Welcome Back, Again (1)

2 0 0
                                    



Bismillah.

Astagfirullah...

Berapa banyak moment penting lagi bermakna, terlewatkan begitu saja Hayana.

Saya juga selalu saja menunda untuk memulai lagi tulisan seribu kata ini.

Saya tau, beberapa orang yang tau akan komitmenku ini akan datang mengecek apakah tulisanku tetap berlanjut atau tidak.

Yang jelas, komitmen ini akan terus saya usahakan selesaikan sepanjang hayat.

Mungkin, bagi pembaca baru akan bertanya-tanya tentang komitmen apa? Jadi begini new readers. Gara-gara pernah menonton video Tereliye tentang bagaimana cara ahli menulis, ia menyarankan agar menulis seribu kata perhari selama seratus delapan puluh hari. Nah, saya menerima sarannya dan mulai berkomitmen pada diri bahwa saya akan menulis seperti role tersebut. Tulisan ini saya mulai sejak awal 2019 dan sampai sekarang belum selesai padahal sudah di tahun 2021.

Ketidakdisiplinan menjadi factor utama kenapa saya gagal. Bahkan buku ketiga, saya mengangkat judul tentang Seribu Kata yang Gagal. Tentu, naskah dalam buku tersebut saya ambil dari tulisan seribu kata ini. Mumpung terbitkannya gratis dan tetap ber ISBN, maka saya terbitkan saja sebagai bahan dokumentasi secara fisik. Awalnya tulisan seperti ini saya hanya upload di blog. Namun, saat mengenal situs wattpad. Akhirnya, saya rutin apload di situs itu juga. Karena kalau di watpadd, tulisan kita tidak mudah dicopy paste.

Oiya, readers... bagaimana kabarmu?

Rasanya kabarku tidak benar-benar baik, meski datang kabar baik dariku. Apa kabar baiknya?

Pertama, saya telah berhasil menyelesaikan studi magisterku. Kedua, saya akan pulang ke rumah. Yappp, saya takkan merasakan homesick lagi ;)

Namun, kenapa kabarku menjadi tidak baik juga?

Ini karena ada pertemanan di kota kelahiran BJ Habibie ini yang sangat saya sayangkan jika saya berpindah tempat. Mereka adalah wanita-wanita yang berusaha untuk menjadi wanita solehah. Mereka sangat syarat pembelajaran untuk jiwa dan pikiranku. Sedih sekali rasanya, jika ke depan saya akan sulit berkumpul dengan mereka.

Besok lusa, Sabtu (27/02/2021) akan menjadi pertemuan terakhir dan setelah itu saya akan pulkam.

Tapi, rasa optimisku kadang berseru di dalam hati bahwa kelak jika memang takdirmu di kota kelahiran presiden ketiga ini, maka kemanapun kamu pergi... kamu akan tetap kembali.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.

Pulang kerumah rasanya kurang menyenangkan juga karena gossip yang tersebar tentang diriku.

Eh, sebenarnya itu bukan gossip si tapi memang cerita fakta namun bukan aib juga. Hanya saja, saya heran saja... kenapa kabar niat baik pemuda itu malah tersebar di desa kelahiranku. Padahal itu hanya negosiasi yang tak saya terima melalui dunia maya.

Pada akhirnya, dengan komunikasi yang sangat singkat dengannya dan hanya via teks... ia sudah memilih wanita lain. Saya sangat bersyukur akan hal itu.

Saya salut karena ia bisa segera move on dan tak berlarut-larut dengan perasaaanya. Yaa mungkin juga, namanya bukan jodoh. Jadi, perasaanya cepat dimove on kan. Hehe.

Satu lagi, ia adalah pemuda yang berani memilih dan serius. Bayangkan saja, saya yang tidak terlalu dikenalnya.. ia langsung to the point. Saya salut akan keberaniannya dan kerelaanya melepaskan saya, saat saya berkata tidak.

Lalu, kenapa kamu menolaknya?

Hmmm.... Saya selalu berdoa agar hati ini hanya jatuh pada orang yang benar-benar ditakdirkan untukku.

Ok, skippp. Saya tak ingin cerita panjang kali lebar tentang itu. Yang jelas, semoga readers bisa memahami akan satu hal dan pemahaman itu bisa dijadikan pelajaran.

Lalu, saya cerita apa lagi yak?

Bagaimana kalau cerita tentang wisuda kemarin?

Jika wisuda pertama, rasanya sangat 'waow' kali ini benar-benar biasa-biasa saja. Tapi, rasa syukur tetap ada tersembunyi di dalam hati ini. Alhamdulillah.

Sungguh, kadang saya tak percaya bisa hidup dengan title fana itu. Jika di tahun 2017 lalu, saya langsung pindah tempat (tidak terjebak di kampus) bisa jadi takdir lain tergoreskan. Tapi, Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah tau betul, takdir mana yang paling tepat bagi hamba-Nya.

Hayana, ridholah atas segala ketetapanNya.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.

Wisuda kemarin, terlaksana tanpa kehadiran orangtua di dalam gedung Audiotorium. Padahal mamaku mau sekali masuk ke dalam menyaksikan. Sayangnya tidak bisa.

Ya sudah....biarlah berlalu. Saya hanya berharap apa yang saya peroleh bisa dimanfaatkan kembali bagi banyak orang. Aaminn. Pun dengan hidup readers yaaa.

Readers, saya benar-benar tidak tau saya akan menemui apa? Beberapa rencana sudah ada. Tapi saya benar-benar tidak tau apakah rencana itu akan diacc olehNya? Saya hanya berharap agar bisa bekerja dan beribadah dengan khusyu'. Karena apalah artinya banyak ibadah tapi tidak focus Pada-Nya.

Oiya, readers... bagaimana aktivitasmu sekarang? Apakah aktivitasmu sekarang semakin mendekatkanmu Pada-Nya atau malah semakin membuat jauh?

Readers, jika kelak saya innalillah....tolong maafkan atas segala kekurangan tulisan ini.

Reeaders, saya tak tau harus cerita apalagi.

Waktu berlalu begitu cepat sementara kecepatan diri dalam menyelesaikan sesuatu tak sebanding.

Readers, saya harus segera menyelesaikan tulisan ini. Lalu, merapikan kamar lalu tidur. Hari libur ibadah, maka bebas tidur lebih cepat meski belum melaksanakan kewajiban.

Kuharap readers jangan pernah lupa melaksanakan kewajiban apalagi mengabaikan. Karena sungguh, malaikat atid benar-benar mencatat perbuatan buruk yang kita lakukan L

Readers... besok, apakah saya akan kembali menulis seribu kata ini lagi?

Entahlah... tapi kuharap diri ini bisa semakin disiplin dan kuharap readers pu begitu.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, tunjukkilah kami jalan yang lurus.

Ya Allah Ya Rahman Rahim, ampunilah segala dosa kami dan dosa kedua orangtua kami.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, lapangkanlah hati kami. Berikanlah ketenangan hati kami dan anugerahkanlah kepada kami, umur yang berberkah.

Ampunilah dosa kami, ampunilah dosa kami, ampunilah dosa kami.

Ampunilah atas segala kelalaian kami, lalai atas anugerah waktu hidup yang diberikan kepada kami.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim. Engkau sangat mengetahui apa yang ada di dalam hati dan pikiran kami, maka ampunilah atas segala kekeliruan yang ada.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, sungguh hanya kepadaMulah kami meminta dan memohon pertolongan. Hanya kepadaMulah kami memohon agar senantiasa diberi hidayah dan senantiasa dilimpahkan ridho atas segala sesuatu yang kami lakukan di dunia ini.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim....

Lancarkan rezeki bagi readersku agar bisa bersedekah di mana-mana layaknya udara yang berada di mana-mana. Aamiin.

***

Jika viewers menganggap tulisan receh ini berfaedah silahkan sebarkan agar viewers menjadi jembatan (share) sampainya tulisan ini ke otak yang lain. Namun, jika viewers ingin memberikan tanggapan berupa pertanyaan setuju maupun kritik saran, tentu boleh. Silahkan kirimkan via DM Instagram @hayanaa atau email .

Terima kasih telah membaca hingga tuntas 'tak perlu subscribe yakk' hehe dan maafkan jika ada yang tak berkenang pada segumpal daging (hati). [Tanete, 25 Maret 2021]. Hayana 

180* DaysWhere stories live. Discover now