69. Jangan Keluar!

207 44 3
                                    

  Di kamar bernuansa biru laut dengan banyaknya stiker dinding bertema lautan. Kamar yang tidak terlalu luas dan sempit terlihat kotor terutama di karpet bergambar ikan megalodoon, mulutnya menganga lebar memperlihatkan gigi tajam. Renyahan biskuit jatuh mengenai karpet tersebut. Seorang pemuda tengah asik mengunyah biskuit nya dan arah pandangnya melihat film aksi "No You See Me".

Headphone hitam masih senantiasa berada di kedua telinga. Suara tinjuan dan pemain film terdengar jelas serta masuk ke dalam pikirannya. Daniel, pemuda yang di kenal tukang makan dan tentunya perut karet memiliki tujuan menonton film. Terdengar berlebihan dan tidak patut di tiru juga. Terobsesi film dan harus tahu resikonya serta tindakan positif dan negatif.

  Daniel akhir-akhir ini lebih suka menonton film bergenre aksi, sci-fi dan Fantasi daripada film bergenre horor/thriller serta romansa. Pemuda berambut lurus memiliki poni itu mengamati film dengan seksama dan mencoba mengingat taktik setiap film yang ia lihat belakangan ini. Kemarin malam Daniel tidak sengaja mendengar apa yang di katakan oleh ayah dan mama saat di dapur.
-
-
-
-
   Malam itu masih hujan tetapi tidak begitu deras saat siang hari dan sore hari. Hanya gerimis kecil-kecil, tidak tahu kapan,hujan akan berhenti. Atma sampai tidak selera makan dan tidak keluar sama sekali dari kamar. Mas Taiga yang bolak-balik masuk kamar Atma dan membawa makanan. Daniel ingin sekali menghampiri adiknya. Namun, ia dan Atma tidak sebegitu dekat seperti Mas Taiga.

  Pemuda yang sudah memakai baju tidur sembari memegang sebungkus snack, keluar kamar dan menuju ke dapur mengambil minuman. Ia melihat pintu kamar, Atma yang tertutup rapat. Mungkin dia sudah tidur.

"Selamat malam, mimpi indah."ucap Daniel menatap pintu kamar, Atma.

Kedua kaki nya terus melangkah menuju dapur. Ruang tamu sudah di matikan dan sebentar lagi ruangan tengah akan mati secara otomatis saat jam sudah menunjukkan pukul 21.55 Wib dan ini masih pukul 21.47 Wib.

  Indra pendengaran Daniel menangkap perbincangan serius antara ayah dan mama. Pemuda itu sudah berada di penghubung ruang tengah dan dapur. Ia segera bersembunyi di balik tembok, tidak berani masuk ke dapur nanti mereka berdua akan membatalkan perbincangan serius ini.

Mama berbicara ke ayah dengan suara sedih, cemas, khawatir sama anak-anak. Ayah mencoba menghibur mama dan untuk tenang. Namun, mama terus mengatakan tidak bisa dan menangis tersedu-sedu. Daniel mengerutkan kening bingung dan hatinya sedih mendengar tangisan mama, selama ini ia tidak pernah mendengar bahkan melihat mama menangis. Daniel sedikit mengintip dari balik tembok bersamaan dengan lampu ruangan tengah mati.

"Kalau Fajar, Daisuke, Taiga, Daniel apalagi Atma. Dalam bahaya bagaimana? Ayah."kata Mama terus menitihkan air mata.

"Tadi aku mengatakan ke Atma dan Daniel untuk hati-hati saja. Aku tidak kuasa menahan tangis, ini seperti perpisahan."kata mama diam sejenak menatap ayah lekat,"apalagi anak gadis kita satu-satunya!"

"Aku tidak mau! Dia ingat kejadian 13 tahun yang lalu, yang terjadi pada Atma. Apalagi Daniel,ia sama sekali tidak ingat apapun. Daniel masih kecil dan Atma juga masih kecil."

"Kejadian 13 tahun lalu membuat dia ketakutan setengah mati dan aku hampir kehilangan putriku dan salah satu putraku. Karena cairan berbahaya!"ucap mama pada malam itu membuat Daniel terkejut mendengar nya.

'Kenapa ayah dan mama, menyembunyikan ini sama Atma?'--batin Daniel.

"Mama. Aku tahu itu. Cepat atau lambat Atma akan ingat semuanya yang terjadi pada masa kecilnya. Serta teman-teman nya juga, ada kaitannya dengan hal ini. Tetapi mereka tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu."kata ayah membuat Daniel diam membeku di sana serta bungkusan snack di genggamannya jatuh membuat isi snack tersebut keluar berserakan di lantai.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang