03. Somplak

1K 140 115
                                    

"Kalau aku berkata murid 1E memiliki kekuatan seperti cerita fantasi. Apa kau percaya?"tanyanya tiba-tiba membuat langkahku berhenti menatap April tidak mengerti.

"Apa? Kekuatan hahaha, apa kau bercanda? Aku merasa kalau aku berada di cerita fantasi,"ucapku tidak percaya,menggeleng sambil tertawa hambar. Aku berjalan duluan ke depan lalu menoleh ke belakang melihat April yang tersenyum.

Dia menghela nafas panjang,"baiklah, kalau gitu. Nanti kamu bakal tahu, Ma. Ayo buruan masuk ke kelas nggak baik berada di luar kelas lama-lama kalau jam udah bel masuk."kata April menyuruhku mempercepat langkah ke dalam kelas.

Aku sama sekali tidak mengerti dengan sekolah ini. Begitu banyak murid yang mati dan hilang secara misterius. Kalau aku pikir-pikir lagi pasti ada yang menyamar,tidak tahu menyamar sebagai murid atau guru atau mungkin berkedok makhluk lain.

Ah aku jadi kepikiran dengan mimpiku, apa ini azab menguping pembicaraan orang tanpa izin saat Mas Fajar menceritakan kasus tentang organisasi Black Hawk. Hatiku merasa kepo dengan kelompok organisasi itu yang benar adanya di Krias ini dan apa benar markas mereka berada di Kota Sidoarjo.

Sampai di kelas kami berdua segera menulis materi dan soal. Pensil ku mencoret-coret kertas kosong itu menjadi deretan kalimat per kalimat dan soal yang bisa dibilang jawabannya panjang.

Cuaca yang awalnya cerah kini berubah menjadi hitam tanda hujan akan turun dengan deras membasahi bumi. Ruangan kelas menjadi sedikit gelap jadi pandangan kami kurang karena cahaya yang masuk di mata juga berkurang.

Fian Xian Lu bangkit berdiri mencoba menekan saklar lampu akan tetapi tidak bisa. Empat lampu yang ada di dalam kelas sama sekali tidak berfungsi.

"Loh kok, tidak bisa nyala?"Fian Xian Lu menekan beberapa kali lampunya tidak bisa.

"Apa kau lupa? Lampu dan kipas di sini sering mati. Di benerin terus mati. Seperti nya ada makhluk halus atau orang yang merencanakan semua ini,"ucap pemuda yang duduk di pojok kanan sendiri. Ia bermuka datar, rambutnya hitam, sebelah matanya tertutup kain hampir menutup separuh wajahnya.

"Ya allah, padahal aku sudah bayar SPP bulan ini,"ucap Dimas caper.

"Awakmu nggak isok ta?nggak usah lebay kek gitu. Untung listriknya sempet di benahi daripada nggak di benahi sama sekali(kamu tidak bisa? Tidak perlu lebay seperti itu. Untung listriknya sempat di benahi daripada tidak di benahi sama sekali)."ucap Jesse nyolot ke Dimas.

"Iya-iya, lu benar. Gue salah, puas lo sekarang!"kata Dimas berkacak pinggang.

"Eh kalian nggak sadar apa? Dari tadi di amati sama guru lo. Kalau debat tidak melihat suasana anjir kayak anak gadis aja,"komentar Haru seraya membenarkan kacamata.

"Efek isi kelasnya laki semua sih jadi gitu. Dimana ada emak dimana ada anak,"celetuk Niall.

"Niall, nggak sadar kalau di sebelah bangkunya ada empat cewek,"kata Judy sambil nunjuk dua bangku yang ada empat cewek.

Aku hanya menggeleng melihat tingkah laku semua murid di sini entah mengapa rasanya hidup ini kelas.

"Ya sudah, tutup tirai jendela semuanya!"titah guru dengan segera semua murid menutup seluruh jendela.

Yang awalnya gelap tambah gelap di sini. Tiba-tiba keluar cahaya yang bersinar melebihi lampu. Aku menutup mata dan menghalangi wajahku dengan tangan, silau.

"Semua menyanyi biar nggak ngantuk!"suruh Dimas.

"Rudy, jangan nyanyi ya entar semua kena efek!"itu suara Fian Xian Lu.

"Ya, nasib ku kok nggak enak sih,"keluh Rudy.

"Aku akan mewakili kakak,"kata Judy membuat Rudy tersenyum.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang