44. Surat Penutupan Sekolah

251 49 9
                                    

  Suasana kelas begitu anteng dan damai, semua nya fokus mengerjakan tugas yang di beri oleh guru. Aku berdecih karena lagi-lagi tulisanku salah, tangan kiri meraba meja mencari Tipe X. Ketika melihat di samping kiri tidak ada tanda-tanda Tipe X di sana. Mengangkat buku-buku serta mengecek dalam tepak. April yang ada di sebelahku menoleh,"cari apa?"

"Tipe X ku mana? Nggak mungkin aku coret-coret di kertas, salahnya banyak."jawabku terus mencari di balik buku April. Lalu Niall berteriak memberitahuku,"Tipe X udah ada di tepak dan makasih!"seru Niall.

Aku langsung mengecek tepak ku lagi dan benar, Tipe X ku ada di sana. Memandang datar,"nih ya, kebiasaan murid masih kental. Tipe X satu di buat satu kelas."gumam ku mengocok-ocok Tipe X lalu mewarnai putih di tulisan yang salah. Ah, kerjaan nya nulis selalu salah.

Yugo tertawa, menoleh ke belakang,"nah betul katamu, Atma. Ma! Lempar Tipe X-nya padaku!"kata Yugo yang pasti sudah menguping gumaman ku secara jelas. Aku melemparkan Tipe X ke Yugo akan tetapi Tipe X itu tiba-tiba menghilang dan berpindah ke bangku Niall dan Haru.

"Njir, mana Tipe X nya? Malah di bawa ke situ sih!"protes Yugo.

"Noh, udah di atas meja mu!"sahut Niall tanpa menatap lawan bicara. Yugo mau mengambil Tipe X tetapi kurang cepat dari Dimas,"sorry, gue pakek dulu."

Yuli malah ngakak membuat ku tambah bingung. Tidak ada yang ngelucu, orang di depan April tiba-tiba ngakak. "Kenapa Yul? Ketawa?"tanya Zulfa kepo.

"Yul, jangan ngomong entar sebelah ku tahu!"perintah Yugo melemparkan Tipe X ke bangku ku dengan sigap Mas Daniel menangkap Tipe X tesebut dengan satu tangan seperti menangkap bola lalu memberikan ke April.

"Terima kasih, Mas Daniel."kataku.

Suasana yang hampir gaduh sekarang kembali tenang sampai akhirnya guru mapel PKN angkat bicara masalah tentang 'penutupan sekolah SMA Krias' membuat kami semua menghentikan mengerjakan soal dan tertuju ke arah guru. Beliau kata sebentar lagi bakal ulangan akhir semester ganjil di susul oleh penutupan sekolah tanggal yang di tentukan yaitu 16 Desember.

"Bagaimana dengan promosi sekolah? Brosur nya akan jadi kata Pak Sam!"kata Fian Xian Lu.

"Kata Kepsek, surat buat menutup sekolah ini sudah ada di kantor kepsek."kata guru menghela nafas berat, raut wajah beliau sangat sedih.

Benar kata Alvin, mungkin ia tadi bilang kalau ada orang datang membawa surat. Jangan-jangan surat yang di sebut Alvin tadi adalah surat penutupan sekolah SMA Krias 04 sama persis apa yang di katakan oleh guru barusan.

"Mereka memberikan waktu sebelum tanggal 16 Desember. Jika surat itu tidak di tanda tangani sebelum tanggal 16 Desember, mau tidak mau kita semua meninggalkan sekolah ini."kata guru melanjutkan sontak saja kami semua kaget dan begitu kompak berteriak.

"TIDAK!"

Jesse menggebrak meja, bangkit berdiri tidak terima,"yang benar saja. Mereka sama sekali tidak bisa membuka mata untuk memandang sekolah ini. Peduli dengan sekolah ini!"kesal Jesse. Kelas ini menjadi panas seketika.

"Jes! Hati boleh panas tapi pikiran harus tetap dingin. Kekuatanmu juga turunkan,"kata Haku kalem.  Jesse menghela nafas panjang berusaha untuk tenang,"aku tidak mau kehilangan keluarga kedua ku!"ucapnya mengepalkan tangan yang di selimuti api membara.

Fian Xian Lu yang ada di sebelahnya, kaget,"woi! hati-hati dengan api! Kau ingin kelas ini terbakar ha!"pemuda itu segera keluar bangku menatap ngeri Jesse.

"Terus bagaimana dengan promosi sekolah kita lewat video?"tanya April menatap bangku Haru.

"Gawat! Video nya udah di report!"ucap Haru membelalakkan mata.

Sekolah Aneh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang