Revisi: 4 Juli 21
Akhirnya setelah 2 kali transit, kini Rayhan telah sampai disebuah hunian mewah nan megah yang dijaga oleh dua orang gemuk di depannya.
"Silahkan masuk, nyonya sudah menunggu anda di dalam." Ucap salah satu penjaga tersebut
Maaf nih ya, di Kairo tapi tetep make bahasa Indonesia. Peace ✌🏻
Dengan langkah gagahnya, Rayhan memasuki rumah tersebut.
"Selamat pagi tuan muda, mari saya hantar tuan muda menemui nyonya besar." Sapa pria yang merupakan orang kepercayaan mendiang kakeknya tersebut.
"Berhenti panggil saya tuan muda! Saya tidak suka! Bapak paham?" Jelas Rayhan berlalu meninggalkan pria tersebut.
Belum sempat kakinya sampai ke tempat tujuan, kini ia sudah didatangi oleh nyonya besar tersebut.
"Selamat pagi Ray, apa kabar kamu setelah sekian tahun tidak bertemu mommy ?" Tanya nyonya besar tersebut kepada Rayhan.
"Maaf, apa yang perlu mommy bicarakan dengan saya?" Tanya balik Rayhan dan melupakan pertanyaan nyonya besar.
"Apa kau tidak bisa menghormati mommy sekali saja?" Gerutu nyonya besar.
"Saya melakukan apa yang mommy lakukan pada saya!" Bela Rayhan pada dirinya sendiri.
Sebelum berbicara lebih lanjut, Rayhan dibawa oleh nyonya besar ke ruangan pribadi miliknya. Ya, nyonya besar adalah mommy dari Rayhan. Azeeza namanya. Lantas siapakah Renata? Semua akan terjawab di part-part tentang Rayhan.
"Apa yang ingin mommy bicarakan?" Tanya Rayhan sekali lagi secara langsung.
"Mommy ingin membicarakan tentang harta warisan kakek mu Ray," jawab mommy tersenyum pada Rayhan.
"Kenapa harus saya?" Tanya Rayhan menunjukkan ekspresi kurang setuju.
"Karena kamu satu-satunya anak laki-laki mommy, kata kakek mu warisan ini akan jatuh pada cucu laki-lakinya." Jelas mommy yang sesekali tersenyum hangat dibalik sifat tegasnya tersebut.
"Bukankah saya disuruh kembali hanya untuk membicarakan masalah perusahaan kakek?" Tanya Rayhan mengingat kembali pesan kakeknya beberapa tahun silam.
"Tapi jika kamu mengurus perusahaan kakek, maka kamu harus bersedia menetap disini." Jawab mommy tersenyum mendengar pertanyaan Rayhan. "Dan kamu harus bersedia meninggalkan Aisyah, Rikha, bunda, juga pa--, ayahmu." Lanjut mommy.
"Maaf, tapi saya tidak bisa melakukan hal tersebut, saya tidak ingin meninggalkan mereka." Jawab Rayhan berdiri dari duduknya.
"Apa mommy tidak ingin bertemu ayah juga bunda?" Pertanyaan tersebut singkat tapi begitu menusuk bagi mommy.
----
-----
"Mommy mohon, jangan mengembalikan pertanyaan. Mommy hanya menyuruh kamu datang dan menetap disini selama 2 tahun. 2 tahun saja tinggal bersama mommy, apakah itu sulit?" Tanya mommy menahan senyum kesedihan tersebut.
Rayhan terdiam, apa yang dikatakan mommy Zee tersebut benar. Ia hanya diminta tinggal ± selama 2 tahun bersama mommy. Awalnya ia merasa berat hati, tapi kenapa ia tidak mencoba kembali memperbaiki segala sesuatu yang ada?
"Akan Rayhan usahakan mom, maafkan Ray." Celetuk Rayhan tertunduk diam.
"Sudah malam, sebaiknya kamu kembali ke kamar dan membersihkan diri. Setelah itu istirahatlah, biar nanti makan malam mu diantar ke kamar." Suruh mommy yang bangkit dan membukakan pintu untuk Rayhan.
Rayhan mengerti, ia pun segera bangun dari duduknya dan mulai menelusuri lorong demi lorong rumah tersebut. Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengingat di sebelah mana kamarnya berada.
Ia mulai masuk ke dalam kamar tersebut, tidak ada yang berubah dari tampilannya. Hanya saja ada beberapa hal yang baru yang terpajang di kamar tersebut.
Setelah membersihkan diri, Rayhan memutuskan untuk langsung beristirahat. Ia menatap kosong langit-langit kamar tersebut.
"Apa gue keterlaluan ya?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Bodoh! Harusnya gue gak bilang gitu ke mommy." Monolog Rayhan yang kesal dengan dirinya.
"Harusnya gue bisa menghargai perasaan mommy, gak seharusnya gue ngomong gitu ke mommy." Lanjutnya memukul angin dihadapannya.
"Rayhan lo bodoh banget sih," geramnya sambil menjambak rambutnya.
Setelah merasa cukup mendingan dengan suasana hatinya, Rayhan lantas pergi ke kamar mommy Zee.
"Mommy, Rayhan minta maaf."
"Rayhan mengaku salah,"
"Tidak seharusnya Rayhan bertanya seperti itu pada mommy."
"Seharusnya Rayhan bisa lebih menghargai hati mommy, maafkan Rayhan." Kata-kata tersebut meluncur bebas dari mulut Rayhan.
Jika di rumah ia dikenal dengan pribadi yang ramah dan murah senyum, berbeda dengan disini. Disini Rayhan dididik untuk menjadi seseorang yang bersikap tegas, dan didikan itu berhasil membuat Rayhan menjadi laki-laki dengan sifat tidak mau tahunya.
"Rayhan, mommy tahu kamu tidak sengaja menanyakan hak tersebut. Mommy bisa memaklumi, tidak ada yang perlu dimaafkan. Kamu tidak salah, setelah ini turun. Kita akan makan malam bersama keluarga besar." Ucap mommy mengelus lembut pundak Rayhan.
Makan malam berlangsung meriah, Rayhan yang tidak terlalu suka keramaian itupun hanya bisa tersenyum canggung. Berusaha tampil ramah walau sebenarnya hatinya menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra's Love Story [Selesai]
Novela Juvenil61 Bagian Dari 78 Semuanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. "Memang siapa yang ingin meminta saya?" Lagi-lagi Zahra kembali bertanya. "Kalau itu saya akankah kamu menerimanya?" Jawab Rayhan setelah sekian banyak MBULET dengan ucapannya. "Datan...