55. Story

226 49 10
                                    

  Langit hampir gelap lampu-lampu mulai menyala menerangi jalanan. Kendaraan mulai memadati jalan raya, asap dari kenalpot kendaraan mulai mengepul ke udara,hitam. Sekolah megah yang sepi dan terlihat menyeramkan. Kami semua sudah berkumpul sembari bercerita soal penyebaran brosur tadi di setiap sekolah di tuju. Hari sebentar lagi akan gelap dan aku merasa semua orang memang memandang sekolah ini 'garis merah'. Apalagi sebentar lagi sekolah ini bakal di tutup.

Niall terpaksa mengeluarkan kekuatan teleport agar semua brosur berada di tas mereka. Tidak ada pilihan lagi selain itu. Dari kebanyakan cerita rata-rata semua mendapatkan cibiran tidak enak seperti aku tadi. Sampai sekarang suasana hatiku masih tidak enak bercampur kesal. Mas Daniel berkali-kali bertanya padaku dan jawaban ku hanya menggeleng pelan.

Haku menghela nafas kasar,"doakan saja, mereka ada yang bersekolah disini."katanya menatap sudut sekolah yang besar dan megah. Mata kami melihat sekolah yang hanya di tempati enam belas murid,1-E. Misteri sekolah ini belum sepenuh nya terkuak tuntas.

Hanya ada satu masalah sudah terselesaikan dan masih banyak yang belum terselesaikan. Aku menoleh melihat Alvin sedari tadi memerhatikan ku, pandangan tajam nya seolah tidak mengalihkan perhatian dari ku. Ingin sekali bertanya pada Alvin akan tetapi Mas Daniel, berkata,"bentar lagi, Mas Taiga datang ke sekolah."

"Sekarang jam berapa?"pemuda itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 17.13 Wib. Malam bentar lagi tiba dan adzan magrib akan berkumandang.

Teman-teman segera pamit balik ke rumah. Haku bertanya ke Alvin tentang operasi malam di sekolah buat mencari misteri atau keganjalan hal lainnya.

"Rudy! Beri salam ke Judy ya!"seru Jesse tersenyum ke pemuda berkacamata yang sudah berada di atas sepeda motor memasang helm. Rudy mengacungkan jempol dari atas sepeda motor sembari menyalakan mesin kendaraannya.

"Nanti aku kasih kabar tentang Judy!"jawab Rudy di balas angguk kan lalu pemuda tersebut melajukan sepeda motor matic keluar dari gerbang. Belum lama kemudian mobil hitam berhenti di depan gerbang.

Aku pamit sama mereka semua dan April juga pamit sebab ayahnya sudah datang, tidak lupa melambaikan tangan sampai jumpa. Gadis berambut panjang keriting itu bilang,"hati-hati kalian! Atma dan Daniel."tersenyum ke arah kami.

"Kau juga hati-hati April!"balasku tersenyum lalu membuka pintu mobil kursi depan.

  Roda mobil berputar di atas aspal mulus. Malam sudah mulai gelap, lampu-lampu mulai dinyalakan. Di dalam mobil hanya ada suara bising dari renyah-an snack yang dimakan oleh Mas Daniel. Tukang makan memang begitu selalu aja mencari makanan ringan untuk di coba dan herannya Mas Daniel begitu cepat menurunkan berat badan. Padahal berat badannya mudah bertambah dan sangat sulit nurunin berat badan dalam hitungan bulan apalagi hari.

Aku hanya merasa heran saja dan tidak ada pemikiran lain tentang hal itu. Bagaimana bisa menuruni berat badan hanya beberapa hari saja, itu berlaku buat Mas Daniel. Ekor mata melirik pemuda pirang tengah fokus menyetir. Kalau Mas Taiga selain hobi membeli es krim couple dan menjadikan adiknya sebagai pacar dadakan. Tenaga Mas Taiga cukup bisa dikatakan banyak tenaga apalagi memukul walau pelan tapi tetap saja seperti ada tenaga dalam lain.

  Mobil sudah sampai depan rumah kami berdua segera turun. Pemuda berambut pirang tersebut harus ke kantor Mas Daisuke buat mengembalikan mobil serta ada urusan lain. Ia menyunggingkan senyuman manis padaku.

"Jangan kangen, kalau aku pulangnya bakal lama."ucap Mas Taiga kepedean membuatku hampir muntah.

"Idih, siapa juga yang kangen sama dirimu?!"balasku memalingkan wajah terdengar suara tawa kecil dalam mobil lalu kaca mobil tersebut tertutup rapat kemudian melajukan mobil. Aku hanya menghela nafas lalu segera masuk ke dalam rumah pasti Mas Daniel sudah masuk duluan tanpa aku tentunya.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang