Revisi 1: 10 Mei 21
Revisi 2: 13 Nov 21Hari ini adalah weekend, Zahra tidak memiliki acara apapun di rumah. Yang penting satu acaranya yaitu rebahan, mengistirahatkan tubuh dari capeknya kuliah, pusingnya skripsi belum juga urusan kakaknya kemarin.
Ting
Sebuah notifikasi muncul dari aplikasi WhatsApp miliknya. Tertera sebuah nama yang jika mengingatnya bisa membuatnya tertawa tanpa henti.
Hana Anisa
Assalamu'alaikum ZahraWa'alaikumsalam, ada apa nih?
Oh iya hari ini bisa temenin gue gak?
Kemana? Kalau ke hatinya dia enggak dulu deh
Ke taman kota ya, abis ini gue jemput. Papay👋
Okay, gue siap-siap dulu. Wa'alaikumussalam
(Read)
Yaps, Hana merupakan teman masa kecil Zahra, tapi dia lebih cepat lulus sekolah karena kecerdasan otaknya dan kini sudah jadi dosen di tempat Zahra kuliah. Keluar dengan sosok teman yang pemikirannya lebih dewasa dari dia, Zahra pun memutuskan mengenakan gamis warna milo dengan perpaduan pasmina sedana. Sesaat setelah ia selesai ganti dan sedikit memoles wajahnya dengan make up tipis, ia pun segera turun ke ruang tamu.
"Loh Zahra mau kemana? Kok udah rapi aja weekend gini?" Tanya Athifa yang sedang menyeduh kopi untuk suaminya tercinta.
"Hehe, iya mi. Ini Ra mau nemenin Hana ke taman kota." Jawabnya sambil membuka toples cookies.
"Abi sama kakak kemana mi? Kok gak keliatan." Tanya Zahra sambil membantu Athifa memindahkan 2 cangkir berisi teh dan kopi hitam.
"Di gazebo depan tuh, katanya kakakmu mau ngomong penting. Emang ada apa sih dik?" Ucap Athifa diselingi dengan pertanyaannya.
"Emm, anu mi. Itu---" belum sampai selesai menjawab terdengar suara mobil berhenti.
"Anu mi, itu Hana udah dateng. Zahra pergi dulu ya mi, assalamu'alaikum ummi..." Pamitnya sembari meraih punggung tangan Athifa.
"Dik, mau kemana? Kok lari-lari," tanya Aditya dan Azzam secara bersamaan.
"Pergi dulu sama Hana bi, kak, Assalamu'alaikum." Ucapnya yang masih lari terburu-buru.
"Wa'alaikumussalam." Jawab ketiga manusia yang sudah berkumpul di gazebo.
Sesampainya di dalam mobil, Hana dan Zahra hanya saling diam dengan melempar tatapan yang ketika bertemu lantas tertawa riang.
"Pak, nanti enggak usah ditungguin ya. Bapak pulang aja, kasian nanti kalo bapak nunggu kelamaan." Ucap Hana pada pak Odie supirnya.
"Iya non, nanti saya pulang duluan." Jawab pak Odie sambil tetap fokus ke jalanan.
Sungguh saat ini menjadi saat yang paling Zahra tidak suka, kalian tahu mengapa? Yap, karena Hana selalu diam sebelum Zahra ngomong dulu.
"Han, lo mau ngomongin apa sih? Jangan buat gue kepo penasaran kayak gini lah!" Ucap Zahra memasang wajah kesal.
"Udah... ngobrolnya di sana aja, kasihan pak Odie nanti enggak fokus." Jawab Hana dan pak Odie pun menampilkan senyumnya.
Setelah 2 jam perjalanan dari rumahnya dan menghampiri rumah Zahra. Kini akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Dengan membenarkan posisi tote bag nya, Hana pun menggandeng bahkan merangkul pundak Zahra dan mengajaknya pergi ke sebuah bangku kosong di sisi kanan taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra's Love Story [Selesai]
Teen Fiction61 Bagian Dari 78 Semuanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. "Memang siapa yang ingin meminta saya?" Lagi-lagi Zahra kembali bertanya. "Kalau itu saya akankah kamu menerimanya?" Jawab Rayhan setelah sekian banyak MBULET dengan ucapannya. "Datan...