#4 Resapi

27 1 0
                                    

Ada yang berkata bahwa jangan melawan diri sendiri?

Tetapi saya suka melawan diri sendiri. Namun, yang kulawan adalah sisi sifat pemalas, suka menunda-nunda pekerjaan.

Kali ini saya tidak akan menunda menulis 1000 kata sampai larut malam.

****

Seekor cacing tanah berteriak pada semut.

"Wahai semut, mengapa kau begitu bekerja keras padahal makanan mu sudah sangat banyak bahkan sudah melimpah ruah?"

"Wahai cacing, mengapa kau terus saja bersembunyi di dalam tanah yang basah. Lihatlah dunia luar begitu indah dan banyak sekali makanan," balas pertanyaan Si semut.

"Wahai semut, mengapa kau memberi tahu teman mu jika kau menemukan makanan. Kau bisa menyimpannya untuk diri sendiri?" tanya si Cacing.

"Wahai Cacing, mengapa kau suka berjalan sendiri. Apakah kau tak punya teman?"

Lalu, cacing itu pun keluar dari tanah yang basah lalu berjalan mendekati si semut.

Semut pun berkata, "Wahai cacing ternyata kau juga adalah makanan dan saya akan tetap memanggil temanku.

***

Apakah kau melihat kekeliruan pada tulisan tersebut? Sungguh ada dan apakah kau tau bagian mana?

Terkadang kita tidak tau apa kesalahan dalam cara berpikir kita. Menganggap apa yang kita pikirkan adalah sebuah kebenaran mutlak. Padahal belum tentu.

***

Saat saya menulis ini, hantu 'poposal tesis' masih saja berada di otak kecil ini. Sungguh, saya sering terpedaya dengan setan untuk selalu menunda menyelesaikannya.

"Penundaan hanya akan memperpanjang kegalauan"

Ya, kalimat itu adalah senjata saya ketika mengusir hantu 'skripsi' dan sepertinya sampai kapanpun kalimat itu akan selalu melekat di otak kecil ini. Namun, hanya diri sendiri yang bisa memunculkan kekuatan dari kalimat itu.

***

Selalu ada kemudahan di setiap kesulitan. Tapi ada juga kesulitan di setiap kemudahan.

Lalu, kau ingin berfokus ke kalimat mana?

Matahari semakin menurun, orang menyebutnya senja atau sunset. Angin dingin bertiup melewati jendela yang terbuka lebar. Dedaunan pisang yang hampir masuk melewati jendela melambai-lambai seolah memberi semangat.

Suara percikan air terdengar jelas dari kamar mandi di lantai dasar rumah. Beberapa bantal berantakan, buku-buku tertumpuk termasuk pakaian kotor. Ah, malas sekali si pemilik kamar.

Sungguh, lebih baik bertemu dengan orang banyak dibandingkan harus terkurung di kamar berjendela tiga. Jika di kamar berlantai hijau, lain lagi ceritanya. Si pengetik akan lebih memilih berdiam diri di kamar berlantai hijau dibandingkan harus keluar bertemu orang banyak. Apa yang membedakannya?

Di kamar berlantai hijau, saat kau menatap keluar melewati jendela kau akan merasa nyaman dan aman. Hatimu tentram seolah semuanya baik-baik saja. Namun, di kamar berjendela tiga lain lagi ceritanya. Saat kau menatap keluar jendela, kau akan merasa kerinduan dan cara menaklukan rindu itu hanya dengan bertemu dengan orang lain.

Cahaya mulai menghilang dan rindu semakin menebal.

Apakah ada orang yang tidak memiliki rindu?

Bahkan setiap muslim yang percaya kepada kekasih Allah juga memiliki rindu terdalam.

Ya, kekasih Allah yang ketika sakaratul mautnya masih saja mengingat umat yang belum ia lihat.

Apakah kau merindukannya? Ataukah rindu itu tidak ada padanya ? mungkin kau kurang mengenalnya, cobalah baca bagaimana perjuangannya terhadap dakwah Islam.

***

Berdakwah.

Berdakwah itu tidak harus di atas mimbar. Dakwah bisa dilakukan di mana saja dengan berbagai macam cara. Seperti caramu berpakaian, bisa jadi kau menitipkan pesan-pesan dakwah. Pesan-pesan yang menyeruh kepada kebajikan.

Berdakwah.

Dakwah dengan perbuatan nyata. Dakwah dengan menjadi teladan, memberi contoh. Itu akan lebih langsung menyentuh terhadap orang yang menjadi target dakwah.

Kemarin, seorang dosen berkata:

"Betapa sepinya surga nanti. Karena diantara banyaknya manusia, hanya beberapa orang yang sanggup menambah amalnya dengan bangun sholat tahajjud,"

Pernahkah kau merasakan sensasi sholat tahajjud? Cobalah... dan saat itu pikirkanlah akan kemana kamu...jika roh dan jasadmu telah berpisah.

***

Cahaya semakin meredup dan si pengetik belum beranjak dari tempatnya untuk menyalakan lampu.

Seseorang yang berada di kegelepan bukanlah ia yang tidak memiliki cahaya terang di rumahnya. Tetapi seseorang yang berada di kegelapan adalah orang yang tidak mendapat petunjuk (hidayah). Semoga kita dikuatkan untuk menerima hidayah.

Karena ada yang bilang hidayah itu di jemput (disambut) ketika Allah swt memberi.

"Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah [2]:255-257).

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya". (QS. Ali Imran [3]:2).

"Jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah: 'Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya Kepada-Nya aku bertawakkahl dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung". (QS. At-Taubah: 129)

"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara mainmain saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arsy yang mulia. Dan barangsiapa menyembah tuhan lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik." (QS. Al-Mukminun:115-118).

***

Terjemah ayat di atas merupakan ayat-ayat yang bagus dibaca ketika pagi maupun sore hari. Cobalah sesekali membaca ayat dengan terjemahannya bahkan lebih bagus jika membaca tafsir ayatnya.

Bacaan-bacaan seperti itu akan menjadi pupuk yang akan menyuburkan iman di dalam hatimu.

Laa Haulah walaa quwwata illah billah.

Tiada daya dan upaya selain pertolongan Allah swt.

Hasbunallah wa ni'mal waki, ni'mal maula wani'man nasir

Cukup Allah bagiku sebaik-baik penolong dan pelindungku.

***

Dunia ini hanya sementara dan kalimat ini selalu menjadi kalimat ampuh terhadap segala keresahan.

Karena dunia ini sementara, maka manfaatkanlah sebaik mungkin. Roda bisa saja berputar, tapi waktu tak akan berputar kembali. Ada pengulangan hari, tanggal dan bulan tapi kenapa populer disebut ulang tahun? Padahal tahun itu tak berulang.

180* DaysWhere stories live. Discover now