48. Ruang Hitam

265 51 0
                                    

Mataku perlahan terbuka,mata ini masih terasa berat untuk di buka sebab ada seseorang yang tiba-tiba menarik ku dan di bungkam oleh sapu tangan yang ada obat tidur.

"Duh, apa yang seb-"ucapku terhenti saat penglihatan ku melihat semua nya hitam melompong, tidak ada benda atau lainya. Aku menoleh ke kanan dan kiri merasa takut, di sini tidak ada siapapun selain diriku.

Aku memegang kedua kaki, memeluk. Dalam hatiku berkata, aku dimana? Dan siapa menarik tangan ku di tempat gulita ini bahkan aku sama sekali tidak menemukan jendela, celah-celah ventilasi, kardus atau semacamnya. Tempat apa ini yang ku pijak. Hati ku terus menerus berteriak meminta tolong.

"Sudah, bangun. Puas tidur?"

Ucap seseorang bernada dingin dan menyeramkan, suara serak seperti suara seorang pria dewasa. Aku menelan ludah susah payah dan mempererat memeluk kedua kaki. Tingkat kewaspadaan ku bertambah melihat sekeliling masih hitam, tidak ada penerangan. Mencari siapa pemilik suara itu? Percuma saja, karena ruangan ini hitam.

"Tidak ku sangka orang yang berani mengejar ku, kemarin. Sebenarnya orang penakut seperti ini,"ucapnya terkekeh membuat tubuhku seketika menegang mendengar nada bicara pria itu, mengerikan.

Mata terbelalak mendengar apa yang barusan pria misterius itu katakan. Kemarin? Oh jadi dia adalah orang yang aku kejar dan sekarang dia menculik ku. Memberikan obat tidur dan membawaku di tempat gelap seperti ini.

Sialan!

Rasa takut di dalam tubuh ku ini segera aku singkirkan jauh-jauh. Aku mencoba untuk tidak takut pada orang yang berani menculik ku serta menjatuhkan pot untuk mencelakai April. Serta aku yakin kalau pelakunya orang ini.

"Kau pasti orang yang menjatuhkan pot waktu itu kan?"tuduh ku langsung padanya. Tiba-tiba suara tawa menggelegar memenuhi tempat ini membuat tubuhku menegang dan kaget. Aura menyeramkan sangat terasa seperti nya, orang ini tidak bisa di pandang sebelah mata. Aku harus waspada, aku tidak mau mati di sini.

"Hahahaha!"

"Tidak!"ucapnya tegas membuat ku kaget. Apa pendengaran ku tidak salah, ia mengucapkan kata "tidak". 

"Katakan sekali lagi! Aku tidak mendengar mu!"ucapku sedikit kesal. Pria itu malah tertawa mengerikan lalu berhenti tertawa membuat aku merasa dalam 'bahaya'.  Merasa ada sepasang mata yang mengawasi ku, sayangnya aku hanya bisa menebak--tidak tahu dimana pria itu berdiri dan duduk di mana yang jelas dia sedang mengawasi ku.

"Tidak ku sangka kau bisa mengatakan itu dengan mulut mu itu!"ucapnya menekan. Tiba-tiba saja tubuh ku terdorong menabrak dinding hitam, mataku terbelalak melihat dua bilah pisau menancap di sisi kanan-kiri, tinggal satu cm dua pisau itu akan menancap di telingaku.

Kedua mata melebar tidak percaya, apa yang baru saja terjadi di waktu yang sangat cepat. Suara tawa pria itu semakin menjadi menyeramkan membuat ku semakin ketakutan dan berpikir ke suatu hal 'negatif'.

"Kenapa kau menjadi diam ha? Apa kau tidak menyuruhku lagi, gadis cantik?"ucap pria tersebut menggoda dan ada satu bilah pisau dingin yang menyentuh dagu ku, mendongak. Aku melihat di sana ada dua pasang mata menyeramkan.

"Aaa!"teriakku ingin menundukkan kepala dengan cepat pria di dalam kegelapan ini membentak ku,"APA KAU INGIN MATI HA!"lantangnya.

Jadi aku tidak bisa menunduk atau menoleh ke kanan dan ke kiri, sebab tiga bagian itu sudah ada tiga bilah pisau. Aku tidak kuat menahan kepala yang mendongak seperti ini apalagi melihat bola mata yang mengerikan di atas sana. Mirip mata buto ijo tetapi ini lebih menyeramkan dari buto ijo.

Menelan ludah saja sudah merasa sakit. Dalam hatiku terus menggerutu kesal siapa orang ini seandainya aku memiliki kekuatan seperti anak kelas 1-E. Aku tidak akan segan-segan menghabisi pria yang berani menculik ku seenak jidat dan membawa ku ke tempat ini.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang