Bismillah...
Pikiranku bergejolak apakah berkarya (melakukan hobby) atau menyelesaikan tugas perkuliahan? Padahal menyelesaikan tugas perkuliahan merupakan bagian dari berkarya. Dulu, saya sangat senang mengerjakan tugas, tapi entah karena mungkin sifat malasku hingga saya mulai tak menyukainya.
Lalu, bagaimana supaya saya kembali menyukainya?
Mungkin dengan menganggapnya penting.
Karena yang dianggap penting akan diperhatikan dan tak akan diabaikan.
Ayooo... kamu ingat siapa???
Pikiranku juga berdebat dan saling mengeluarkan argumennya masing-masing. Entahlah antara pikiran atau hati atau antara otak kanan dan otak kiri. Yang jelas terjadi dialog antara aku dan saya. Aku yang lebih egois dan saya yang lebih pengertian.
Kamu mengerti??? Yapp... kita abaikan saja.
Waktu saya menulis ini, jam menunjukkan pukul 05:30 sedangkan waktu deadline menulis sampai pukul 06:00 pagi. Saya berfikir apakah saya bisa menyelesaikannya dengan waktu kurang 30 menit? Saya tidak yakin, tapi saya sedang mencobanya. Kalaupun saya melewati waktu penyelesaian seribu kata ini, berarti saya akan mengulang kembali dari awal. Ya pengulangan di hari pertama menulis.
File video ku pun juga selalu mengganggu pikiranku, di mana lagi tugas website yang cukup menyita emosiku. Inginku berlari pulang saja, dan mengabaikan semuanya. Karena kehadiranku sudah sangat dirindukan.
Bagiku, keluarga dan orang tersayang adalah nomor 2 setelah Sang Pencipta.
Pekerjaan di belakang urutannya.
Jemariku mengetik keyboar dengan suara ketikan yang cukup jelas, dipengaruhi waktu deadline penekanannya jauh lebih jelas lagi.
Seekor tikus hitam juga masih bersarang diingatanku, ia suka muncul tiba-tiba lalu berlari saat saya melihatnya. Sungguh, saya tidak suka.
Apa lagi yang saya tulis?
Eh, bukan tulis ketik?
Angka katanya baru di angka dua ratusan. Suara air dari langit jatuh menempa setiap benda yang ditemuinya. Jika jatuh ke tanah, kita tak bisa mendengarnya tapi jika jatuh ke benda seperti seng atau apalah... maka kita bisa mendengar suaranya.
Ah, sepertinya pernyataan di atas keliru. Bagaimana menurutmu?
Ketikan ku sudah menuju ke halaman 2 dengan jumlah kata menghampiri tiga ratusan.
Lalu, apa lagi yang saya ketik?
Dulu saya selalu terhindar dari kata deadline,ini karena saya suka mengerjakan tugas lebih awal. Tapi karena focus yang mulai terbagi-bagi saya malah sering berada di detik-detik deadline bahkan kadangkala saya berhasil didahului oleh si deadline. Sungguh, hal ini kadang membuat saya merasa kecewa. tentunya, kecewa dengan diri saya sendiri yang masih memiliki manajemen waktu yang berantakan.
Tapi sudahlah... yang berlalu,biarlah berlalu.
Tetap saja berusaha memperbaiki, apa yang masih bisa diperbaiki.
Waktu mulai menunjukkan pukul 05:42, saya mulai tak yakin bisa selesai seribu kata sebelum pukul enam nol-nol.
Beberapa pesan wa juga memasuki smartphoneku, beberapa di antaranya bertanya tentang judul penelitian. Padahal saat ini, saya juga merasa bingung harus memilih judul apa.
Judul adalah hal yang penting ketika telah menyandang status mahasiswa tingkat akhir. Walaupun sebenarnya hal yang terpenting dibalik sebuah judul adalah permasalahan.
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...