Pagi telah tiba, sinar mentari mulai menunjukkan diri memberikan kehangatan serta kehidupan buat makhluk di bumi. Setiap pagi aku selalu jatuh dari kasur akibat cara membangunkan Mas Taiga yang tidak epik di tambah tawa pecah memenuhi ruangan kamar.
Aku berdecih kesal lalu melemparkan bantal ke Mas Taiga dengan senyuman. "Ih Mas Taiga kebiasaan!"protes ku padanya.
Pemuda bersurai pirang yang sudah memakai rapih murid kampus masih tertawa melihat adiknya ini terniskan seperti ini. Mas Taiga tersenyum penuh arti,"tapi kau suka kan?"
"Kalimat macam apa itu?!"kataku melemparkan bantal lagi padanya agar rambut yang ia kuncir separuh itu berantakan lagi. Mas Taiga mengambil bantal yang terjatuh tak jauh dari bawah kakinya lalu melemparkan bantal itu kembali padaku.
"Cepatlah mandi dan pakai seragam. Apa kau tidak ingat! Tanggal apa ini?"ucap Mas Taiga serius menatapku.
Aku mulai tersadar dan mengambil benda pipih di atas nakas, kedua mataku membulat sempurna melihat tanggal tertera di screen handphone ku.
"Masya allah!"pekik ku meletakkan handphone kembali ke nakas dan buru-buru turun dari kasur. Tidak lupa melemparkan kembali bantal mengarah ke Mas Taiga mengenai wajah cantik nan tampannya.
Aku tertawa terbahak-bahak melihat itu, "bahahaha!"menuju kamar mandi. Pasti Mas Taiga bakal marah padaku tapi aku tetap suka sama dia, karena dia mas paling bercahaya.
Setelah bersiap-siap pergi ke sekolah, aku tidak sengaja mendengar ayah membicarakan sesuatu serius ke Mas Fajar dan Mas Daisuke. Entah apa yang mereka bicarakan tetapi aku berhasil menangkap nama yang sudah tidak asing di pendengaran ku; lambang sayap elang, cairan kuning, Black Hawk dan di akhir pembicaraan Mas Daisuke membicarakan "memori".
Dahi ku bertaut samar mendengar kata "memori" itu sama seperti yang ada di dalam mimpiku. Memori hilang, memori yang sebentar lagi akan kembali. Itu aneh, membuatku sendiri bingung. Tengah asik diam memaku dengan pikiran berputar kesana kemari, bahu ku di tepuk oleh Mas Daisuke mengkode untuk segera berangkat. Aku dan Mas Daniel salim ke ayah dan mama.
Mama tersenyum menatapku dengan senyuman yang sama sekali tidak pernah aku lihat sebelumnya. Beliau mengusap rambutku halus dan mencium keningku. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi pada mama tapi perilaku manis itu membuat ku merasa sangat senang. Aku membalas mencium pipi mama, kanan-kiri.
"Mama sayang Atma. Anak perempuan satu-satunya."kata mama tersenyum.
"Aku juga sayang mama, hehehe."jawabku terkekeh kecil.
"Daniel!"panggil ayah.
"Iya, ayah. Ada apa?"
"Jaga Atma, jaga dirimu sendiri dan teman-temanmu."kata ayah seperti memperingatkan kami berdua harus waspada dengan sekitar.
Pemuda berambut hitam lebam tersebut menatap ayah balik penuh tanda tanya. Ia sama sekali apa yang dimaksud oleh peringatan ayah. Karena kami berdua selalu berhati-hati setiap waktu.
"Kenapa ayah?"
Ayah menghela nafas panjang, ekor mata cokelat terang bergerak ke kanan dan ke atas. Ada yang sedang di pikirkan oleh ayah akan tetapi beliau susah buat menyampaikan. Mama tersenyum melihat kami berdua.
"Kalian harus berhati-hati. Dan selamatkan sekolah kalian dari penutup paksa. Sekarang tanggal 16 Desember. Mama yakin sekali, kalian,"ucap mama tersenyum, memeluk kami berdua bersamaan membuat kami berdua kebingungan.
Terdengar suara isak tangis mama di dalam pelukan. Mama membisikkan ke telinga kami berdua masih dalam memeluk kami. "Kalian berdua bisa menyelamatkan sekolah itu dan juga memberantas organisasi hitam,"mama memberikan jeda,"Black Hawk!"
![](https://img.wattpad.com/cover/249394967-288-k520589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Aneh [END]
Fantasy{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [PERHATIAN ⚠️ BEBERAPA PART DI HAPUS ACAK KARENA SEKOLAH ANEH SUDAH PINDAH KE INNOVEL/DREAM. RASAKAN BACA SEKOL...