79. Mengawasi dan Phobia

231 50 0
                                    

  Matahari sudah ingin berada di atas kepala,terik matahari terasa begitu panas. Kendaraan selalu memenuhi jalanan dengan polusi udara tidak baik. Seorang pemuda misterius tengah duduk di genteng bangunan terbengkalai. Ia selalu duduk di sini sembari menatap kosong ke depan melihat kendaraan yang berlalu lalang. Setiap hari dan setiap malam ia berada di sini, menunggu laporan seseorang akan tetapi orang itu tidak kunjung datang.

Pemuda tersebut mengeluarkan koin dari saku jaket hitam dan memainkan koin itu buat menghilangkan rasa bosan yang hanya duduk dan menonton. Kemarin-kemarin ia berhasil menguntit seseorang dan hampir ketahuan sama temannya, sialnya ketika di malam hari tepat di sekolah aneh. Ia juga nyaris tertangkap basah. Gadis itu, gadis yang berhasil melihatnya yang mengamati dari jauh dan mengejarnya tanpa 'kekuatan'.

  Jika gadis tersebut berhasil menangkap dirinya, bisa-bisa dirinya dalam bahaya. Merasa sudah bosan tidak melakukan apapun, pemuda berjaket hitam dengan mata hijau tajam. Bangkit berdiri hendak mencari kemana temannya yang selalu menghilang tanpa jejak. Ia hanyalah pemberi omong kosong belaka tentang target. Menatap ke langit biru yang indah dan sebentar lagi hari itu akan datang. Kejadian tidak terduga bakal datang seperti apa yang sudah direncanakan dengan matang, jauh-jauh hari.

Suara sirine polisi terdengar jelas dan pandangan pemuda misterius ini fokus pada kedua orang yang turun dari mobil dinas tersebut. Keduanya berjalan masuk ke dalam bangunan terbengkalai ini. Mata pemuda tersebut menyipit lalu menghilang seperti asap. Lalu bersembunyi di balik kegelapan, mata hijaunya melihat pria tinggi memakai mantel panjang dan pemuda bersurai pirang.

Ia memutuskan untuk melihat gerak-gerik mereka berdua,buat apa mereka datang ke markas ini. Melihat kedua orang asing di matanya mulai memasuki lab room, berusaha menguping pembicaraan kedua orang yang tak lain adalah; Fajar dan Taiga.

"Aku, Atma, Daniel, Haku, Jesse dan April pernah datang ke sini. Dan menemukan mayat wanita yang di awetkan selama 13 tahun."kata Fajar dibalas tatapan tidak percaya dari Taiga.

"Yang benar saja! Apa rumah sakit tidak salah mengotopsi mayat? 13 tahun itu lama banget dan itu peristiwa Atma dan aku--"ucap Taiga terhenti.

"Aku tahu itu."selah Fajar.

"Maka dari itu. Aku ingin menemukan organisasi hitam ilegal itu secepat mungkin. Kalau tidak kejadian 13 tahun dan 2 tahun silam akan terulang kembali."kata Fajar keluar dari lab room menuju ke belakang dimana ada tangga yang ingin sekali pria muda itu lihat.

Pemuda misterius yang mendengar akhir ucapan pria muda tersebut terkejut tidak percaya. Ia segera menghilang dari pinggir lab room sebelum Taiga dan Fajar keluar dari sana. Di dalam hatinya ternyata kedua orang asing tersebut mencurigai tempat ini dan pernah menemukan jasad wanita yang sengaja diawetkan. Itu membuat senyuman seringai terlukis di bibirnya lalu kembali datar.

Ia harus hati-hati dengan mereka berdua karena sedari tadi pria memakai mantel panjang itu selalu bertanya pada bersurai pirang yang seperti nya tahu banyak hal apa yang sebenarnya terjadi di bangunan ini.

  Derap langkah kaki keduanya terdengar jelas di lorong penuh sel tahanan. Pemuda misterius itu mengawasi Fajar dan Taiga dari jauh,berharap mereka tidak menyadari bahwa sorotan mata tajam hijau mengintai mereka berdua. Taiga membuka salah satu sel dan bercerita banyak hal selak beluk apa yang ia ingat dalam pikirannya.

Mata hijau tersebut menyipit memerhatikan pemuda bersurai pirang tersebut. 'Pemuda bersurai pirang itu sangat bahaya, ia tahu banyak hal tentang bangunan ini. Aku harap dia hanya manusia biasa tidak seperti manusia percobaan yang pernah terjadi disini', batinnya.

Taiga yang melihat mata mengintainya,memerhatikan pemuda yang diam melamun dari jarak tempatnya berdiri. Pemuda misterius tersadar dari pikirannya mencoba mengawasi kedua orang di hadapannya, terbelalak. Mata hijaunya bertemu dengan tatapan penuh rasa kepo dan kecurigaan besar tanpa babibu lagi pemuda berjaket hitam berlari dari sana.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang