58. Kuliner MieLiho

233 43 13
                                    

Kami sudah sampai di masjid besar. Aku segera turun dari sepeda motor begitu pun April. Mas Daniel bertanya ke Haku menunggu di depan masjid atau duduk di sepeda motor. Haku lebih memilih duduk di sepeda motor sembari melihat sekitar. Aku, April dan Mas Daniel segera masuk ke dalam masjid.

  Aku dan April pergi ke tempat wudhu wanita sebelum menginjak ke tempat wudhu aku harus melepaskan kaos kaki panjang ku sembari melihat sekeliling, takut kalau ada yang lihat kaki mulus ku.

Setelah melepas kaos kaki, aku segera meletakkannya ke tas selempang kecil berwarna biru yang selau ku bawa kemana-mana saat pergi bersama teman maupun keluarga. Kami berdua segera berwudhu. Suara kran air terdengar jelas. Setelah selesai berwudhu aku segera memakai kaos kaki hitam agar tertutup karena aku tidak terbiasa pakai dress dengan rok di atas lutut. Bagiku tidak cekak-cekak amat tapi aku selalu memakai kaos kaki panjang sebagai pengganti celana.

Dasar gadis berpenampilan tomboy! batinku.

"Pril, kamu suka sama Haku?"tanyaku tiba-tiba membuat pipi April bersemu merah. Ia memalingkan wajah berusaha untuk menyembunyikan pipi bak tomat. Aku tersenyum penuh arti melihat April, wakil ketua kelas malu-malu kucing.

"Hmm, buruan gih. Salat, aku lapar nih!"ucapnya berlalu pergi masuk ke dalam masjid. Aku menyusul dari belakang,"jawab pertanyaan ku dulu!"pintaku tapi April menggeleng sembari memilah mukena yang ada di dalam almari.

Aku menghela nafas panjang mencoba mengganti pertanyaan yang lain dan masih terhubung ke Haku sembari mengambil mukena dan memakai nya.

"Sejak kapan kau mengagumi Haku? Dan kelihatannya Haku perhatian banget sama dirimu?"tanyaku lagi penasaran. Gadis itu sudah berada di soft dan tidak menggubris pertanyaan ku. Ketika aku amati ia sudah salat duluan,mukaku seketika berubah menjadi datar.

  Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12.12 siang. Aku dan April sudah selesai salat, gadis tersebut menjawab pertanyaan ku tentang 'pengagum' ketua kelas, lebih tepatnya pertemuan pertama. April bertemu dengan Haku waktu pemuda itu menabraknya dan menjatuhkan barang-barangnya ke jalan, pertemuan singkat.

"Waktu aku masuk SMA di Krias 04. Aku kaget lihat dia ada di sekolah ini. Dan mencoba mengingat-ingat wajahnya soalnya aku sempat lupa gitu. Ia kakak kelas. Yah, pertemuan tidak sengaja lagi."jelas April tersenyum sambil menaruh mukena ke dalam almari.

"Kok kamu bisa jadi wakil ketua kelas dan Haku jadi ketua kelas?"tanyaku lagi sekaligus pertanyaan akhir.

"Yah, berhubung di dalam kelas perempuannya ada tiga dan sisanya laki. Mereka satu kelas menunjukku jadi wakil ketua kelas buat memimpin yang perempuan. Hmm, agak nggak masuk akal kan? Kalau boleh jujur yang pantas jadi wakil ketua itu Yuli, karena you know lah!"ucap April terkekeh aku juga ikut terkekeh kecil.

Yuli pantas jadi wakil ketua kelas karena kelebihannya bisa mendengar suara hati dan membaca pikiran, tidak hanya itu saja--Yuli juga bisa berbicara dengan cara telepati. Aku ingin sekali menjawab melewati telepati juga, Namun ku urungkan karena tidak seperti cerita-cerita fiksi yang saling tanya jawab di dalam pikiran.

"Tapi kalau menurutku, kau pantas jadi wakil ketua kelas deh. Apalagi kau suka sama Haku."ucapku menggoda April membuat gadis itu protes. Aku segera berlari kecil memakai sepatu fantofel sedikit menjauh dari April.

Arah pandang Haku beralih ke arah kami berdua yang ngakak tanpa suara. Wajah April kalau protes sama salah tingkah lucu juga.

"Kalian berdua ngapain?"tanya Mas Daniel yang berjalan menghampiri kami berdua. Aku hanya tersenyum ke Mas Daniel,"urusan cewek. Cowok nggak boleh tahu."kataku terkekeh. Dahi Mas Daniel mengerut menatapku menyelidik.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang