Epilog

540 58 8
                                        

Tempat yang gelap gulita. Ruangan penuh dengan tumpukkan kotak kayu yang berisikan benda-benda penyelundup, penting. Tempat yang sangat sepi, pengap dan lembab. Cahaya pun tidak ada di sini, terdengar suara derap kaki menggema di setiap lorong yang dilewatinya dengan cahaya minim dari senter di genggamannya.

  Seorang pria bertubuh tinggi berjalan menelusuri ruangan ditemani oleh cahaya senter. Ini adalah ruang gudang tempat barang-barang penyelundupan. Beberapa jenis barang berada di kotak-kotak yang berjajar dan tertumpuk menjulang. Pria ini sangat pintar menyembunyikan barang-barang haram tersebut tanpa di ketahui oleh siapapun.

Pintu gudang terbuka dan segera di matikan nya senter. Penglihatannya melihat pemandangan bagus, malam yang indah. Ia menoleh melihat beberapa anak buah yang berjaga setiap malam. Sudah lama ia tidak keluar dan beraksi seperti dulu. Artian beraksi adalah melihat dan uji coba eksperimen yang di buatnya.

Ingin sekali melihat kelinci percobaannya berdiri di hadapannya dengan hasil memuaskan. Kenyataannya semua yang ia lakukan agar berhasil dengan sempurna. Benar-benar gagal dan hanya sedikit saja yang berhasil. Gigi putihnya menggertak kesal dan nafasnya tertahan lalu menghela nafas kasar.

Tatapan pria itu tajam dan begitu banyak rasa kebencian dalam dirinya serta ingin berambisi untuk menangkap beberapa kelinci percobaan yang berhasil kabur saat itu. Ia tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia dan juga harus mengikuti perintah tuannya yang selama ini memberikan sebuah kekuatan besar dalam tubuh mereka.

"Aku ingin sekali menangkap anak kekuatan emas. Kekuatan yang tidak bisa dipandang sebelah, kekuatan unknown. Dan yang paling utama adalah kekuatan sejak lahir."katanya, tersenyum miring.

-Sekolah Aneh-

       Aku membasuh muka dengan air dingin. Rasanya sangat menyegarkan, setelah membasuh muka dan mengusapkan wajah dengan handuk. Aku segera menuju ke ruang tengah, di sana ada Mas Taiga dan Mas Daniel tengah duduk di sofa seraya menonton televisi.

"Mau kemana?"tanya Mas Taiga.

"Mau keluar sebentar. Aku ingin membeli sesuatu."jawabku enteng.

"Apa kepalamu pusing?"aku menggeleng sebagai jawaban.

"Tidak mas, alhamdullilah. Tapi terkadang bayangan itu kembali lagi."ucapku perihal kejadian dua hari yang lalu.

Kepala terasa nyut-nyutan dan aku merasa sangat kecewa karena semua orang menyembunyikan kejadian itu. Bahkan Mas Fajar membisik ku perihal tentang aku bertanya soal Black Hawk. Semua yang pernah aku ceritakan dan masalah rumor Black Hawk yang amat rinci. Padahal aku masih mengarang cerita yang artinya kejadian itu sama sekali tidak  beneran nyata dan hanya itu hanya mimpi.

"Apa perlu aku antar ke supermarket?"tawar Mas Taiga. Aku menggeleng cepat.

"Oh tidak perlu. Lagipula Mas Taiga kan lihat anime tuh, sayang kalau dilewatkan."ucapku melirik ke layar televisi lalu berpamitan, berjalan cepat.

     Pagi ini rencana ku adalah membeli kripik kentang atau lebih tepatnya camilan. Dan aku juga butuh beberapa minuman rasa karena lidah ku ini ingin minuman berbagai rasa kecuali soda. Karena aku tidak terlalu suka minuman soda. Pintu supermarket ku buka dan disambut oleh pelayanan ramah.

Pandanganku menyapu seluruh sudut ruangan dan segera mengambil kebutuhanku serta keperluan barang setiap bulan. Jadi perempuan itu sedikit merepotkan. Berasa sudah cukup dan uang yang ku hitung sebelum datang ke sini, lebih. Segera ku bawah ke kasir. Suara mesin kasir terdengar, mesin itu memasukkan nama barang, harga dan total yang berada di pojok kanan kanan. Tidak lama kemudian struk belanja keluar dari mesin kecil di sampingnya.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang