25. Merias Wajah

336 75 10
                                    

Deretan meja dan kursi sudah tersedia, Haru meletakkan masing-masing make up di atas meja. Ada make up umum yang sering di pakai sebab Haru tahu, kalau rata-rata anak laki-laki kurang tahu fungsi make up perempuan jadi Haru meletakkan bedak, lipstik, pensil alis dan blason.

"Sekarang ketua lombanya Haru bukan Judy lagi?"komentar Dimas melirik Judy lalu Haru.

"Terus siapa peserta 1,2,3 dan empatnya, Ru?"tanya April.

Pemuda tersebut merogoh saku celananya mengeluarkan secarik kertas yang ku pastikan daftar nama murid. Ternyata Haru sudah menyiapkan semua kemarin malam setelah kejadian dimana aku membalas dendam merias wajah Dimas. Sungguh kemarin dan hari ini adalah hari yang membuatku senang.

Bagaimana tidak senang? Kemarin aku membalas dendam ku pada Dimas lalu esoknya balas dendam ke Mas Taiga.

Haru mulai membacakan kertas tersebut sebagai peserta pertama dan siapa yang merias adalah Jesse dan Dimas. Sontak saja mereka berdua kaget serta memprotes.

"Kok lu bikin gue sama dia nempel terus sih? Har. Awas aja lo!"kata Dimas nggak terima.

"Mending aku ambek Yugo saja daripada karo awakmu!"kata Jesse kesal. Aku hanya menggeleng melihat keduanya selalu saja heran sampai heran kenapa mereka tidak bisa akrab. Akrabnya setengah-setengah.

"Tidak perlu bertengkar buruan ke sana!"kata Haku menyuruh mereka berdua duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Jesse yang merias Dimas,"kata Haru. Mata Dimas melotot seolah ingin membunuh Haru, pemuda berkacamata itu hanya tersenyum tipis lalu membisikkan sesuatu di telinga Dimas.

Aku jadi penasaran apa yang di bisikkan oleh Haru. Yuli, lagi-lagi bicara seolah memberitahuku apa yang di bisikkan oleh Haru lebih tepatnya inti bisikkan.

"Nanti gantian!"celetuk Yuli.

  Para laki-laki tertawa dan seolah hari ini hari yang memalukan. Para gadis sebagai penonton lomba terlebih dahulu. Kami berempat ingin tahu siapa yang paling jago merias wajah dengan mata tertutup, hahaha. Pasti ini adalah sebuah tantangan besar buat kaum Adam. Apalagi mereka semua rata-rata tidak pernah memakai make up.

Deretan nama peserta make up;
-Jesse(merias) + Dimas (pelanggan)
-Daniel             + Niall
-Dewa             + Yugo
-Rudy              +Judy

"Adik kakak nih yah, semangat!"ucap Yuli sedikit menggoda.

Zulfa menebak kalau Judy sebagai perias maka Judy akan menang. Aku yang mendengar itu menoleh ke Zulfa sebab gadis itu yakin sekali kalau Judy sebagai perias akan menang.

"Kenapa kau berpikir begitu?"tanyaku menoleh ke Zulfa. Gadis itu menatap ku sejenak lalu melihat lomba yang sebentar lagi akan di mulai. Zulfa menghela nafas sejenak, "karena Judy sering bermimpi dan sering lucied dream. Jadi dia sangat peka dengan benda sekitarnya kalau matanya tertutup secara tidak langsung gambaran imajinasinya akan muncul!"jelas Zulfa mengacungkan jari telunjuk ke atas.

"Nah, yang di katakan oleh Zulfa benar!"sahut April di sebelahku. Pandang mataku melihat mereka berdelapan berhadapan dengan lawannya. Mata mereka sudah di tutup kain.

Haru memberikan aba-aba mulai dengan segera mereka berdelapan mengambil peralatan make up di atas meja. Yang menonton tertawa ngakak dan pelanggan juga protes. Ada lipstiknya sampai ke pipi-pipi. Aku tertawa melihat tingkah laku mereka serta bedak yang terlalu tebal mirip seperti anak kecil umur 5-8 tahun.

"Oi yang bener anju! Kalau mau make up orang!"protes Dimas ke Jesse.

Gigi Jesse menggertak kesal mendengar omelan,"bacot! Nggak tahu apa? Mata ku gelap tertutup kain!"omel balik Jesse menyuruh Dimas biar nggak noleh ke kanan-kiri.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang