39. Lab Room

265 48 5
                                    

Mobil berhenti di bangunan yang sudah terbengkalai. Jesse menoleh ke kanan dan berkata nada terkejut,"markas Black Hawk!"pekiknya membuat arah mata kami tertuju ke pemuda berambut merah maron.

Mas Fajar melepaskan sabuk pengaman menoleh ke belakang,"jadi kau tahu, bangunan ini?"Jesse mengangguk pelan.

"Aku pernah memasukinya karena rasa penasaran. Dan aku masih ingat kalau bangunan ini masih ada orang yang berjaga, aku yakin itu!"ucap Jesse yakin melihat bangunan terbengkalai tersebut.

Kami berenam memasuki bangunan yang bisa di kata besar. Dinding nya sudah banyak sarang laba-laba, lumut, kaca yang pecah, tumbuhan-tumbuhan liar. Langkah kami terus memasuki bangunan yang memiliki ruangan luas, begitu banyak ruangan-ruangan kecil seperti kamar. Mas Daniel mengecek kamar-kamar begitu pun Mas Fajar, Jesse dan Haku.

April melihat ada tangga menuju ke lantai atas sebelum itu aku menemukan dua pintu lebar bertuliskan 'lab room'. Aku mencoba membuka pintunya tapi tidak bisa, ini seperti di kunci dari dalam. Mas Fajar mencoba membuka pintu tetapi tetap saja tidak bisa.

"Ini aneh,"kata Mas Daniel,"tempat yang lama di tinggal harusnya pintu tidak di kunci dan,"lanjutnya memegang pintu lab,"bahkan pintu ini seperti terawat baik hanya saja ada beberapa seperti ganggang pintu, letak gembok dan pinggiran pintu dibiarkan berkarat dan di penuhi sarang laba-laba serta debu."tangan Daniel penuh debu menempel di telapak tangannya segera ia bersihkan dengan menepuk kedua tangan sehingga membuat debu-debu tersebut hilang dan terbang di udara.

Jesse memegang dagu, menunduk kepala sedang memikirkan sesuatu. Mas Fajar mencoba mengecek sekitar mencari keganjalan yang lain. Aku melihat-lihat bangunan ini secara detail, dahi ku berkerut samar. Entah mengapa aku merasa mengenal bangunan ini sebelumnya,"apa aku pernah datang ke sini?"gumam ku pelan dan April menoleh ke arahku berhasil menangkap apa yang ku gumam kan.

"Kau pernah datang ke sini?"tanya April membuatku sedikit terkejut menoleh ke gadis berambut keriting gantung.

"Apa jangan-jangan orang yang pernah aku lihat itu adalah penjaga bangunan ini!"seru Jesse membuat kami semua tertuju ke arah pemuda berambut merah tersebut.

"Kau yakin?"kata April masih meragukan ucapan Jesse.

"Jesse pernah datang kesini dan tidak sengaja melihat orang yang beroperasi di bangunan ini,"kata Haku dengan tingkat kewaspadaan tinggi.

Mas Daniel berusaha untuk membuka pintu lab dengan cara mendobrak.

Brak!

Brak!

Brak!

Dobrakan Mas Daniel seperti nya kurang ampuh untuk membuka pintu tersebut. Haku menyuruh Mas Daniel menyingkir, ia mengeluarkan kekuatan esnya ke pintu tersebut. Aku melihat pintu sudah perlahan membeku terutama di bagian ganggang pintu itu. Pemuda bersurai abu-abu menghentikan kekuatannya dan menyuruh Mas Daniel, Jesse dan Mas Fajar mendobrak pintu kuat-kuat.

BRAK!

Dua pintu tersebut langsung terbuka lebar-lebar sampai pintu sebelah kanan hampir roboh. Aku dan April hanya bisa melebarkan mata seraya membuka mulut lebar, sungguh tenaga yang kuat. Kami masuk ke dalam ruangan lab yang berisikan banyak barang sains, tirai, suntikan, senter, pakaian seperti di rumah sakit yang di gantung sebelah lemari. April menekan salah satu saklar untuk menyalakan lampu tetapi bukan lampu ruangan yang menyala. Akan tetapi lampu di balik tirai.

Mas Fajar membuka tirai lebar-lebar terkejut bukan main. Tidak hanya Mas Fajar yang terkejut melainkan semua di sini terkejut melihat ada manusia yang terbaring di atas kasur itu. April dan aku saling berdempetan menggenggam tangan, takut. Kami berdua menelan silva susah payah melihat tubuh manusia terbaring di sana dan masih lengkap anggota tubuhnya.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang