43. Kabar Buruk

259 45 5
                                    

Tidurku sedikit terusik karena bayangan-bayangan buruk yang tiba-tiba masuk ke dalam pikiranku. Sudah menghadap ke kanan-kiri tapi bayangan itu selalu datang sehingga. "AAA!"teriak ku terbangun dari tidur, jantung rasanya berdebar-debar tidak karuan. Menoleh ke arah nakas di mana ada ponsel, ku raih ponsel itu melihat jam yang masih pukul 04.15. Adzan subuh sudah lewat.

Aku diam sejenak masih berpikir tentang mimpi barusan sesekali menguap karena rasa kantuk masih terasa. Segera beranjak dari kasur lalu masuk ke kamar mandi membersihkan diri sekaligus mengambil air wudhu salat subuh.

  Mentari sudah mulai muncul dari tempat persembunyiannya. Aku memandang pantulan cermin membenahi rambut panjang yang agak susah di rapikan. Dalam waktu menit bahkan jam apalagi kalau mode  pusing tujuh keliling dengan sendirinya rambutku bakal acak-acak kan kayak gembel.

Kreek....

Pintu terbuka dengan gembiranya Mas Taiga masuk dan sudah menyiapkan banyak rencana seketika wajah gembiranya tergantikan kecewa melihatku sudah siap-siap pergi ke sekolah.

"Tumben udah siap-siap awal?"Tanya Mas Taiga yang sibuk membenahi kuncir an.

"Ya iyalah, bangun awal itu menguntungkan. Aku nggak akan jatuh dari kasur dari kakak laknat, Putra Taiga Satria."kataku sembari mencibir Mas Taiga. Aku berusaha untuk menguncir rambut dengan gaya berbeda, susah banget sih. Rambut terus keluar dan terlihat jelek.

Mas Taiga merampas ikat rambut ku,"sini! Aku benerin! Susah banget kuncir rambut sendiri. Lu cewek atau cowok sih, gue curiga."kata Mas Taiga menyipitkan sebelah mata, tangan nya mengambil sisir dan menyisir rambut yang sedikit alot membuatku merintih kesakitan.

"Mas! Pelan-pelan dong! Kalau rambutku copot dan gundul, gimana?"protes ku menahan rasa sakit yang menjalar ke tulang kepala tengkorak.

"Ini rambut atau apa seh? Alot ngalahin ayam tua aja!"kata Mas Taiga ingin rasanya memakan dia.

"Mau di kuncir kayak apa? Putri Elsa, ikemen kerajaan terdahulu, Rapunzel, atau kuncir poni atas?" aku menepuk bahu Mas Taiga keras,"yang bener nawarin, nggak asal aja!"protes ku.

"Itu aja, ikemen. Yang biasanya Mas Taiga gaya kuncir itu!"kata ku. Mas Taiga menyisir rambut ku lagi agar terlihat rapih, seulas senyum terukir jelas di sudut bibir.

Mendapatkan babu di pagi hari enak juga ya?--batinku kegirangan.

"Nah udah, aku kuncir rapih."kata Mas Taiga memberikan sisir sekaligus rontok kan rambut. Aku kaget, melihat rontok kan rambut yang bagiku banyak,"masya allah, ini bekas sisiran atau potongan rambut!"ucapku kaget melihat rontok rambut yang lumayan.

Mas Taiga berhenti di ambang pintu, menoleh,"waktunya perawatan rambut. Rambutmu kurang vitamin."katanya berlalu pergi.

   Di meja makan kami satu keluarga tengah sarapan pagi seperti aktivitas biasa. Ayah bertanya padaku tentang hasil rekaman kemarin bersama anak indigo. Aku menjelaskan kalau kami belum menemukan misteri yang terbongkar.

"Tapi aku berhasil menemukan seseorang yang mengawasi ku dan Zulfa. Tanpa berpikir panjang lagi, aku mengejar orang itu dan menghilang entah kemana?"jelas ku dikit. Mas Daniel menoleh ke arahku, datar,"itu bahaya! Lain kali jangan memutuskan diri sendiri ! Entar kalau kau ikut di bawa orang itu. Waktu penyelamatan, aku bakal jewer telingamu!"ucap Mas Daniel memarahiku di awal hari baru.

Ini menjengkelkan.

Aku menatap Mas Daniel tukang makan lekat. "Jika aku tidak mengejar orang itu! Kita semua nggak bakal tahu, siapa pelaku di balik pot yang hampir membuat April celaka!"

Mama mencoba menenangkan kami berdua agar tidak memanas. "Jangan berantem! Daniel, kau jangan memarahi adikmu."tutur mama. Mas Daniel menghela nafas kasar dan memakan sarapan cepat nan kesal.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang