ke-12

1.8K 198 1
                                    


Meisie sedang bersantai diruang tengah rumahnya dengan menonton TV sambil mengunyah keripik singkong kesukaannya yang selalu Ia jadikan cemilan diwaktu bersantai.

"Itu ceweknya bego banget."

"Jangan terlalu dilihatin takutnya biar orang-orang nggak semena-mena sama kita."

"Nggak ada temannya apa ya? Kalau ada bisa tuh serang balik."

"Duh gua kenapa sih namanya juga sinetron malah heboh sendiri."

Tampaknya Meisie terbawa suasana dengan penampilan para pemain yang menurutnya keterlaluan masih ada saja bullying dan penindasan dijaman sekarang. Ternyata Meisie orangnya suka brisik saat nonton, memberi reaksi seakan-akan orang yang ada didalam televisi mendengar ocehannya. Lagipula mereka dibayar sedangkan Meisie sebagai penonton hanya mendapatkan sakit tenggorokan dan rasa kesal.

Kedatangan Agung yang tiba-tiba sukses mengejutkan Meisie. Berkunjungnya Agung kerumahnya adalah sesuatu yang dinantikan Meisie dikarenakan lelaki yang sudah dianggapnya saudara itu sudah sangat jarang berkunjung. Namun yang mengejutkan tidak hanya itu melainkan Agung datang dalam keadaan sedih, terlihat jelas jika lelaki tampan itu sedang tidak baik-baik saja.

Meisie berdiri bermaksud menanyakan apa yang terjadi sehingga membuat lelaki berhati baja tersebut bisa sesedih ini. Agung memeluk Meisie sebelum Meisie mengeluarkan suaranya. Perlakuan Agung ini jelas semakin menimbulkan tanda tanya besar dikepalanya. Ini bukan masalah Agung memeluknya tetapi Agung yang menangis. Meski tidak bisa melihat air mata itu jatuh, Meisie bisa merasakan bahunya basah ditambah pelukan Agung yang berat dan suara nafasnya terdengar menyedihkan.

"Bang?"

Tidak ada jawaban.

"Bang Agung are you okay?"

Masih tidak ada jawaban. Meisie cemas Agung tidak memberikan respon apapun selain suara tangisan. Melihat Agung dalam kondisi seperti ini hal baru baginya. Meisie pernah berpikir bahwa dimata Agung tidak ada air mata, pemikiran yang konyol. Malam ini Meisie membatah pikiran itu, malam ini dia melihat sosok baru dalam diri Agung Deijck. Meisie mengusap punggung Agung memberikan ketenangan, dia tidak akan bertanya sebelum Agung yang bercerita.

Keheningan malam ditambah diamnya Agung membuat Meisie tidak nyaman. Jujur dia sangat penasaran sesuatu apa hingga Abangnya sedih terluka seperti tadi. Setelah dirasa cukup baik Agung melepaskan pelukannya dan duduk disofa, masih bisa Meisie lihat bekas air mata diwajah rupawan Agung. Mulutnya gatal ingin mewawancarai lelaki disampingnya ini.

Terlintas dipikiran Meisie kalau Agung habis tawuran dengan sekolah lain, dia dikerok sampai menangis menahan rasa sakit. Jika memang begitu seharusnya ada luka disekitar ditubuhnya tetapi yang Meisie lihat justru badan Agung tidak tergores apapun dan yang Meisie tahu Agung tidaklah lemah apalagi saat berkelahi dia tidak mudah dikalahkan.

Keluarga? Meisie menggeleng membantah dalam diam, tentu saja pemikirannya barusan tidaklah benar keluarga Deijck adalah keluarga yang harmonis bahkan Ia ingin ada diposisi itu. Merasakan kehangatan keluarga kebersamaan tanpa adanya kesenjangan.

Cinta?

Malah ini semakin tidak masuk akal. Sejak kapan Agung mengenal cinta? Tidak mungkinkan saudaranya yang cuek dengan urusan percintaan tiba-tiba menangis karena cinta. Dan jika benar ini masalah cinta, siapa wanita jahat yang berani memperlakukan pangeran sekolah patah hati? Agung Deijck sosok lelaki yang digilai hampir semua kaum hawa, tidak hanya tampan dia juga bertelenta dalam olahraga.

Melihat keadaan Agung, Meisie merasa sedih dan marah ingin rasanya dia mendatangi wanita itu. Mencaci maki mengatakan wanita itu gila karena sudah melukai saudaranya. Andai dia tahu Agung bukanlah lelaki yang mudah ditaklukkan kenapa malah dicampakkan seakan Agung bukanlah apa-apa disaat banyak wanita menginginkan Agung sebagai pasangan mereka.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang