Bismillah.
Ya, saya kembali mengulang. Terakhir menulis di tanggal 21. Semestinya di tanggal 22 saya mengetik, apalagi saat itu saya sedang bertambah tua. Seharusnya kurekam perasaanku dalam bentuk rangkaian kata.
Tapi, biarlah. Yang berlalu biarkan berlalu. Video untuk Yuni juga nyatanya belum saya buat. Padahal naskanya sudah jadi di tanggal 21. Hmmm... di tanggal 22 tiba-tiba saya harus ke Parepare untuk mendapatkan tanda tangan pembimbing. Hari itu saya PP Pangkep Parepare Pangkep. Sungguh, sangat melelahkan membawa motor. Di hari berkurangnya usia, saya harus menatap focus jalan raya. Jika tidak konsentrasi, maka usia bisa saja menemui batasnya.
Selasa, Rabu, Kamis. Seharusnya proposalku sudah selesai, sayang sekali Hayana masih suka menunda. Kamu ini bagaimana sih, Hayana? Katanya sudah tak ingin menunda (cerewet dala batin).
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Rajinkan Hayana seperti dahulu. Bahwa dulunya ia tidak suka menunda-nunda pekerjaanya.
Bagaimana denganmu viewers? Bagaiamana perbedaan kebiasaan yang kamu miliki dahulu dan sekarang? Kuharap semakin membaik. Tidak seperti diriku, yang semakin rapuh saja.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Saat saya mengetik ini, sang kepala keluarga sedang pergi ke Padanglampe Village, sementara sang penguasa dapur sedang ke Maros bersama tante.
Jika di Padanglampe, tentu kucingku akan menjadi teman ketika saya ditinggal. Tapi di Darusslam House, hanya cicak yang menemani dan suara tv yang sengaja kubesarkan dengan pemilihan channel berita (Metro tv atau TV One). Hal ini saya lakukan biar suasana rumah menjadi ramai.
Tadinya saya mau tidur lebih awal, namun siapa yang akan membukakan pintu kalau orang utuaku pulang? Mana mungkin pula saya tidur tanpa mengunci pintu rumah. Padahal sebenarnya saya rada ngantuk.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Engkau yang paling tahu, bahwa setiap hari saya selalu berusaha melawan kemalasan. Namun, sering ku terjebak pada bisikan hawa nafsu untu terus menunda.
Saya sadar ini adalah kekeliruan yang dapatberujung pada kesalahan yang berlanjut.
Hmmm... apa lagi ya saya ketik?
Tolong reader memberi saran deh.
Sebuah pesan informasi masuk ke dalam salah satu grup. Inti pesannya, kami panitia wisuda disuruh bersiap tentang rencana wisuda yang mungkin akan dilanjutkan untuk dilaksanakan. Setelah sebelumnya, rencana wisuda tertunda dikarenakan virul viral itu.
Namun, infi tersebut mengganggu otakkua. Karena saya masih ingin tetap di rumah. Hehe
Walaupun kutau, memang sepertinya saya lebih baik tinggal jauh dari rumah.
Karena tinggal jauh dari rumah, saya lebih dekat Dengan-Nya. Selain itu, kemandirianku terpupuk.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, saya sadar bahwa ada satu hari di mana saya akan kembali meninggalkan rumah.
Yang harus saya lakukan sekarang adalah menikmati apa yang ada sekarang, melakukan yang terbaik dan berusaha menyelesaikan persoalan-persoalan baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Semoga saja.
Saya menguap dan mataku menegeluarkan air mata. Ini pesan bahwa saya mengantuk.
Tetiba sang penguasa dapur telah sampai di rumah. Sebelum mengetuk pintu rumah, ia sudah berteriak memanggil namaku. "Hayana..."
Lalu kubuka pintu kemudian ia menunjukkan ole-olenya untukku.
Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah...
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...