Hmmmm...hm.... hmmm...hmm....hmm.... kenapa pas di copy dari ms. word ke laman ini malah kurang seribu kata.
Ok, cukup.
******
Apa yang saya mulai, seharusnya saya tuntaskan.
Kalimat itulah yang membuat si pengetik bangkit dari tidurnya lalu bergegas membuka laptop antic miliknya.
Ditemani stick renyah snack, si pengetik dari tadi mulai mengetik.
Apa yang harus diketik? Pikirnya.
Di dunia maya heboh dikarenakan pengumuman yang seharusnya tanggal 22 Mei tetapi ternyata muncul sebelum waktunya. Berbagai doa pun terpampang nyata di beranda facebook, mendoakan si penyelenggara.
Kita ini bukan Maha Mengetahui
Tetapi Sang Maha Mengetahui bisa saja memberi tanda-tanda informasi. Entahlah, siapa yang benar dan siapa yang keliru. Yang jelas si pengetik yakin segala sesuatu akan ada balasannya baik itu kebaikan maupun keburukan.
Cek saja di QS. Al Zalzalah ayat 7 & 8
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula".
Ibnu Jauzi menyebutkan 5 pendapat ulama tafsir mengenai makna dzarrah:
1. Kepala semut merah (ibnu Abbas ra)
2. Butiran tanah (Yazid bin al- A'sham dari Ibnu Abbas)
3. Semut yang paling kecil (Ibnu Qutaibah dan Ibnu Faris | Ulama ahli bahasa)
4. Dzarrah adalah biji Khardalah /tanaman mustard (at Tsa'labi)
5. Titik debu yang Nampak di udara ketika ada celah dinding terkena sinar matahari (at Tsa'labi)
Kelima uraian tersebut merupakan jawaban dari Ustad Ammi Nur Baits (dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Indonesia mayoritas Islam, namun tidak semuanya sadar dan bertindak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dipengaruhi hidayah yang tak ada dalam hatinya.
Hidayah itu bukan pemeberian dari sesame manusia namun pemberian Sang Maha Kuasa. Namun, jika hidayah telah diberikan tapi si penerima tidak mengambil sesegera mungkin bisa jadi ia tidak akan berubah.
Dalam dunia nyata, si pengetik mengamati jalan hidup seorang gadis tomboy.
Setiap harinya rambutnya terurai, sibuk telfon-telfonan dengan kekasihnya bahkan tak jarang mereka bertemu langsung di rumah si gadis tomboy itu.
Menjelang memakai seragam putih abu-abu, gadi itu mulai berkomitmen memakai khimar meskipun kesan tomboy dengan memakai celana panjang masih sering dikenakan. Hingga dibangku perkuliahan, hidayah kembali disodorkan untuknya untuk menutup aurat secara sempurna sampai saat ini.
Ia istiqomah atas pilihannya meskipun berbagai tatapan serta cibiran yang menyudutkan seringkali menghampirinya. Ia sama sekali tak peduli karena baginya Ridho-Nya lah yang menjadi target hidupnya.
Saat ia memulai mengambil jalan yang lurus, berbagai kabar bahagia pun datang apalagi sikap sabar dan syukur terus mengakar dalam hatinya. Si pengetik bisa melihat bagaimana progress perbaikan hidupnya.
Menurut si pengetik, kalau hal-hal yang baik segera dilakukan maka tunggu kabar baik juga akan segera datang.
Entahlah, apakah begitu rumusnya.
Oiya, tentang ayat yang trending hari ini, QS. An Nisa ayat 108
"Mereka bersembunyi dari manusi, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka. Ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhoi. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan".
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...