Ketika pulang ke rumah, saya sering menyebut 2 tempat yakni Padanglampe Village dan Darussalam House. Keduanya saya anggap tempat istimewa yang masing-masing memiliki keistimewaannya tersendiri.
Hari ini saya pulang ke rumah, sempat sampai ke Darussalam house dulu tapi orangtuaku ingin kalau project kotak-kotaknya (makanan tolong) itu diselesaikan di Padanglampe Village. Akhirnya saya pun nginap di sini.
Padanglampe village sebenarnya merupakan tempat kelahiranku. Banyak hal yang saya lewati dan rasakan di sini. Bahkan saat saya menulis buku 'Ca'di' saya selalu memposisikam tengah berada di tempat ini.
Padanglampe village adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Ma'rang. Jika dari jalan poros jaraknya sekitar 7 km. Bahkan, saya merasa hampir jatuh pas di bonceng orang tua kesini.
Mataku terus mengeluarkan air maya bukan karena sedih tapi mengantuk. Hatiku berbisik bagaiamana kalau saya melanjutkan besok tapi dengan menambah jumlah kata.
Ya, sy benar benar harus memodifikasi atutannya agar lebih fleksibel. Ok,...
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...