Bismillah.
Saat saya tulis ini, Alhamdulillah saya sudah makan. Hal yang sederhana, namun menjadi hal yang serius jika seseorang itu tidak makan. Tentu, para pejabat pemerintah juga harus merasa serius memperhatikan jika ada rakyatnya yang tidak bisa makan karena tidak punya apa-apa. Pun termasuk kita sebagai tetangga rakyat (eh, sesama rakyat).
Memang benar, rakyat harus berusaha sendiri. Namun, kita harus mengingat bahwa siapapun yang bekerja dalam pemerintahan maka mereka adalah pelayan rakyat.
Kenapa? Ah, sepertinya viewers sudah mengerti.
Jemariku berhenti sejenak menyentuh keyboard, lalu menoleh ke arah kiri. Tiga buah jendela terlihat jelas, dua tertutup dan satu terbuka lebar. Jendela yang terbuka itu tepat mengarah pada wajahku ketika saya menoleh kekiri. Udara segar menghampiri wajah, angina juga meniup helaian rambut yang kubiarkan terurai.
Terlihat langit mendung, ingatan tentang para korban bencana gempa di Sulawesi Barat dan bencana bajir di Kalimantan Selatan seolah mengundang rasa khawatir. Beberapa mungkin banjir bantuan, namun beberapa lagi krisis bantuan. Kulihat beberapa postingan di fb yang seolah berteriak meminta tolong. Posko mereka terjebak dan belum dijangkau oleh tim relawan.
Celengan akhirat yang bertebaran di dunia maya seolah juga mengundang pilu. Kenapa? Karena saya belum bisa mengisi setiap celengan akhirat setiap yang kulihat.
Niat hati ikut berbisnis, agar Allah memudahkan diri ini untuk bebas bersedekah sana-sini. Namun, saya teringat dengan gagasan Ippho Santosa (founder komunitas bisnis yang kuikuti) bahwa jangan menunggu kaya untuk bersedekah. Memang benar, seringkali malah saat saya menghabiskan tabunganku untuk bersedekah, Allah mendatangkan tabungan lain. Saya benar-benar seringkali dibuatNya terkagum-kagum. MasyaAllah, Alhamdulillah.
"jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu.. hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal" (Kilas Ayat... Qs. Ali Imran: 160).
Angin bertiup terasa dingin, kulihat hujan akan turun. Meski sebelumnya, hujan turun di pagi hari. Tadi pagi juga, saya berjalan menuju salah satu dosen pemesan Britih Propolis. Sebenarnya saat malam hari, ia menyuruhku membawakannya. Namun, karena hujan turun dan angin kencang... akhirnya saya memutuskan untuk menunda membawakannya.
Selain itu, rasanya saya juga rindu jalan kaki di pagi hari. Kenapa? Hatimu bisa dibuat semakin bersyukur PadaNya, apalagi jika oksigen yang masuk ke dalam hidung adalah oksigen segar. Belum lagi, jika kamu bisa melihat embun yang terlihat menyegarkan sambil dihibur dengan suara harmoni makhluk bersayap yang sibuk bersiul seolah menyapa setiap raga yang mendengarkannya.
Yappp, saya suka udara pagi. Bahkan jika disuruh memilih, saya lebih suka sunrise (matahari terbit) dibandingkan sunset (matahari terbenam). Mungkin, karena pengaruh udaranya... makanya saya jadi lebih suka sunrise.
Sepulang dari mengantarkan British propolis, mendekati pintu pagar kos... saya melihat rumput... namun, kusebut itu bunga karena memang rumput itu memiliki bunga. Namanya putri Malu. Kalau didaerahku disebut Jabe (dalam bahasa Bugis).
Menurutku, tanaman itu unik. Karena punya animasi alami yang bergerak. Coba saja sentuh daunnya, maka kamu akan lihat gerakan secara perlahan. Tapi, saya suka bertanya-tanya... kenapa kalau hujan yang turun, justru daunnya kadang tidak kuncup. Kira-kira kenapa ya?
Apa karena air yang turun secara alami dari langit sehingga tanaman itu tidak bergerak. sungguh, saya penasaran. Hope, kelak saya akan diberitahu kenapa bisa seperti itu.
Layaknya, beberapa pertanyaanku yang sering terbersit dalam hati... secara perlahan saya pun menemukan jawabannya.
Pun, seperti doa-doa kita kadang terkabul bukan disaat kamu berdoa saat itu juga. Terkadang Allah mengabulkannya di waktu yang tepat.
Dulu, saat saya suka ditinggal sendiri di kos (karena teman semua pada pulkam), seringkali hati berbisik.. "kalau saja saya punya teman orang yang jauh rumahnya, pasti saya akan punya teman di rumah kos). Benar saja, lambat laun keinginan itu terwujud. Alhamdulillah, sekarang saya punya banyak teman di kos dan mereka jarang pulkam karena rumahnya lumayan jauh.
Di mana rumahnya?
Di Latimojong, Enrekang. Daerah dingin tempat tumbuhnya bunga Edelweiss (bunga abadi).
Sungguh, keinginan kembali terbersit... bahwa kelak saya ingin berada di puncak gunung latimojong. Sebelumnya, juga sempat terbersit tentang keinginan untuk berkujung di kaki gunung Latimojong.. benar saja lambat laun saya mendapatkan kesempatan ke sana melalui wasilah ajakan bu dosen yang pesan British Propolis itu.
Sepertinya, viewers akan berpikir... ini penulisnya lagi iklan yakkk? Sering kali menyebut British Propolis. Hehe...
Maklum saya, kalau menemukan sesuatu yang bagus maka akan sering kusebut-sebut.
Saya pun juga dalam berjualan sangat selektif kalau memilih produk jualan. Setidaknya pertanyaan tentang apa khasiat produk, bagaimana izin dan kehalalan, serta bagaimana system jualnya harus terjawab dulu. Kalau semuanya aman, halal dan berfaedah, yaudah saya langsung deal. Apalagi foundernya, benar-benar aktif mementoring kami.
Wuahhh... kok saya jadi bahas itu. Hehe, jujur ini supaya tulisannya bisa cepat sampai seribu kata. Walaupun sih, apa yang saya tulis sebelumnya itu beneran... bukan hoax apalagi kalimat hinaan. Iyakan?
Rasanya, bagus juga menulis di jam-jam sore begini. Karena biasanya kalau malam, saya akan sibuk membahas mata-mata berkaca, mata mulai mengantuk. Kadang pula, saya sampai tak konsen bahkan gagal menyelesaikan seribu kataku hanya karena tak sanggup melawan ngantuk. Hehe. Kalian bisa lihat di wattpadku (hayana77) tentang kegagalanku dengan seribu kata. Bikin senyum-senyum sendiri pokoknya kalau dibaca.
Oiya, viewers... apa kamu sudah mulai menulis seperti ini?
Ayolah... dicoba-coba menulis. Minimal ceritakan apa yang kamu lalui setiap hari dan hal positif apa yang bisa dibagikan melalui tulisanmu.
Pun seperti tulisan receh ini, kuharap kalian bisa menangkap sesuatu hal yang positif. Bukan dinyatakan postif yakkk, yah walaupun juga boleh selama itu yang baik-baik. Hehe.
Semoga Allah memberikan kabar bahagia tak terduga, setelah Anda membaca ini. Aamiin.
Sudah di angka delapan ratusan kata, lalu saya menulis apa lagi?
Tunggu... saya memikirkan apa yak judulnya tulisan hari ini. Masalahnya, memang tulisanku topiknya kemana-mana tapi sungguh saya tak peduli. Karena targetku adalah menulis seribu kata per hari... saya tak peduli bagaimana sistematikanya, yang jelas sebisa mungkin bisa tetap menulis seribu kata. Pembiasaan menulis, viewersku.
Lalu, pertanyaannya kapan kamu mulai menulis? Jangan bilang kamu tak pandai menulis. Semua orang bisa menulis, eh maksud saya mengetik juga.
Saya ulangi, "semua orang bisa menulis/mengetik, selama hatinya bisa berbicara meskipun tanpa suara".
Tapi, muncul pertanyaan "yang cerewet itu apa hati atau otak? Maksudku yang suka berbicara itu sebenarnya siapa? Otak apa hati?".
Hmmm... silahkan memberi tanggapan viewers bahkan meskipun itu tanggapannya hanya ada di dalam otak dan hatimu. Tentu, saya tak akan tahu karena memang saya bukan Maha Mengetahui. Tapi, saya yakin Allah pasti Maha Mengetahui. Maka berhati-hatilah viewers... dan jangan bersedih karena Allah selalu Mendengarmu.
Ok, pertanyaan saya belum dijawab. Kapan kamu mau konsisten menulis?
Haa? Saya tidak dengar. Eh, saya tidak baca.
Atau kamu sudah menulis tapi saya tidak tau. Yaudah, apapun itu... saya berharap kita semua bisa mendapatkan RidhoNya karena aktivitas baik kita, apapun itu dalam artian apapun yang kita lakukan selama masih bernafas di dunia yang fana ini.
Jika viewers menganggap tulisan receh ini berfaedah silahkan sebarkan agar viewers menjadi jembatan (share) sampainya tulisan ini ke otak yang lain. Namun, jika viewers ingin memberikan tanggapan berupa pertanyaan setuju maupun kritik saran, tentu boleh. Silahkan kirimkan via DM Instagram @hayanaa atau email .
Terima kasih telah membaca hingga tuntas 'tak perlu subscribe yakk' hehe dan maafkan jika ada yang tak berkenang pada segumpal daging (hati). [Parepare, Sabtu 16 Januari 2021]. Hayana J
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...