Jesse tersenyum manis memperlihatkan lesung pipi dan ada sedikit bolong(pacek)di sana,"biasa, aku ini memang memiliki kekuatan api."katanya,aku mengangguk mengerti.
Aku menoleh ke Haku,"kalau kau, Haku. Kekuatan mu apa?"tanyaku melihat pemuda bersurai putih.
Haku ingin angkat bicara, tiba-tiba Zulfa berteriak dan menuding di dinding bercat biru kusam. Kami menoleh ke arah tunjuk Zulfa.
Di sana ada tulisan berwarna merah darah.
Lawan aku atau kalian akan mati!
Mataku membulat sempurna melihat tulisan merah bak darah di sana. Suara gledek samar-samar terdengar, air terus turun dari langit. Cuaca yang sangat mendukung sekali. Jesse berusaha untuk memberanikan diri setelah membaca tulisan yang mengerikan.
Aku menelan ludahku susah payah semakin lama tubuhku bergetar hebat. April mengeluarkan kertas dari sakunya sampai aku berpikir berapa banyak ia menyimpan kertas-kertas dalam saku seragamnya. Pesawat kertas ia lempar ke dinding bercat darah, kertas itu jatuh ke lantai dan di sana ada bekas darah menempel.
Tandanya tulisan itu baru di buat beberapa menit yang lalu.
"Lihat di papan itu!"teriak Zulfa menunjuk ke papan.
Tulisan yang sama dengan warna merah darah. Haku menyuruh Jesse untuk mengecek apakah itu darah asli atau hanya cat warna merah darah.
"Aku nggak wani!(aku nggak berani!)"kata Jesse terlihat seperti anak gadis lalu bersembunyi di balik punggung Haku. April yang melihat itu kesal dan marah.
"Mana rasa jantan mu itu! Masa di suruh ngecek apakah itu darah asli atau bukan takut kayak gitu,"cibir April kesal.
Jesse melirik sinis ke April,"gini-gini aku berani tahu!"elaknya yang jelas ia sangat ketakutan, kedua kakinya aja sampai bergetar nggak ketulungan.
'Semoga saja, dia nggak kencing di celana beneran'-batinku.
"Kalau berani. Check sono! Tunjukkan rasa jantan lu. Apa jangan-jangan lu laki-laki jadian lagi!"kata April menunjuk pemuda berambut merah itu yang tidak-tidak. Aku hanya bisa menggeleng melihat mereka yang bertengkar karena masalah sepele.
Jesse mengembung kan kedua pipinya, mode ngambek. Sumpah, aku yang lihat mimik Jesse pengen banget ketawa gitu. Haku hanya tersenyum tipis memberi dukungan Jesse berjalan menuju ke papan.
Pemuda itu berdiri tepat di depan papan dan menggosok tulisan itu dengan jari telunjuknya.
"Bagaimana Jesse?!"kata Zulfa penasaran.
Jesse tertawa kecil, berbalik badan ingin berkata tapi tiba-tiba badan Jesse terpental menabrak papan tulis hingga papan itu terbelah menjadi dua bagian. Sontak saja kami berlima terkejut.
"Jesse!"teriak kami berlima.
Lalu Zulfa tiba-tiba terpental menabrak jendela sangat kuat hingga jendelanya retak. Gadis itu berusaha untuk menahan rasa sakit di punggungnya.
"Zulfa!"kami bertiga segera membantu Zulfa.
"Ada darah!"kataku. Yuli ingin menyanyikan lagu tetapi suaranya tiba-tiba hilang. Ia memegang leher menatap aku dan April bergantian.
"Ada apa Yul?"tanya April. Yuli menggunakan bahasa isyarat membuat otakku loading lama. Ah, aku tidak terlalu pandai bahasa isyarat.
April terbelalak tidak percaya, aku menoleh,"ada apa?"
"Suaranya tiba-tiba menghilang,"ucapnya memandangku.
Aku bangkit berdiri melihat Haku dan Jesse sudah memasang kuda-kuda bertarung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Aneh [END]
Fantasy{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [PERHATIAN ⚠️ BEBERAPA PART DI HAPUS ACAK KARENA SEKOLAH ANEH SUDAH PINDAH KE INNOVEL/DREAM. RASAKAN BACA SEKOL...