13: Tambah Tua

56 7 0
                                    

Revisi: 21 Mei 21


Hari ini merupakan ulang tahun Zahra yang ke 20. Jam menunjukkan tepat pukul 02:30 WIB. Dan kini Zahra tengah bersimpuh dihadapan Allah untuk memanjatkan doa-doa panjangnya.

"Ya Allah terimakasih Engkau masih memberi Zahra umur panjang, sehingga Zahra masih bisa bertemu dengan 20 tahun Zahra ya Allah. Terimakasih Engkau masih memberi Zahra kesehatan dan kekuatan sampai detik ini. Di umur Zahra yang makin singkat ini Zahra ingin semoga Engkau melancarkan karir Zahra, mempermudah jalan memperolehnya ya Allah... dan semoga Engkau memberi kedua orang tua Zahra umur yang panjang, kesehatan yang berlimpah dan juga kesabaran yang luar biasa untuk menghadapi Zahra ya Allah. Dan semoga Engkau menyegerakan datangnya pendamping hidup Zahra ya Allah. Aamiin aamiin ya rabbal alamin." Mungkin seperti itu lantunan doa yang Zahra labuhkan di sepertiga malamnya.

Setelah selesai dengan sujud panjangnya, kini Zahra beralih membaca Al Qur'an hingga pagi datang. Suara adzan menggema di seluruh sudut kota dan hal itu membuat Zahra langsung mengambil wudhu dan melaksanakan perintah Tuhannya. Setelah melaksanakan shalat subuh, Zahra memutuskan untuk turun dan membantu Athifa membuat tumpeng pembukaan toko miliknya.

(Keluar kamar)

Ketika membuka pintu kamar, Zahra dikejutkan oleh penampakan Azzam yang masih menggunakan sarung dan koko putih.

"Selamat ulang tahun adikku yang manisnya melebihi gula, panjang umur ya Ra, sehat selalu juga. Jangan lupa minta yang terbaik sama Allah, nih kado buat adikku." Ucap Azzam yang langsung membuat Zahra mencebik ingin menangis.

"Makasih kakakku tersayang. Kadonya Zahra terima ya,"sahut Zahra dan mengambil kado tersebut.

"Jangan lupa nanti bajunya dipakek. Biar samaan sama kakak." Pengingat banget.

"Siap kak... btw ini isinya apa?" Tanya Zahra yang dibalas senyuman Azzam.

"Udah buka aja dulu, sini kakak temenin." Suruh Azzam mendorong bahu Zahra menuju kamar kembali.

Hanya ada satu kata untuk kamar Zahra, yaitu GELAP. Oleh karena itu, Azzam membuka gorden kamar adiknya dan mematikan lampu tidur milik Zahra juga.

Kini Zahra tengah dibingungkan dengan bungkus kado yg diberikan oleh Azzam.

"Ya Allah kak, ini bungkus kado apa bungkus paket barang pecah belah sih." Mulutnya ndumel aja terus kayak bebek wek wek wek.

"Bungkus kado dong, hehe." Jawab Azzam dan menampilkan gigi ratanya.

Setelah membuka berlapis-lapis bungkus tersebut, kini akhirnya kadonya kelihatan dong... jadi isinya adalah sebuah gamis brokat berwarna navy yang pernah Zahra lihat saat menemani ke butik.

"Ihhh gamis.... makasih kak Azzam ku." Ucap Zahra sedikit berteriak dan berlari memeluk Azzam.

"Sama-sama adiknya kakak yang udah mulai tua." Dan tawa itupun pecah.

"Ih, kakak mah gitu. Tuaan juga kak Azzam yang bentar lagi mo nikah." Ledek Zahra dan berlari sebelum tubuh kecilnya berhasil ditangkap Azzam.

Setelah berhasil melarikan diri dari Azzam, kini Zahra memutuskan untuk turun dan membantu ummi nya memasak. Namun, belum sempat kaki itu mencapai akhir anak tangga, telinga Zahra dikejutkan oleh suara balon yang meletup.

Dor (anggap aja suara balon)

Zahra yang tengah terkaget-kaget langsung diam membeku di tempat. Pasalnya dia takut berada di dekat balon, apalagi mendengar suara pecahnya balon.

"Barakallah fii Umrik kesayangan ummi sama abi. Lebih baik kedepannya ya dik, karirnya lancar dan sukses. Maaf ummi sama abi cuman bisa ngasih ginian, yang terbaik aja buat kamu dari ummi sama abi." Ucap Athifa sambil menyerahkan kue yang sudah terisi lilin ulang tahun.

"Tiup dong, jangan diliatin mulu ntar lilinnya malu sama bungsunya abi ini." Seru Aditya dan membawa kue tersebut mendekat ke arah Zahra.

Hwuhhh (niup lilin)

"Makasih ummi, makasih abi. Makasih udah buat Zahra hadir ditengah-tengah kalian, Zahra sayang ummi sama abi." Pelukan itu terlalu hangat hingga membuat sekitarnya terhanyut dalam suasananya.

Dan mereka yg di sana telah hanyut kedalam suasana.

Kini ke empatnya tengah berada dalam mobil yang sama untuk menuju tempat yg sama. Tak lama, mereka telah sampai dihalaman toko milik Zahra. Di sana sudah ramai, dari kalangan sahabat Zahra, teman-teman Zahra dan Rakha pun hadir di sana.

Tanpa menunggu lama, acara tersebut dimulai. Sosok Zahra dan Azzam menjadi pusat perhatian karena mengenakan baju berwarna sama. Dan tak lama setelah acara mulai, sosok yang Zahra tunggu sedari tadi akhirnya sampai juga.

"Zahra cuuu.... makin tua aja neng, nih kado buat temenku paling woah selama ini." Ya gini ni namanya sahabat, sukanya muji disandingkan menjatuhkan.

"Kok dua sih kadonya, kan gue mintaknya satu jubedah." Tanya Zahra menatap horor kedua kado tersebut.

"Gue saranin yg kecil buka sekarang deh. Itu spesial lho dari gue sama Hendra." Tutur Hana yg makin membuat Zahra penasaran.

Tanpa menunggu lama, Zahra sudah berhasil membuka bungkus kecil itu. Dan alangkah terkejutnya ia ketika mendapat i kertas putih bertuliskan pernyataan dokter.

"Wahh... lo hamil jubedah? Sehat-sehat ya ponakan aunty... Ihh gemes, awas jangan nakal di perut mamamu yang cerewet ini." Monolognya disertai lompatan kecil, entah mengapa kok dia yg bahagia?

"Makasih onty Zahra, dedek gak nakal kok di dalam perut mama." Jawab Hana menirukan suara anak kecil dan memeluk Zahra erat.

Tak lama setelah itu, Salwa datang dengan paper bag ditangannya. Dan tak lama sosoknya berjalan mendekati Zahra.

"Selamat menua calon adik ipar Salwa, sehat selalu ya Ra. Tambah segalanya pokok, nih kado buat Zahra." Ucapan itu kembali membuat hati Zahra terenyuh dan terbawa kedalam suasana, sekali lagi ia menitihkan air mata.

"Makasih calon kakak ipar Zahra.. mbak juga sehat selalu sampai hari H sukses ya." Ucapnya menerima paper bag tersebut.

Semuanya tersenyum, seolah ikut merasakan bahagia yg tengah dirasakan Zahra. Tumpeng pembukaan pun sudah terpotong dan semua tamu telah dipersilahkan untuk menikmati hidangannya.

Hingga acara hampir usai dan para tamu pergi meninggalkan tempat acara. Hari ini merupakan hari paling beruntung buat Zahra, bagaimana tidak? Sehari aja ia mendapat banyak kejutan, mulai dari dua buah gamis incerannya hingga kado spesial dari Athifa dan juga Aditya. Dan yang terakhir kejutan paling mengagetkan dari Hana.

20 miliknya terasa sedikit warna-warni. Hingga pelangi kelabu miliknya lambat laun mulai sirna.

Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang