Hanya saya dan teman saya, widya di kelas yang menyelesaikan pendidikan dengan 2 judul penelitian. Ya, demi beasiswa... beasiswa untuk gratis biaya wisuda. Bahkan sebuah cincin emas melekat pada jariku. Cincin itu sebagai kenang-kenangan dari uang beasiswa. Mungkin saja, suatu hari saya akan menggadaikannya kalau sedang dalam kondisi darurat. Itulah yang kupikirkan saat memutuskan membeli cincin itu.
cincin berbentuk love itu menjadi penyemangat untuk bersungguh-sungguh melakukan sesuatu. walaupun terkadang ada yang menganggap bahwa cincin itu adalah cincin pengikat dari seseorang. Padahal tidak...
****
Di bawah ini hanya sebagian kecil isi dari proposal...
***
Indonesia menghadapi tantangan persaingan bangsa di era global yang menuntut peningkatan kualitas dan produktivitas manusia terdidik. Manusia mutlak membutuhkan pendidikan. Pendidikan berperan membantu manusia mengerti makna yang terkandung dalam nilai-nilai baru serta mampu merenspon perubahan sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan sesuatu baru. Termasuk dalam dunia pendidikan yang membutuhkan penyesuaian dengan lingkungan sekitarnya.
Institusi pendidikan pada hakikatnya adalah pusat kegiatan transfer dan transmisi ilmu pengetahuan antar akademisi, dari seorang narasumber (tenaga pengajar, guru, dan mahaguru) kepada murid-murid mereka atau sebaliknya, melalui interaksi yang intensif, transfer dan transisi ilmu pengetahuan itu dapat merupakan kontribusi para pencari ilmu pengetahuan kepada guru-guru mereka. Setiap institusi pendidikan, terutama perguruan tinggi menghadapi paling tidak tiga tantangan dalam aktivitasnya. Pertama, tuntutan terhadap kecanggihan pengelolaannya. Kedua, tantangan peningkatan dan pendalaman ilmu. Ketiga, tantangan konkritisasi dan penerapan ilmunya di tengah masyarakat sejajar dengan tantangan perkembangan zaman yang demikian pesat, kompetitif dan penuh unpredictability. Namun, setiap perguruan tinggi ataupun universitas memiliki kekhasan masing-masing.
Setiap perguruan tinggi atau universitas seperti yang ditulis Edward Shils memiliki tugas yang khas, yaitu secara metodis menemukan dan mengajarkan kebenaran-kebenaran tentang hal-hal yang serius dan penting. Diantaranya meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam hal sikap dan metode untuk mengkaji dan menguji secara kritis kepercayaan-kepercayaan mereka agar apa yang dipahami dan diyakininya terbebas dari kekeliruan. Dengan itu diharapkan mahasiswa akan lebih pintar, cerdas, berilmu, bermoral, terdidik, dan kemudian dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, ilmuan, peneliti, dan penggerak perubahan dalam masyarakat (agent of change among society) secara baik dan benar. Mahasiswa yang ke depannya akan terjun ke masyarakat akan menghadapi berbagai masalah-masalah yang kompleks sehingga dituntut setiap mahasiswa mampu menjadi problem solver dalam kehidupan bermasyarakat.
Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri (self concept). Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri atau orang lain dan bahkan menyakini persepsinya yang belum tentu objektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri dan hobi mengkritik diri sendiri. Berbagai faktor dapat mempengaruhi konsep diri mahasiswa. Secara umum dipengaruhi oleh orang lain dan kelompok rujukan. Orang lain ini biasa disebut significant others yaitu orang tua dan saudara. Selama di dunia kampus, dosen merupakan pengganti orangtua. Mahasiswa yang hampir setiap harinya melakukan interaksi dengan dosen-dosen yang ada di kampus baik itu dalam aktivitas perkuliahan maupun diskusi lepas.
Dalam aktivitas tersebut seringkali mahasiswa mendapatkan penilaian berupa persepsi dari significant others (dalam hal ini dosen) yang dapat mempengaruhi self concept (konsep diri) mahasiswa baik itu self concept positif maupun negatif. Dari self concept itu akan menghasilkan output yang juga akan bersifat negatif atau positif. Maka hal inilah yang menarik perhatian untuk diteliti terkait tentang persepsi dosen sebagai significant others dalam pembentukan self concept mahasiswa dalam lingkup kampus IAIN Parepare.
YOU ARE READING
180* Days
RandomSeribu Kata selama Seratus delapan puluh hari. Jika ada satu hari terlewatkan tidak menulis, maka ulangi lagi meskipun sudah di hari seribu tujuh puluh sembilan. Saya mencoba mengikuti saran Tere Liye, saya harap suatu hari ia akan membaca tulisan i...