Sudah menunjukkan pukul 09 lewat. Hampir menuju pukul 10 lewat malam. Bau menyengat mie pangsit yang saya pesan melalui kurir sudah sangat menggoda. Namun, raga ini masih belum bisa mencicipi.
Kepalaku mulai merasa sakit karena perut mulai berdemo.Tapi kenapa seseorang tak peka.
Ya Allah Ya Rahman.
Bagaimana mungkin ada seseorang yang tak pandai merasa.Semoga kita bisa pandai merasa, merasakan perasaan orang lain yang semestinya dirasa.
Satu orang lain, sangat berbeda dengan dirimu meski kita sama-sama manusia.
Ketahuilah, bahwa kamu mesti pandai merasa.
Agar kamu tak merasakan rasa yang tak seharusnya dirasa.Bicara apa saya yaaa....
Efek demo perut saya kayaknya ini.Ya Allah, hamba hanya ingin orang-orang disekeliling saya itu pandai merasa dan sayapun bisa juga pandai merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Ya, meskipun akan mustahil lah... kamu akan merasakan seutuhnya apa gang dirasa oleh orang lain. Karena kita bukanlah Maha Mengetahui.
Tetapi, semoga saja kita pandai merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam artian, kita pekalah. Hal yang tidak kita sukai pada diri kita, semestinya tidak kita terapkan pada orang lain.
Ya, kalau kamu tak suka.. orang lain pun akan merasa tak suka.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Hanya kepadaMu lah hamba mengadukan beragam rasa. Atas rasa hidup menjadi manusia yang memiliki kekurangan dan kelebihan yang otentik pada setiap raga.Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Hamba sebenarnya lapar, tapi belum bisa makan.Heheh... Ya Allah, maafkan hambamu ini yang selalu meminta dengan serius namun santai dalam melaksanakan kewajiban dan sunnah uswatun hasanah kami.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim...
Hanya KepadaMulah hamba memohon pertolongan dan meminta perlindungan.Engkau tau segala hal.
Maafkan hamba dan tolonglah hamba atas segala rasa yang kadang menyakiti hati kecil ini.Semoga hamba, baik-baik saja...
Dan orang-orang di sekitar hamba juga merasakan baik-baik saja.Sungguh, dunia ini sementara. Maka tautkan hati kami pada ketentuanMu yang abadi lagi membahagiakan. Aamiin.
Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah. Laa hawlah walaa quwwata illa billah. Laa hawlah walaa quwwata illah billah. Laa hawlah walaa quwwata illah billah. Astagfirullah hal aladzim. Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...