Acara mengecat dan menanam kembali di lakukan. Aku menatap ke depan melihat dinding berwarna biru-bingung harus melukis apa? Melirik April, gadis itu melukis bunga yang indah lalu di bantu oleh Judy--mewarnai.
"Atma, kau belum menggambar sesuatu?"tanya Niall padaku. Aku terkejut kalau Niall sudah ada di sampingku. Jantungku hampir saja mau melompat. Pemuda blonde bernetra biru itu menatap ku,"gambar anime aja!"usul Niall.
"Loh memangnya Atma, tidak bisa menggambar bunga?"sahut Judy melihat kami berdua.
"Kalau nggak bisa gambar bunga, aku, April, Pak Sam dan Haru yang gambar."kata Judy.
Pak Sam yang menggambar bunga mawar indah menoleh ke arahku, tersenyum, "yah, kau gambar anime aja."
"Ta-tapi kalau cewek aku nggak bisa! Bisanya cowok!"ucapku jujur. Aneh sekali, aku hanya bisa gambar orang dan itu pun harus cowok. Kalau cewek nggak bisa apalagi gambar bunga, tambah parah. Skill menggambar ku lebih unggul di laki-laki.
"Posenya bagaimana?"tanyaku.
"Menatap langit aja atau menatap ke depan!"sahut Dimas. Seketika bayangan di pikiranku muncul setumpuk, mengulum senyum.
Kuas dan warna mulai menggores ke dinding. Haru membenarkan kamera agar bisa menangkap gambar yang bagus. Aku dan April begitu serius menggambar, lagi asiknya melukis ada-ada saja kelakuan tidak terduga seperti Dimas. Di bawah ia hanya mengawasi tidak membantuku sama Zulfa. Sekarang main usil.
Kau tahu, aku asik melukis bagian rambut. Dimas mendekatiku menyuruh menoleh, aku nggak mau akhirnya kuas yang di genggamnya mencoreng cat ke pipi. Sontak saja, aku menoleh dengan mata melotot.
"Dimas! Pipiku kena cat nih!"teriakku tepat di depan wajahnya, bodoh amat aku. Pemuda itu malah ketawa-ketiwi.
Aku ingin membalas dendam padanya malah ia kabur. Judy menggeleng melihat kelakuan Dimas yang ada-ada saja.
"Haru, tangkap Dimas. Aku akan menggambar kumis di wajahnya!"ucapku geram menyunggingkan senyum miring, menunjukkan sedikit gigi gensul taring seperti vampir.
Dimas yang melihat itu ngeri dan pemuda blonde hair berhasil menangkap Dimas dengan memeluknya dari belakang. Niall tertawa senang seperti ia senang melihat orang tersiksa. Semua yang ada di kelas tertawa dan mendukungku. Pak Sam mengeluarkan ponselnya, merekam.
Niall meminta Haru untuk mencekal Dimas agar tidak kabur. Kepala Dimas di cekal kuat oleh Haru agar tidak menoleh ke kanan-kiri. Jadi aku akan menjadi penata rias dadakan.
"Jangan gerak entar kumis mu bakal ke ujung pipi kanan-kiri loh!"ucapku terkekeh memulai merias wajah Dimas.
Pemuda yang selalu membuat rusuh dengan Fian Xian Lu atau sama Jesse meminta ku untuk menghentikan aksi merias wajah dengan cat. Aku mah nggak peduli sekali gores cat di pipi ku, balasannya adalah harus terima riasan dadakan dariku. Haru dan Niall menahan tawa,saat aku sudah selesai merias wajah.
Semua orang tertawa melihat wajah Dimas dengan kumis super tebal dan alis seperti kartun Shincan. Pak Sam memberikan ponsel ke Dimas. Pemuda itu menatapku sinis sedangkan aku tersenyum penuh kemenangan. Memang balasan yang tidak main-main.
"Dimas kayak bapak shincan bahahaha!"tawa April.
Dimas melihat kamera ponsel Pak Sam melotot tidak percaya apa yang ia lihat. "Wah wajah gue! Kok jadi gini!!"teriaknya sampai terdengar di luar kelas pasti teman-teman lain yang ada di bawah, mendengar teriakan Dimas.
"Selera mu tinggi juga, Atma."kata Judy sedikit menyindir Dimas.
Pemuda itu sama sekali tidak terlihat mengantuk lebih cenderung semangat tanpa ada rasa kantuk sama sekali. Judy sesekali membenarkan kacamata yang melorot.
![](https://img.wattpad.com/cover/249394967-288-k520589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Aneh [END]
Fantasy{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [PERHATIAN ⚠️ BEBERAPA PART DI HAPUS ACAK KARENA SEKOLAH ANEH SUDAH PINDAH KE INNOVEL/DREAM. RASAKAN BACA SEKOL...