05: Super Market

797 136 98
                                    

Roda berputar begitu cepat, melaju menerobos jalanan basah. Akibat hujan deras yang tidak kunjung berhenti jalanan menjadi sepi dan ada beberapa kendaraan yang melintas. Mataku melihat luar jendela dengan menopang dagu. Aku sedang berpikir tentang sekolah baru yang selama 9 jam ada di sana. Begitu banyak keganjalan.

Apa ayah sengaja memasukkan ku dan Mas Daniel di sana?. Ku lirik, mas laknat yang di sampingku sibuk menyetir.

"Bagaimana sekolah barunya, seru bukan?"tanyanya.

Aku sebenarnya malas buat ngejawab tapi Mas Daniel sibuk memakan camilan yang selalu sedia di mobil milik Mas Daisuke. Keluargaku yang cuman punya mobil adalah Mas Daisuke kalau Mas Fajar, mobil Dinas kepolisian.

"Aneh,"ucapku singkat.

"Apa aneh?maksudnya?"tanya Mas Taiga balik sembari melirikku bentar lalu menatap ke depan.

"Sekolah itu aneh, Mas Taiga. Dan banyak sekali misterinya. Coba Mas bayangkan, di sekolah itu berisikan 14 murid yang memiliki kekuatan terus kata Kepsek kalau ada dua kelas. Aku cuman lihat kelas 1-E saja, tidak ada kelas tetangga hanya 1-E. Waktu istirahat juga sepi,"kataku menceritakan singkat tantang sekolah aneh itu, aku menoleh ke Mas Taiga,"apa kau percaya?"

Ia menghela nafas panjang lalu angkat bicara,"percaya aja deh. Pasti kau berhalusinasi lagi,"ucapnya enteng tanpa dosa sedikit pun.

"APA JAWABAN MACAM APA ITU! Wah parah, Mas Taiga!"ucapku lantang, menggeleng mengalihkan perhatian kembali menatap luar jendela mobil.

"Apa kau tidak bisa mengecilkan volume suaramu? Telingaku hampir tuli!"protes Mas Taiga tapi aku mah bodoh amat.

Daniel yang selesai menghabiskan dua camilan lalu menyibukkan diri bermain game,"Atma, waktu di sekolah juga teriak. Mungkin suasana hatinya tidak baik perlu makan ice krim."katanya. Aku menoleh ke belakang, datar.

"Bukannya kau yang pengen makan ice krim? Kenapa kau menjadikanku kambing hitam?"kataku ke Daniel. Pemuda itu sama sekali tidak mengubris.

Taiga tertawa dan membelokkan ke super market yang sudah berjajar setiap sudut.

"Lebih baik kita belanja terlebih dahulu. Dan Daniel harus berhemat!"kata Taiga.

"Mas Daniel sudah turun duluan dari mobil yang artinya ia akan menghabiskan isi dompetmu, Mas Taiga."kataku datar membuka pintu mobil.

Taiga terkejut bukan main dan segera menyusul Daniel sebelum anak itu benar-benar membuat kantungnya menipis. Aku hanya tertawa terbahak-bahak dalam hati seraya berkata, 'rasain lo!'. Melihat saudara menderita sedikit membuat hatiku sedikit bahagia, hahaha.

Rasa dingin dari Ac terasa sejuk saat aku membuka super market seraya mendapatkan penyambutan ramah dari pegawai. Pandang ku melihat mereka berdua sudah memilih belanjaan. Aku mengambil keranjang, siapa tahu kalau aku ikutan membuat dompet Mas Taiga menipis. Raut wajah nya pasti akan lucu.

Hampir semua orang kalau melihat aku bersama Taiga berjalan berdua. Mereka mengira kalau kami berdua kembar. Seperti ini contohnya perkataan mereka.

"Atma, apa di sebelah mu itu kau versi cowok?"

"Taiga, apa di sebelah mu itu kau versi cewek?"

Gambarannya seperti itu apalagi kalau mengetahui nama depanku dan nama depan Taiga, mereka akan berpikir kalau kami benar-benar kembar dan umurnya terpaut 4 tahun bukan jam apalagi bulan.

Aku memasukkan camilan kripik kentang yang selama ini aku incar dan pilus. Camilan favoritku adalah kripik kentang dan pilus saat tanganku mengambil pilus ada tangan lain yang ingin mengambil camilan yang sama.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang