Setelah selesai belajar dan waktunya untuk istirahat. Anak laki-laki semuanya mulai beraksi seperti banyak tingkah gitu. Ada yang bawa sapu sebagai gitar, taplak meja jadi kerudung. Aku melihat itu hanya bisa menggeleng.
Ternyata sekolah ini hampir sama seperti sekolah lainnya yang berisikan murid banyak tingkah dan ada-ada saja yang di lakukan. Aku melirik ke April, ia menggambar tokoh anime yang nggak salah namanya "Aomine Daiki" di salah satu anime berjudul Kuroko no Basket.
"Itu gambaran mu,bagus sekali?"ucapku memujinya.
April tersenyum,"iya, ini gambaran ku. Aku sudah banyak gambar. Aku sudah gambar Hinata anime Haikyu."
Ada dua gambar yang di tunjukkan padaku, semua nya bagus. Sayangnya belum di warnai. Tapi April suka dengan versi hitam putih tidak warna sebab kalau di kasih warna bakal jelek.
"Aku tidak terlalu jago mewarnai jadi biarkan begini saja,"aku mengangguk-angguk.
Yuli menoleh dan begitu pun Zulfa,"kalian tidak di kantin?"tanya Yuli dibalas angguk Zulfa.
"Kantinnya letaknya di mana?"tanyaku.
"Nanti tahu sendiri,Ma. Jesse dan Niall, kalian nggak ke kantin?"kata April padaku lalu memanggil dua pemuda yang sibuk main game di ponsel.
"Nggak. Aku lagi main game sama Niall nih, nanggung kalau keluar begitu saja skillku bisa berkurang,"kata pemuda berambut merah yang sama sekali tidak mengalihkan pandangan mata dari ponselnya.
"Awas aja kalau kalian minta jajan. Aku denda nih!"ancam Zulfa pada mereka berdua.
"Tidak usah bacot lah. Aku titip ayam goreng aja sama teh hijau loh ya, kalau tehnya rasa original aku nggak mau!"kata pemuda blonde di sebelahnya.
"Teh rasa melati kalau Jesse nggak nitip?"kata Yuli seolah dia tahu, teh favorit pemuda itu.
Yuli ketawa sendiri membuatku mengerit heran sendiri,"kenapa kau tertawa?"
"Niall, lu bagi makan sama Jesse kasihan itu dia,"ucap Yuli. Niall melirik ke pemuda berambut merah, sinis di balas kekehan kecil.
Kantin sangat luas seperti restoran di dalam mall, sungguh. Beberapa makanan pun tertata rapih, kami berempat makan di kantin ini. Ada beberapa makanan gratis dan yang bayar. Zulfa sudah membelikan makanan buat Niall dan Jesse lalu makanan itu di letakkan di atas robot pengantar.
"Loh, tadi buat membeli makanan Niall itu pakai uang mu?"tanyaku, Zulfa menggeleng.
"Tidak, dia pakai uangnya sendiri."jawab Zulfa enteng.
"Perasaaan ia sama sekali tidak berpindah tempat mana bisa?"ucapku tidak percaya.
Secara logika itu tidak masuk akal. Dia sama sekali tidak berpindah tempat dan bagaimana bisa uang itu berpindah. Jikalau Niall sudah nitip ke Zulfa buat nitip makanan sejak awal, itu mungkin.
"Seperti nya kamu belum tahu cerita sekolah ini ya?"ucap April sembari memakan baso nya, aku menggeleng.
Kami berempat sibuk memakan baso masing-masing sebelum April mulai bercerita tentang sekolah ini. Kantin ini yang biasanya ramai penuh murid tapi ini beda, kantin seperti kuburan dan tubuhku sudah merasa seperti awal aku menginjak kan kaki di sekolah ini.
Ada hawa horornya.
Semua mangkok sudah kosong dengan bersih, perut sudah terasa kenyang. Baso di sekolah ini sangat lezat sama seperti baso-baso pedagang kaki lima dan warung pinggir jalan. Kalau ada aplikasi gojek mungkin aku sudah kasih bintang lima.
"Aku akan mengisahkan kisah sekolah ini secara detail dan pasti kau banyak berpikir kalau di sekolah ini kok ada dua kelas saja. Dan satu kelas lagi dimana? Kok hanya ada satu kelas saja, 1 E?"ucap April. Entah mengapa rasanya bulu kudukku berdiri semua dan hawa di sini mulai naik ke film horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Aneh [END]
Fantasy{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [PERHATIAN ⚠️ BEBERAPA PART DI HAPUS ACAK KARENA SEKOLAH ANEH SUDAH PINDAH KE INNOVEL/DREAM. RASAKAN BACA SEKOL...