Lagi, Satu|1

6 0 0
                                    

Bismillah.

Astagfirullah, sudah lima puluan judul lalu saya terlewat sehari. So' ulangi lagi, Hayana.

Kamu pun juga terlalu lama jeda, hingga terlewat beberapa hari.

Tapi waktu itu, saya benar-benar lupa. Kurasa ini karena saya yang suka menunda-nunda.

Hayana, jika kamu ingin ini segera selesai maka konsistenlah dan disiplin lah.

Apa kamu masih ingat, pesan dosen tajwid al Qur'an mu?

"Kedisiplinan adalah kunci kesuksesan".

Disiplin lah Hayana, dan semoga Allah membukakan pintu kesuksesan mulia termasuk readers. Aamiin.

Beberapa hari ini terlewat dikarenakan kesibukan barasanji rumah. Ya, rumah yang kutempati 'Darussalam House' telah cukup 3 tahun. Dalam keluarga kami, tradisi bugis punya rangkaian acara jika rumah baru. Barasanji untuk tahun ketiga rumah merupakan rangkaian terakhir. Barasanji itu berisi shalawat kepada Rasulullah saw.

Sempat kuberpikir, "rumah diperingati miladnya, ya saya anaknya tidak diperingati miladnya. Hehe".

Meski begitu saya tak pernah tertarik untuk meniup lilin di atas kue tart jika hari berkurangnya usia. Meskipun saya takkan menolak jika diberi kue tart hari itu, yang penting jangan ada acara tiup lilin.

Beberapa kali teman memberi kue tart lengkap dengan lilinnya. Tentu, meskipun di kue itu tertulis nama sapaanku 'Hyn' tetap saja bukan saya meniupnya. Kubiarkan lilin itu mati karena tiupan teman-teman dan itu sudah membuatku senang.

Tetiba saya merasa rindu dengan keseruan teman-temanku. Aku yakin, jika kamu memiliki moment keseruan juga pasti kamu akan merindukannya juga.

Waktu memang berlalu...

Berjalan meskipun tanpa kaki.

Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim... berapa banyak waktu telah kusia-siakan. Maafkan hambaMu ini yang sering lalai dan terperdaya dengan kesibukan yang tak berfaedah.

Readers, saya sarankan kalian juga menulis seperti ini. Karena saya merasakan sesuatu hal jika usai menulis ini. Apa itu?

Pertama, kamu melatih dirimu bercerita tentang hari ini.

Cerita yang apa adanya menuntun kamu untuk mengingat setiap aktivitas yang kamu lakukan. Kamu bisa melatih diri agar bagaimana menyampaikan cerita dengan mudah dipahami. Kamu juga akan melatih dirimu untuk bercerita secara jujur dan apa adanya. Eitss... kecuali kamu menulis cerita fiksi {cerita imajinatif) tentu ini hasil imajinasimu, tidak nyata.

Kedua, intropeksi diri. Karena kamu bercerita tentang hari ini kamu jadi berusaha menceritakan setiap aktivitas paling tidak kamu mencoba mengingat. Setiap aktivitas yang kamu lakukan hari ini menjadi bahan intropeksi diri, apakah aktivitas itu berfaedah atau tidak. Tentu ini menjadi bahan evaluasi hidup.

Ketiga, tenang. Ceritakan yang menurutmu perlu diceritakan dan ceritakan ke Allah saja yang menurutmu hanya Dia yang perlu mengetahui. Ketenangan muncul saat kamu usai menyimpan tulisan ini. Apalagi jika tulisan ini kamu publish dan ternyata orang lain bisa mengambil hikmah.

Pada dasarnya tulisan buruk pun kita belajar sesuatu hal. Jadi, jangan takut jika tulisan mu tak semenarik tulisan orang lain. Menulis saja.... Eh, maksud saya mengetik saja....

Iya kan? Sekarang kita itu pengetik bukan lagi penulis yang menggunakan kertas apalagi jika dipublish dalam bentuk kata-kata hasil keyboard. Ya mesti diketik.

Kutekan tombol save...

Kau tahu, bahwa apa yang kita inginkan belum tentu kita butuhkan. Hari selasa lalu, Allah menjawab kebutuhanku yakni perpustakaan. Meskipun rumahan, setidaknya sudah mengobati kerinduanku terhdap buku-buku unik.

Nama tempat itu "Titikmula" entahlah apakah saya akan memulai sesuatu setelah mengenal tempat itu? Yang jelas selama di rumah saya akan setiap pekan kesana melahap semua buku-buku yang ada di sana.

Bukunya dipinjamkan secara gratis dengan batas waktu maksimal lima hari. Karena gratis otak ini berinisiatif untuk membungkus plastic cover buku setiap buku yang kupinjam. Ya, rata-rata buku di sana belum terbungkus. Setidaknya, ini menjadi wujud rasa terima kasihku karena sudah dipinjamkan.

Saya memang suka membaca buku tapi jarang membeli buku. Bagaimana sih saya ini. Huh. Saya lebih suka ke perpustakaan hunting buku-buku unik. Kau tau bagaimana senangnya hati ini ketika berhasil menemukan buku tersembunyi lagi unik nan menarik? Rasanya seperti menemukan harta karun. Hehe.

Tapi, bagaimana mungkin Hayana. Kamu suka membaca tapi gak punya perpustakaan pribadi rumah. Ya,,, saya punya beberapa buku tapi kayaknya gak sampai 30 buah.

Kini saya sedang berusaha mengumpulkan rezeki agar bisa membeli buku setiap saat. Paling tidak buku-buku yang kubeli tak hanya menumpuk di sudut ruangan tetapi bisa didonasikan ke tempat lain. Ya, buku di kamar sering berkurang karena diopor ke tempat lain. Menurutku, mengoleksi buku untuk pribadi memang baik, tapi akan lebih baik jika bukan hanya untuk kita semata.

Bayangkan saja berapa banyak amal yang didapatkan ketika setiap pembaca di titikmula melakukan kebaikan karena bacaan itu. Ini sangat menarik meskipun terlihat sederhana.

cerdas sendiri itu tidak baik. Kita harus cerdas bersama-sama.

Layaknya kebaikan, sholeh sendiri itu tidak baik tetapi bersama-sama sholeh sholehah itu jauh lebih baik.

Suara rintik hujan terdengar merdu. Suaranya jatuh secara perlahan mengenai atap rumah. Suara anak ayam yang mungkin karena bosan di dalam kandang terus bergema.

Suara klakson mobil penjual sayur berbunyi memberi kode. Si pengetik duduk di atas sajadah merah melindungi tubuh ini dari dinginnya suhu lantai hijau.

Otak memikirkan setelah ini apa yang ingin kau lakukan?

Sepertinya saya ingin membuat video pendek tentang kata-kata menarik yang kutemukan pada buku bacaan (akan diupload di fb Hayana). Ya, kali ini saya membaca sambil menulis, bukan mengetik ya soalnya saya menggunakan pulpen. Sengaja kutulis biar saya bisa buatkan video teks agar bukan saya seorang diri yang tau, agar bukan cuma saya yang merasa tersinggung. Hehe...

Ya, memang kata-kata yang baik adalah kata-kata yang menyingung hati. Dan kalau kita tersinggung seharusnya kita berubah bukan malah memberi seribu alasan membela diri.

Semoga Allah senantiasa memberi kita petunjuk-Nya. Aamiin.

Jumlah kata masih di delapan ratusan, masih tersisa dua ratusan untuk mencapai seribu kata. Lalu, apa lagi yang saya ketik?

Saat ini saya sedang menantikan hasil sidang judul yang berupa penetapan SK pembimbing penelitian. Ya, saya ingin segera menyelesaikan semuanya. Tapi kau harus tau bahwa keinginan belum tentu kebutuhan. Jika Allah merasa kita belum membutuhkan itu maka Allah takkan mengabulkan keinginan kita itu.

Ikhlaslah sambil tetap melakukan yang terbaik.

Dunia ini fana [sementara], simpan dunia ini cukup di tanganmu tidak di hatimu. Pada dasarnya jabatan akan terganti dan gelar akan berakhir dengan kata almarhum.

Jangan terlalu berbangga diri, bahwa semuanya hanya titipan Allah subehana wata'ala.

Tak patut kita memiliki sifat sombong apalagi ujub 'merasa hebat dalam hati'.

Semoga Allah menjaga kita dari buruknya penyakit-penyakit hati dan senantiasa melapangkan hati ini agar hidup menjadi tentram meskipun dalam keterbatasan duniawi.

Jika hidup hanya sekali, lalu mengapa menyia-nyiakan waktu luang berkali-kali.

Jika umur itu terbatas, lalu mengapa kita tak segera sadar akan batas-batas itu. Justeru kita malah melanggar batas-Nya.

Jika besok nama kita diawali almarhum/almarhumah, semoga amal kita tetap mengalir meskipun hidup telah berhenti, umur telah sampai pada batas. Ya, temukan bagaiamana mendapatkan amal jariyah. Amal baik yang tetap terhitung meskipun raga telah habis di makan ulat.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim. Ihdina shirotal mustaqim.... (Tanete, Sabtu 13 Juni 2020|13:56 wita).

180* DaysWhere stories live. Discover now