Revisi: 8 Juni 21
Kring
Kring
KringSuara alarm terus berbunyi hingga sang majikan bangun dari tidurnya. Azzam yang kamar tidurnya berada di depan kamar Zahra pun akhirnya memilih menyerah karena kebisingan alarm itu.
Ceklek
"Ya Tuhan, masih molor nih bocah. Gak inget kali ya kalo hari ini acara kelulusannya," gumam Azzam melangkah menuju kamar adiknya.
Sebelumnya ia telah menyalakan saklar lampu kamar Zahra. Dan hasilnya ‘cring’ jadi cerah.
"Dik bangun, udah setengah lima ini. Salat dulu, gak inget ya hari ini kamu ada acara?" Seru Azzam menggoyangkan tubuh Zahra.
"Engh," balas Zahra dengan menggeliat panjang.
"Zahra bangun heh, udah pagi ini!" Ulang Azzam dengan nada yang sedikit di keraskan.
Emang ini Zahra jadwal dibangunin nya sulit banget. Udah kayak kebo, hmm.
"Azzahra Khairunnisa bangun!" ulangnya yang kini sudah pasrah.
"Udah ah, elu telat dateng kelulusan online gausah salain gua." Kesal Azzam melangkah pergi dari ranjang Zahra.
Selang beberapa detik Azzam melangkah dari ranjang Zahra, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.
"Kak Azzam ngapain kesel gitu?" Tanya Zahra melihat punggung Azzam.
"Elu tuh ya kal--" belum juga selesai, Azzam sudah terpaku sendiri.
"Kok udah rapi?" Tanya Azzam dingin kek kulkas full freezer.
"Lah kan mau kelulusan, masa iya bangunnya siang."
"Lah terus gue ketipu yang di dalem selimut dong," batin Azzam kesal sendiri.
Seolah mengerti apa yang di batin Azzam, Zahra pun angkat suara.
"Maaf ya kakaknya aku, Zahra sengaja biar ndak diburu-buru kakak sama ummi. Tapi Zahra udah siap kok, tinggal make up dikit terus ganti baju dan pakai toga. Beres deh," jelas Zahra berjalan menuju lemari pakaiannya untuk mengambil perpaduan gamis brokat dan tutu berwarna merah muda. "Keluar dulu dong kak, Zahra mau ganti baju." Pinta Zahra memelas pada Azzam.
Setelah berganti baju, ia memoleskan make up tipis di wajahnya yang kian ketara cantik. Diraihnya pasmina sedana dan mulai dikenakannya.
Tak lama setelah itu pintu kamar Zahra terbuka kembali yang menampilkan sosok Azzam dengan baju batiknya (author mo nulis make setelan jas ga kuat mbayangin nya). Berjalan mendekat, kian dekat dan sampailah di belakang Zahra yg tengah bercermin.
"Adik Azzam cantik banget Gustiiiiii,"
"Ih, kakak mah lebay," cibir Zahra menatap datar Azzam.
"Tadi mbak kirim pesan ke kakak, katanya abis kamu selesai acara kelulusan dia mau vidcal. Udah yok turun," ucap Azzam sembari mendorong bahu Zahra menuntunnya turun.
Setelah selesai dengan perlengkapan wisudanya, Zahra turun ditemani Azzam yang membantu membawa beberapa atribut yang telah disiapkan. Sekarang mereka berada di ruang makan, sekedar mengisi perut untuk hari bahagia yang ditunggu Zahra selama 4 tahun lamanya. Akhirnya lulus juga, meskipun gak cumlaude. Penting lulus ye kan ~prinsip Zahra.
"Loh Zahra udah siap ternyata, sini makan dulu biar perutmu gak keroncongan." Tegur Athifa selangkah dari tangga.
"Eh iya ummi, ini Zahra juga mau makan dikit aja," ucap Zahra berjalan mendekat ke arah meja makan.
"Jadi Zahra aja nih yang disuruh makan, kita enggak?" Rajuk Aditya dan juga Azzam bersamaan.
"Abi mu tuh kebiasaan lho Ra, udah tua tapi manjanya masih banget. Kakakmu juga itu, padahal udah sebulan nikah tapi juga masih manja ke ummi." Cibir Athifa sambil menyendok kan nasi ke piring masing-masing.
"Ih ummi mah suka lupa, Azzam kan udah nikah rasa jomlo mi. Jadi manja sama ummi dikit kan boleh," ucap Azzam yang makin merajuk.
"Udah udah, kalian ini lho kok sama aja. Suka ngomong sebelum makan, udah makan dulu kasihan Zahra keburu mau wisuda itu." Tegur Aditya dan semuanya diam sampai acara makan selesai.
Acara wisuda masih terus berlangsung, sungguh bahagia tapi juga mengesalkan bagi Zahra. Bagaimana tidak mengesalkan jika hal yang ia inginkan penuh tawa kini malah dihadiri lewat layar kaca.
Dibalik acara bahagia itu, mereka memiliki sebuah perasaan sedih yang tidak bisa diungkapkan. Hal itu terjadi karena sosok kecil di kediaman itu telah hilang, si kecil sudah beranjak dewasa. Pasti suatu hari nanti rumah itu sepi, karena keceriaannya telah pergi untuk menemani perjuangan hidup seseorang.
Tak lam setelah acara wisuda itu mulai, terdengar deru mesin memasuki pekarangan rumah Aditya. Mobil berwarna hitam itu bertengger rapi di depan garasi. Tak berselang lama, terlihat sosok pemuda berjas merah muda turun dari mobil tersebut.
Dan pemuda itu tiba-tiba masuk rumah keluarga Aditya dengan santainya, seolah-olah sudah dekat dengan keluarga Aditya. Tak ada angin apa-apa pemuda tersebut menyapa dengan suara kerasnya. Heuhh yg denger auto budek tuh.
"Pagi epribadeh, kalian apa kabar?" Teriaknya memasuki rumah Aditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra's Love Story [Selesai]
Teen Fiction61 Bagian Dari 78 Semuanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. "Memang siapa yang ingin meminta saya?" Lagi-lagi Zahra kembali bertanya. "Kalau itu saya akankah kamu menerimanya?" Jawab Rayhan setelah sekian banyak MBULET dengan ucapannya. "Datan...