Andrew masih belum sadarkan diri bukan karena ia lemah melainkan lukanya lumayan parah bahkan rupanya saja sulit untuk dikenal. Raygan menatap iba melihat Andrew terbaring lemah diranjang.Sejujurnya ia mengaggap Andrew tidak hanya sebatas rekan kerja, dia sudah menganggap lelaki itu saudaranya sendiri. Jika orang lainmelakukan hal ini pada Andrew sudah bisa ia pastikan orang tersebut mati ditangannya namun yang melakukannya adalah Mysha.
Melawan nona muda sama saja dengan mencari mati dan ia tidak bodoh untuk menentang nona mudanya.
"Kau sudah bangun?" Tanya Raygan memastikan begitu melihat pergerakan pada tubuh Andrew.
"Jangan bergerak dulu, tetap pada posisimu." Cegah Raygan saat Andrew mencoba bangkit dari tidurnya.
"Tidak, aku tidak punya waktu untuk istirahat. Nona muda akan marah besar." Ucap Andrew terdengar lemah.
"Raygan sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Andrew memaksakan dirinya namun raut mukanya tengah menahan sakit.
"Kau tenang saja ini perintah nona muda." Ujar Raygan membaut Andrew kebingungan.
"Bagaimana bisa? Jangan bercanda Raygan aku tidak ingin mendapat kemarahan nona muda. Lukaku saja masih sakit. Apa wajahku begitu hancur?" Andrew tidak berani melihat wajahnya sendiri.
"Mungkin kau butuh operasi perbaikan wajah." Jawab Raygan enteng.
"Aku tidak mau memikirkannya dulu, sebaiknya kita bergegas mencari para bedebah itu." Ucap Andrew berdiri kemudian memegang kepalanya karena merasa pusing.
Bisa Raygan lihat diwajah Andrew masih ada darah kental dan juga dikepalanya. Dia tidak mengerti dengan medis ditambah ia tidak berani bersikap tanpa diperintah nona muda maka dari itu ia hanya diam menjaga Andrew.
"Aku bersungguh-sungguh ini perintah nona muda. Kita akan ke rumah sakit terbaik yang ada di Jerman kau akan diobati hingga sembuh total dan kau juga mendapatkan banyak uang dari nona muda." Penjelasan Raygan benar-benar seperti mimpi bagi Andrew.
"Dan soal the kazen kita lupakan sementara, begitulah yang dikatakan nona di telepon." Lanjut Raygan kemudian.
"Nona tidak marah padaku?" Tanya Andrew memastikan.
"Sepertinya salah satu teman nona memberitahukan mengenai kejadian tadi pada nona Meisie. Jika tebakanku benar besar kemungkinan nona Meisie marah dan meminta nona muda untuk melakukan semua ini. Andrew kau berutang budi pada nona Meisie, dia menyelamatkanmu." Jawab Raygan memberitahu.
"Ya hanya nona Meisie yang bisa menghentikan nona muda." Andrew tersenyum. "Kelak aku akan membalas kebaikannya."
"Astaga apa yang terjadi?" Tanya Enzy datang tiba-tiba.
"Paman kenapa dengan wajahmu?" Enzy mendekat.
"Tidak apa-apa, aku ceroboh tadi." Kata Andrew melihat Enzy.
"Ceroboh sampai begini? Ceroboh yang bagaimana sih paman. Jelas-jelas lukamu ini dipukul dengan benda keras, orang gila macam apa yang tega melakukannya." Enzy merasa kasihan dengan Andrew. Muka penolongnya menjadi hancur babak belur.
"Enzy tenanglah, aku sudah biasa nanti juga akan sembuh." Andrew mencoba menenangkan gadis yang hampir menangis itu.
"Andrew kita tidak punya banyak waktu lukamu akan semakin parah. Kita berangkat sekarang. Nona muda sudah memperintahkan Axelo untuk menyiapkan Jet." Raygan mengingatkan.
"Tunggu sebentar." Ucapan Enzy menghentikannya pergerakan kedua lelaki kekar itu.
"Jangan bilang paman mendapatkan luka ini ulah gadis yang kalian panggil nona muda itu?" Enzy merasa yakin dengan tebakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...