Bismillah.
Mengetik seribu kata begini kamu akan jadi sadar waktu (tak lupa hari). Kadang kan kalau kita lagi libur panjang di rumah kita biasanya cenderung akan lupa hari apalagi jika rutinitasnya itu-itu saja.
Kita??? Ah, mungkin aku saja seorang diri yang mengalami seperti itu.
Ok, seteleh beberapa hari ini ketikan seribu kata saya mungkin agak monoton dan sulit dicerna atau kurang menarik? Padahal sih jika kamu membaca ketikan seribu kata saya yang beberapa hari terakhir ini, Insyaallah, Allah akan memberi pahala padamu. Aamiin.
Kutekan tombol save.
Pemilihan waktu mengetik benar-benar mempengaruhi isi ketikan.
Kali ini saya akan berbicara tentang 1 Mey.
Yakkk... apa yang terlintas jika disebut hari 1 Mey?
Jika kamu menonton berita, maka kamu akan disuguhkan dengan berbagai berita tentang peringatan 1 Mey lebih tepatnya Hari Buruh.
Tapi 1 Mey kemarin, ada moment dibilang aneh gak juga, unik pun juga tidak bahkan lucu pun juga tidak sama sekali.
Tapi 1 Mey kemarin (tahun 2020), saya benar-benar membulatkan tekad untuk berpisah dengan sesuatu yang saaaaaaangat kusayangi bahkan menjadi impian saya ketika SD.
Melihat orang lain memiliki, saya juga kepengen. Soalnya terlihat cantik, indah bahkan keren.
Ya, saya memutuskan berpisah dengan long hairku. Setelah berhasil memanjangkannya mulai kelas 6 SD (tahun 2007) hingga titik puncak 01 Mey 2020. Keinginan untuk cut sebenarnya sudah lama tapi selalu saja gagal pergi cut. Hingga 1 Mey, sang penguasa dapur berniat untuk ke Padanglampe Vilage dan sayapun merasa sudah siap untuk kembali punya model rambut zaman kelas 2 SD :-D meski sempat ragu dan takut sang kepala keluarga complain (soalnya nih sang kepala keluarga suka lihat my longhair). Bahkan ia merekomendasikanku untuk memiliki rambut terpanjang bermeter-meter. Wah, kebayang gak sih... bisa viral Aku. Tapi bukan hal mudah untuk merawatnya.
Rumah tante Bahria menjadi targetku. Karena memang disitulah langgananku. Sempat saya wawncarai tanta (tante) Bahria, "Kenapa bisa ditau potong rambut?".
Katanya sih karena ia dulunya selalu ikut sama teman mainnya untuk memotong rambut di salon. Tiap kesana, tanta Bahria selalu mengamati pekerja salonnya. Kuakui memang, tanta Bahria adalah pembelajar yang baik. Jika saja ia menjadi tenaga pendidik, saya rasa ia akan menjadi guru yang hebat.
Banyak hal yang saya pelajari darinya, bahkan saya pandai membuat 'tolong'. Hmm... tolong itu sejenis makanan beras santan yang dimasak. Isinya sebenarnya sama dengan buras hanya yang membedakan tempat mengemasnya.
'tolong' itu seperti daun bunga yang dilipat-lipat membentuk persegi (kotak-kotak gitu).
Kutekan tombol save.
Hmm... apa lagi yaa saya tulis?
Tayangan ustad Danu masih sering terlintas. Coba deh readers nonton program acara mnctv Ustad Danu setiap pukul 06:30 wita atau bisa juga di Youtube. Tapi kalau di Youtube tayangannya tidak disensor. Kalau di tv itu, adegan kesurupannya diskip (tidak ditampilkan).
Dari penusularanku, tayangan itu memang pernah ditegur oleh pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).. benar gak sihh kepanjangannya? Soalnya kalau KPI yang terlintas itu program studiku Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
Pokoknya recommended tayangan Siraman kalbu bersama Ustad Danu itu.
Kuyakin ada sesuatu yang berubah di hidupmu khususnya cara pandangmu.
Kutekan tombol save...
Menghampiri dua bulan tidur di rumah, saya menyadari satu hal bahwa masalah yang ada di rumah menjadi tugasku untuk menyelesaikannya tentunya dengan bantuan Allah swt.
Selama ini terbengkalai dikarenakan saya yang lebih banyak tinggal di Parepare dibandingkan di rumah sendiri.
Masalah itu kian hari mengikis menghilang dan kuharap akan benar-benar sepenuhnya terselesaikan. Aamiin.
Coba deh... renungkan. Siapa tau suatu masalah yang menuntut untuk segera diselesaikan. Dan mungkin saja, saat inilah waktunya untuk kamu memilih daan bertindak.
Iya gak sih??? Ah, dirimu hanya kamu sendiri yang mengetahui bersama Sang Maha Mengetahui. Saya sih gak tau apa-apa.
Kutekan tombol save...
Pernah gak sih kamu berpikir, menulusur kenapa kamu dilahirkan di keluarga A dan kenapa bukan di B? coba deh kamu bertanya sabil memandang isi penghuni rumahmu (bukan makhuk halusnya yaaa. Hehe) tapi dua orang yang diamanahkan oleh Allah untuk merawatmu hingga tumbuh menjadi dewasa. Atau jika mereka sudah tidak ada, arahkan pandangan mu ke orang pengganti mereka (walimu).
Kita memang bukan Maha Mengetahui, dan cenderung hanya sok tau tapi sepertinya ada misi yang harus kamu selesaikan di keluarga itu.
Misi apa?
Entahlah.... Saya benar-benar tidak tahu. Bahkan saya tidak tempe. Saya Cuma manusia biasa penuh keterbatasan.
Coba kamu amati dan temukan apa misimu di keluarga itu. Jika telah menemukan, semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah swt agar mampu menyelesaikan misi itu.
Oiya, saya teringat saat kembali pulang ke Darussalam House usai dari Padanglampe Village, saya memutuskan untuk singgah membeli kartu internet. Selama ini saya memakai Telk.... Dan saya rasa saya butuh kartu yang unlimited youtube (meskipun saya tahu, sebenarnya gak benar-benar unlimited sih). Akhirnya, sang penguasa dapur berboncengan dengan sang kepala keluarga dan saya sendiri membawa motor dari arah belakang. Pas tiba di jalan raya, saya mengamati toko kartunya dan toko pertama ternyata tidak ada. Sayapun memutar arah kembali, karena sepertinya saya melihat toko sebelumnya dan akhirnya menemukan.
Ada dua kejadian setelah itu, yang sampai sekarang saya rasa tak perlu kuceritakan dengan sang kepala keluarga dan sang penguasa dapur. Saat itu memang, mereka melaju duluan.
Pertama, dompet merah maron berukuran mungil yang kuletakkan didalam jaket naviku, tiba-tiba terjatuh di tengah jalan. Entahlah apa karena angin atau apa. Tapi syukur saja, saya sadar pas dompetnya jatuh. Mengingat didalamnya ada sim, ktp, ktm, atm, dan kartu perpustakaan. Syukurnya lagi, jatuhnya bukan di jalan raya, padahal saat itu lagi padat-padanya kendaraan melintas.
Kejadian kedua... belum cukup satu kilometer dari tampat jatuhnya dompetku, saya hampir ditabrak mobil. Untung saja, pengemudi mobilnya tidak terlalu cepat dan sayapun memang juga tidak terlalu cepat. Kami harus pelan-pelan, karena memang kondisi jalannya itu persimpangan 3 dan ada tikungan. Saya tidak melihat kalau ternyata ada mobil yang juga ingin melintas.
Bayangkan jika, kejadian pertama dompet saya jatuh di tengah jalan raya dan saya hilang konsentrasi dan mobil datang dari arah belakang atau kejadian kedua mobil yang berpapasan dengan saya itu melaju dengan cepat, saya rasa pemilik dua jantung di rumah akan berdegup begitu kencang.
Alhamdulillah, semuanya baik-baik saja.
Allah masih melindungiku dan menyadarkanku untuk lebih bersyukur lagi.
Kutekan tombol save...
Sang penguasa dapur tiba-tiba masuk ke dalam kamar marah-marah. Masalahnya ia marah-marah dengan orang lain tapi ceramahnya di depanku. Hehe...
Benar-benar Aku harus lebih sabar.
Ingin menasehati takut menyingung hati.
Atau aku harus apa???
Fix, cukup seribu kata.
Akhirnya, sang penguasa dapur memutuskan pergi mengaji setelah sebelumnya ia berceramah dan aku tetap focus di ketikan ini. Menyambung pembicaraannya hanya akan membuatnya berceramah dengan durasi yang panjang. Tentunya ini tidak baik, karena rasa keselnya akan semakin menguat.
3 jam sebelumnya sih saya mencium tangannya meminta maaf karena suka membuatnya kesal. Hehe...
Ini karena efek tayangan ustad Danu. Ada apa dengan tayangannya? Ah, lihat saja. Recommended pokoknya. (Tanete, Ahad 03 Mei 2020| 10:46 wita)
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...