WriterVlog 3: Alarm Tanpa Battery

13 1 0
                                    

Kenapa ia masih terus mengganggu ku?

Saya benar-benar tak habis pikir. Berbagai cara telah saya lakukan untuk menyuruhnya pergi. Tetap saja ia datang lagi, lagi dan lagi.

Ya, makhluk itu bernama Jerry, parner tom.

Saya benar-benar tidak menyukai ekornya, walaupun ia seimut hamster. Tapi tetap saja saya tidak suka, karena kebiasaannya yang suka mencuri makanan tanpa meminta. Pantas saja, seorang koruptor selalu dianalogikan seperti Jerry.

Suatu hari, sepulang dari kampus saya singgah pada salah satu toko campuran yang berjejeran di kampus. Saat itu saya membeli, terigu, minyak goreng, Oreo kw, sunlight, masako, ladaku dan ketumbar sachet.

Penjualnya mengira bahwa saya ingin membuat bakwan, spontan saya membantah dengan mengatakan bahwa ini untuk Jerry. Tentunya bukan Oreo kwnya tapi lada dan ketumbarnya.

Menurut om Google, katanya Jerry sangat tidak suka dengan bahan-bahan yang berbau tajam (setajam pisau). Beberapa bahan ditampilkan dalam bentuk gambar untuk memberikan ilustrasi pada artikel tersebut. Saya melihat lada, soal ketumbar itu hanya ide tambahan saja. Maka sayapun membelinya masing-masing seribu dan sesampai di kos saya langsung menaburinya di sudut-sudut kamar dan dapur. Ya, tempat Jerry suka lalu lalang.

Usai menaburinya, bukannya Jerry yang bersin-bersin. Malah saya yang bersin-bersin karena mencium aroma lada. Eitsss, kamu taukan lada?

Lada??

Itu loh yang terbuat dari merica kemudian ditumbuk. Benar gak yahh? Entahlah, cek sendiri.

Yang jelas kemasannya itu tertulis ladaku (bukan endorse).

Lalu, bagaimana hasilnya?

Setelah puas menaburi, sayapun menunggu malam.

Dan hasilnyaaaa.....

Tetap saja Jerry kembali datang. Entah mengapa, efek dari aroma kuat lada, sama sekali tidak mempengaruhi si Jerry. Maka setelah mengetahui kalau aksiku gagal, sayapun kembali masuk ke dalam kamar. Saya mencari pengharum baju (yang dipakai itu saat pembilasan terakhir, sudah tidak ingin sebut merk).

Maka dengan cara yang sama seperti ladaku, saya membuka kemasan pengharum itu, lalu menuangkannya ke trotoar Jerry. Syukurnya kali ini saya tidak bersin lagi (beda aroma beda efek hehe).

Setelah melakukan rencana kedua, saya menunggu lagi sampai keesokan harinya.

Hasilnya????

Gagal maning...gagal maning.

Jerrynya tetap kekeuh.

Akhirnya, saya kembali masuk ke dalam kamar. Sebuah botol parfum yang sangat menyengat, saking menyengatnya saya tidak berani pakai di siang hari.

Sayapun mengambil botol itu, kebetulan botolnya tergeletak di dekat my blue fish. Mungkin, ikannya berfikir 'apalagi yang ingin dilakukan majikanku ini?"

Setelah botol parfum itu berada di genggaman, sayapun segera masuk ke dapur dan menyemprotkannya ke segala sisi termasuk sudut kamar.

Sayapun kembali menunggu hasilnya....

Dan tenyata???

Jerrynya benar-benar pantang menyerah.

Sayapun tak mau kalah.

Setelah jeda beberapa hari, akhirnya tadi malam tepatnya di pasar Senggol. Saya melihat sebuah benda yang memiliki panjang 10 meter, berkekuatan listrik seharga 35 ribu (tanpa tawar). Sayapun langsung membeli benda yang bernama LED light (lampu kerlap kerlip). Sebelumnya, saya sempat bingung apa yang harus saya pilih. apakah warna putih atau kuning keemasan. Namun pilihanku jatuh pada kuning keemasan karena saya berfikir jika tak sesuai warnanya, saya bisa menukar dengan LED light yang ada di rumah (warna putih).

Seorang teman baruku kelahiran 1997 (Andi Hajar) yang baru-baru ini terangkat jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) pada sebuah puskesmas yang ada di Bili-bili, Soreang tertawa saat saya mengungkapkan alasan kenapa saya ingin membeli benda itu.

Tanpa berbisik padanya, saya langsung to the poin saja. "Lampu ini untuk tikus nakal di kamarku. Jika tikus kecil, mungkin saya maklumi. Tapi karena ini tikusnya berukuran lumayan sedang, saya benar-benar merasa terganggu," uraiku padanya.

Sontak langsung ia tertawa, entah bagaimana ekspresinya kalau saya menceritakan tentang lada dan pengharum itu.

Setelah LED light itu sudah di genggaman, kami pun menuju pulang.

Saya sempat menawarkan pada teman baru asal Sengkang itu bahwa jika berminat kapan-kapan bisa berkunjung ke kos nginap.

Ia pun menyambut ramah, walaupun saat itu saya berfikir bagaimana menyembunyikan Jerry yah?

Hingga sampai sekarang, saat saya mengetik ini. LED light itu terus menyala dengan kerlap kerlipnya.

Dan hasilnya.....

Faktanya, tetap saja si Jerry tidak bergeming. Saya mengira bahwa dengan kerlap kerlipnya lampu tali itu, si Jerry akan merasa takut berjalan memasuki kamar. Namun faktanya, tidak. Makhluk itu benar-benar pantang menyerah dan pemberani.

Saya langsung teringat bahwa jika ingin mengusir sesuatu sebenarnya kita bisa mengajaknya berkomunikasi. Tapi saya rasa, kita hanya bisa menyuruhnya. Dalam artikel om Google itu, bahwa kamu bisa mengatakan "Tolong jangan kesini Jerry, pergi ke tempat lain saja,".

Sayapun mengucapkan kalimat itu, meskipun hanya dalam hati.

Kalau di rumah baik itu di Padanglampe Village ataupun Darussalam House, sungguh saya hanya melihat tikus jika itu di tengah jalan... sama sekali saya jarang ketemu dengan makhluk ini. Kalau di rumah, saya hanya paling sering ketemu para cicak dan nyamuk. Kucingku pun di rumah jarang tangkap tikus, paling cicak hutan (Buccili).

Saya melirik lampu LED light itu, kepala ku rasanya pusing melihatnya. Segala sesuatu benda yang bergerak (dinamis), kadang kala membuat kepalaku merasa pusing. Saya suka melihat benda yang diam, walaupun saya suka melihat dedaunan yang berterbangan atau ikan kecil yang menari-nari dalam air.

Saya menghentikan tulisanku sejenak dan kubuka headset hitam yang terpasang di kedua indera pendengaran. Saya beranjak dari tempat duduk untuk membuat lampu itu berhenti berkerlap-kerlip. Seketika rasa pusing ku pun mulai berkurang.

Saya melipat tangan di atas lutut dan berfikir 'apa lagi yang saya tulis?'

Lagi-lagi saya terfikirkan tentang Jerry. Meski tingkahnya menyebalkan, tapi sebenarnya ia ada manfaatnya juga.

Apa????

Sudah tiga hari, saya bangun di dini hari bukan karena alarm smartpone. Karena tiap kali saya mau tidur, smartphone saya low batteray (Lowbat). Akhirnya, saya memercayai Allah. Bahwa Allah lah yang akan membangunkanku di jam-jam seperti ini.

Ternyata, Allah swt mengutus si Jerry. Berkat kegaduhan si Jerry, saya suka terbangung di waktu golden time. Meskipun saat saya bangun, si Jerry langsung berlari pontang-panting keluar dari kamar. Seolah menunjukkan bahwa misinya untuk membangunkanku sudahselesai.

Saya bersyukur untuk hal itu...

Tapi bagaimana kalau kamar sedang dalam situasi kosong? Apakah Jerry tetap akan membuat kegaduhan apalagi buku-buku dan bantalku siap menjadi santapan terlezatnya.

Rasanya, saya tidak ingin membayangkannya.

Selain dipicu karena Jerry, saya juga terbangun karena mimpi bertemu dengan wanita yang melahirkanku. Entah, kenapa perasaanku merasa tidak enak. Saya bermimpi, wanita hero itu datang ke kos membawa banyak makanan. Ia mengira bahwa saya akan segera diwisuda sehingga ia membawa makanan yang banyak. Saya menjelaskan padanya bahwa ini miss communication. Karena dalam mimpiku itu, sebenarnya bukan saya tapi senior angkatan yang akan diwisuda. Wanita itupun marah yang diekspresikan dengan sikap diamnya, seketika saya langsung bangun.

Syukurnya itu hanya mimpi, Dream Flowers....

Tapi dalam mimpiku itu, dua kemungkinan.

Pertama, ini tanda untuk segera pulang ke rumah (karena ada project kotak-kotak).

Kedua, saya disuruh segera menyelesaikan status sebagai mahasiswa.

Baiklah, sekarang cukup seribu kata. Next, saya akan bercerita tentang 2 rumah yang suka bikin rindu.

180* DaysWhere stories live. Discover now