03: Observer

6 0 0
                                    


"Stop Korupsi dengan Good Habits"

Indonesia merupakan salah satu Negara di benua Asia yang masih masuk dalam kategori Negara berkembang. Di mana Negara berkembang memiliki ciri-ciri seperti lingkungan fisik, kualitas penduduk, segi ekonomi dan segi pendidikan yang umumnya masih rendah khususnya pada daerah-daerah yang luput dari perhatian pemerintah (daerah terpelosok).

Masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereka harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya modal. Banyak yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam. Dikutip dari lipi.go.id, catatan lembaga pemerintah AS yang mempunyai fokus di bidang Geologi (US Geological Survey), menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu Negara yang mempunyai produksi dan cadangan bahan tambang terbesar di dunia. Namun, apakah Indonesia sudah sejahterah secara keseluruhan?

Melimpahnya sumber daya alam Indonesia tidak menjamin kesejahteraan rakyat Indonesia. Ada sebuah kalimat menggelitik "Rakyat Indonesia seperti burung yang kelaparan di atas tumpukan padi". Artinya sumber daya alam melimpah namun belum mampu menyejahterahkan seluruh masyarakat Indonesia. Masuknya pihak asing yang mengeksploitasi secara besar-besaram sumber daya alam Indonesia serta para pemegang kekuasaan yang hanya memihak pada keuntungan pribadi sehingga menyebabkan Indonesia terus terpuruk. Bukannya menjadi Negara yang benar-benar kaya, justru utang Negara semakin hari semakin meningkat.

Dikutip dari kompas.com jumlah utang luar negeri (ULN) pemerintah pusat terus bertambah. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), jumlah utang pemerintah di akhir 2014 tercatat Rp. 2.604,93 triliun dan hingga akhir Mei 2017 lalu, jumlah total utang luar negeri Indonesia mencapai Rp. 3.672,33 triliun. Lalu kemanakah semua uang hasil pinjaman ini? Tentunya uang pinjaman digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, pembangunan dan sebagainya. Namun, tidak sedikit uang hasil pinjaman ini berada di tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Memanipulasi agar bisa mendapatkan keuntungan pribadi semata. Mereka inilah para koruptor. Sumber daya manusia yang cacat dari kesadaran diri dari sebuah amanah.

Korupsi adalah sebuah kriminalitas yang masih sangat populer di tengah perkembangan Negara Republik Indonesia. Terbukti pada setiap pemberitaan baik itu media cetak, televisi, radio maupun media online, kasus korupsi tidak henti-hentinya menjadi topik perbincangan yang hangat. Mirisnya, para pelaku korupsi ini merupakan orang-orang yang menyandang gelar pendidikan yang tinggi. Namun, tanpa disadari aktivitas korupsi tidak hanya terjangkit pada para aparatur Negara namun sudah merambah ke masyarakat umum. Saat ini hampir korupsi bisa terjadi disegala aspek kehidupan. Sasaran koruptor bukan hanya menyangkut tentang material semata seperti uang namun juga non material misalnya korupsi waktu. Seorang karyawan yang terlambat datang ke kantor, atau pulang lebih awal tanpa alasan yang tidak dibenarkan. Korupsi adalah akumulasi kebiasaan-kebiasaan kecil yang berkumpul menjadi satu di tengah kesempatan mengambil keuntungan pribadi. Kebiasaan-kebiasaan itu cenderung bermula terjadi saat dibangku anak-anak (cilik). Kebiasaan di sekolah yang mengabaikan kejujuran dan ketidaksadaran akan amanah. Idealnya, di umur ke-72 tahun Indonesia merdeka, kita semua harus berbenah diri. Pemimpin menyadari akan amanah yang dititipkan oleh rakyat. Sementara generasi muda yang mulai dari kecil menciptakan, melanjutkan, mempertahankan secara gigih dengan tekad yang kuat tentang kebiasaan-kebiasaan baik sejak dini (good habits). Kebiasaan-kebiasaan itu dimulai dari hal-hal yang kecil seperti tidak menyontek ketika ujian, tidak mengambil barang teman duduk, sadar akan amanah yang diberikan serta berani menolak sesuatu yang bukan milik milikna. Sehingga pada tahun 2045 mendatang, generasi-generasi cilik yang nantinya akan menggantikan pemimpin sekarang akan tetap bertahan pada habits yang telah diciptakan pada masa lalu. Bukankah habits adalah sesuatu yang sulit diubah? Di masa yang akan datang, wajah Indonesia pada usia 100 tahun akan memiliki kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tak kalah berharganya dengan sumber daya alam yang mulai terkikis habis dan tidak tersisa bagi generasi muda yang akan datang.

180* DaysWhere stories live. Discover now