tanpa tunggu lama, Zahra pun kini telah selesai dengan gamis pastel dan juga hijab navy yang sama seperti tas selempang nya. Katanya sih biar enggak monoton.

Kira-kira 15 menit setelahnya baru kakaknya turun menggunakan hodie navy dan juga sarung batik. Bentar, kok sarung ya? Eh maaf, tadi pagi author baru liat cowok-cowok pakek sarung sambil bersih-bersih gitu. Jadinya kebawa deh, hehe.

"Loh kak, pakek hodie sama sarung mau kemana?" Tanya Aditya ketika melihat Azzam menuruni tangga.

"Eh iya bi, mau nemenin si kecil tuh." Jawabnya sambil menatap Aditya yang sedang membaca koran.

"Mau nemenin adik ya? Yaudah kalau gitu hati-hati Zam, awas jangan ngebut." Ucap Athifa sambil memberikan salim pada kedua anaknya.

"Iya ummi... kita berangkat dulu ya mi, bi. Assalamu'alaikum," ucap keduanya berjalan keluar rumah.

"Wa'alaikumsalam,"

Ditengah perjalanan yang sudah rada jauh dari rumahnya Azzam pun bertanya.

"Ke toko buku yang mana?"

"Kayak biasanya aja."

"Siap. Oh iya tadi mau curhat apa?"

"Jadi gini kak, kalo semisal ada orang yang bilang suruh nunggu itu gimana menurut kakak?" Tanya Zahra sambil menatap wajah sang kakak.

"Ya tergantung Ra, nunggu dalam artian apa?" Bukannya menjawab, Azzam malah membalikkan pertanyaan.

"Katanya suruh nunggu beberapa tahun lagi," ucapnya sambil sedikit mengunyah bubble gum (kebiasaan emang)

"Orang itu serius enggak? Karena menunggu tanpa sebuah kepastian itu juga membosankan lho Ra. Bayangin kamu aja belum pasti disuruh nunggu berapa tahun kan. Tapi kalo dia serius sih enggak apa-apa," tanggapan Azzam yang hanya dibalas anggukan Zahra.

Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang