Jelas Gak Jelas|4

7 0 0
                                    

Bismillah...

Entah berapa kali sang penguasa dapur memutar-mutar video yang tadi siang kuedit hasil dari perjalanan ke kota. Tadi siang sang kepala keluarga mengajak untuk membeli cas laptop. Karena kemarin malam cas laptopku terbakar. Syukur ledakannya nggak terlalu besar, hanya suara kecil.

Kutekan tombol save as...

Hmm... apalagi yang saya tulis yaaa?

Oiya, hari ini hari Selasa tapi tadi saya mengira hari Rabu. Senang juga pas tau ternyata bukan hari Rabu, soalnya saya mengira ketinggalan acara bedah buku online di aplikasi zoom.

Pembedah dan pemilik buku yang dibedah merupakan dosenku. Hmmm... suatu hari nanti semoga saja si pengetik bisa keliling Dunia minimal nusantara untuk membedah bukunya maupun buku orang lain.

Kuperbaiki posisi dudukku dan saya kembali menguap.

Benar-benar yaa, kalau saya sudah mengetik seribu kata ini sontak langsung mengantuk.

Menjelang sholat dzuhur, saya menemukan postingan tante saya [sepupu sang penguasa dapur] dari Mamasa. Menarik, postingannya dalam bahasa Inggris, kulihat komennya pun begitu. Saya teringat dengan cerita sang penguasa dapur bahwa memang sepupunya itu pernah bekerja di luar negeri, tepatnya di Yordania. Bahkan saat saya mengetahui sosoknya pertama kalinya, ia masih bekerja di sana.

Tahun lalu, ia pernah menginap di rumah bersama saudara nenek dan 2 orang anaknya. Kala itu, Mamasa sedang diguncang gempa hingga membuat beberapa penduduknya mengungsi ke tempat lain. Saya pun pernah merasakan gempanya meskipun tidak terlalu parah karena saat itu saya ke sana sudah agak kondusif.

Waktu tanteku ke rumah, saya hanya sesekali nginap di rumah karena masih sibuk di kota Parepare. Saat itu, saya tak pernah kepikiran untuk mewawancarainya tentang kisah hidupnya di Yordania. Namun, saat melihat postingannya di facebook, rasa ingin tahuku tetiba memuncak. Ya, sebenarnya saya bisa bertanya melalui chatting. Tapi saya lebih suka menanyainya sambil memperhatikan mimic wajahnya.

Bukan hanya sekedar kepo, namun saya ingin hasil pertanyaanku itu bisa menjadi rangkaian kalimat dalam bentuk beberapa paragraph yang mungkin bisa saja menginpirasi pembaca.

Karena kata dapat menyentuh dan yang tersentuh adalah orang-orang yang ingin disentuh tanpa dipegang. Ini hanya kata-kata, namun dapat merasuk ke dalam kalbu dan mempengaruhi tindakan pembaca.

Kutekan tombol save.

Tiap orang memang punya ujian hidupnya masing-masing, jangan pernah berpikir bahwa ia tak punya ujian. Ingat, bahwa kebahagiaanpun bisa termasuk dalam kategori ujian.

Kok bisa?

Ya, saat kau bahagia apakah kau jadi takkabur? Sombong, ujub bahkan lupa diri?

Lupa diri???? Ya, lupa bahwa siapa yang membuat dirimu seperti itu.

Dalam kehebatannmu, kau anggap karena siapa?

Kepalaku kusandarkan pada tembok putih [bukan hasil cat] entah apa namanya. Hmmm,,, mungkin kapur.

Kupejakan mataku, rasanya nikmat sekali tidur. Namun segera kubuka untuk menyelesaikan ketikan seribu kata ini.

Kutekan tombol save....

Kita benar-benar tidak tahu lagi tempe tentang apa yang akan terjadi hari esok.

Saya tak pernah mengira bahwa saya akan tinggal lama di rumah. Kurasa, saat saya berada di tempat lain, saya akan merindukan hari ini.

Hmm... saya benar-benar mengantuk. Berat rasanya melanjutkan tulisan ni.

Jumlah kata masih di empat ratusan. Saya yakin saat saya membuka hp, rasa ngantukku akan tiba-tiba sirna.

Oiya saya teringat dengan caption video yang kuedit tadi siang, begini captionnya:

"ia tak menuntut banyak dariku dan akupun tak menuntut banyak darinya. Perpisahan itu pasti namun berada di tempat yang sama [hari akhir] belum tentu sama. Bisa dibilang ketidakpastian.

Benar saja bahwa perpisahan dala bentuk terpisahnya raga dan jiwa adalah sebuah kepastian. Ya, mati itu pasti.

Namun, berada di kapung sejati atau kampong kebinasaan adalah suatu yang tidak pasti.

Semoga Allah mengaruniakan RahmatNya kepada kita sekalian hingga kita boleh pulang di kampung yang sesungguhnya.

Kampung nabi Adam dan nenek hawa kita.

Kepalaku kembali kusandarkan di tembok. Lalu menguap sebagai wujud rasa ngantukku.

Kelopak matatku tersa berat. Maka cerita tentang seorang binaragawan yang kuat belum tentu mampu membuka kedua kelopak matanya.

Bagaimana dengan kelopak matamu di waktu subuh lagi dingin dan sangat nikmat untuk tidur?

Rasanya saya ingin ke dapur dan mengambil sebuah pisang. Ya, saya sangat suka makan pisang... mirip.... [mau bilang mirip apa haa?]

Ketahuilah pisang bisa memperhalus kulit. Bisa dibilang ini skincare yang sangat alami yang dimunculkan dari dalam tubuh.

Kutekan tombol save lagi....

Seekor nyamuk mengacaukan dari waktuku sejenak menutup mata. Ini membuat kesadaranku kembali bahwa saya harus segera menyelesaikan tulisan ini. Eh, maksud saya seribu kata ketikan ini.

Saya kembali menguap dan tangan kiriku berusaha menutupinya.

Ya Allah, saya benar-benar mengantuk. Ini resiko kalau saya mengetik di malam hari. Coba di pagi hari... hmm... mungkin saya akan tetap mengantuk tapi tidak terlalu.

Hmm... dari tadi saya bahas apa sih. Kok jadi gak jelas gitu.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.

Hari Selasa bagusnya selalu mengucap shalawat, selain Jum'at.

Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad, Allohumma sholli ala Muhammad. {Tanete, 16 Juni 2020|22:19 wita}

180* DaysWhere stories live. Discover now