ke-22

1.9K 182 6
                                    


Dua gadis cantik menjadi perhatian seisi lapangan sekolah, dimana banyak murid sedang melakukan ekstrakurikuler disana. Kedua gadis itu diminta berdiri di lapangan tepat di belakang gawang sekolah yang bertepatan sepak bola sedang berlangsung. Kehadiran mereka disana bukan sebagai anak gawang ataupun menonton pertandingan sepak bola.

Beberapa menit yang lalu, terlihat salah satu senior mereka memanggil nama mereka dan menghampirinya. Setelah itu pergi kembali melanjutkan aktivitasnya. Alhasil disinilah mereka sekarang seperti yang diperintahkan seniornya sembari menunggu seseorang yang akan mengurus mereka, seseorang yang nantinya memberikan hukuman dikarenakan mereka membolos saat pelajaran.

"Sha maaf, gara-gara aku kamu kena hukuman." Ucap Meisie menyesal menatap Mysha yang juga menatapnya.

"Ini pasti pertama kali bagimu ya Sha dihukum." Lanjutnya masih menatap Mysha. Sedangkan yang ditatap terlihat biasa saja tidak mempersalahkan gadis didepannya yang terlihat seperti anak kecil.

"Pertama kali?" Mysha berpikir sesaat. "Ini memang pertama kali bagiku tapi.." gadis elegan itu sengaja mengantungkan kalimatnya, mendekatkan wajahnya lalu berbisik pelan "Aku menikmatinya, ini tidak buruk."

Mysha tersenyum manis menampakkan gingsul nya untuk menyakinkan Meisie untuk tidak merasa bersalah. Beberapa saat Meisie terpana dan secepat mungkin memalingkan wajahnya, ia tidak mau jatuh semakin dalam dalam pesona Mysha kecuali jatuh bersama-sama.

"Kalian berdua tidak setia kawan! katanya bolos bareng eh malah nipu! teman laknat mah emang suka gitu sih." Seru Meisie sedikit berteriak setelah melihat kedua temannya sedang memperhatikan mereka diujung lapangan sana.

"Sini lo berdua tanggung jawab kan kita bolos gara-gara hasutan dari kalian." Meisie mengabaikan permintaan maaf kedua temannya. Zanna dan Nuria mengucapkan maaf dengan gerakan bibir tanpa bersuara dan hanya menyatu kedua telapak tangan mereka.

Zanna maupun Nuria bukannya tidak setia kawan, kejadian kemarin diluar dugaan mereka. Tahu begitu mereka tidak akan ke toilet namun apa daya kantong kemih Nuria tidak bisa dikendalikan. Mysha hanya diam memperhatikan, tidak seperti Meisie yang kesal menatap Zanna dan Nuria.  Lagian jika mereka berdua ikut bergabung kemarin tentu kejadian manis itu tidak akan pernah ada di antara dirinya dan Meisie.

"Sha kok cuman diam sih? Emang kamu nggak ngerasa ditipu gitu sama mereka?" Kini Mysha yang mendapatkan tatapan kesal bercampur rasa heran dari Meisie.

"Kenapa harus kesal Sie? kemaren aja menyenangkan ya hanya ada kita berdua." Seperti biasa Mysha selalu tenang dalam bersikap. Tidak mempersalahkan hal yang sekiranya sepele lebih tepatnya tidak mau ambil pusing.

Mysha melihat keatas, terik matahari menusuk kulit mereka setelah itu mendekati gadis disampingnya. Meisie terlihat bingung tapi hanya diam sekaligus penasaran akan apa yang dilakukan gadis pujaan hati.

Meisie mematung tiba-tiba mendapati Mysha melindungi kepalanya dari panasnya terik matahari menggunakan kedua telapak tangannya.

"Mataharinya panas." Ujarnya enteng menjawab kebingungan Meisie.

"Emang kamu nggak panas juga?" Tanya Meisie setelah hening sejenak dikarenakan sikap manis Mysha. Meisi berpikir apa gadis keturunan Rusia memang selalu bersikap semanis ini?

"Kulit aku terlalu putih anggap aja aku lagi berjemur." Mysha tersenyum berharap Meisie mempercayai ucapannya.

Berjemur? Itu bukanlah style Mysha A Molotova meski memiliki kulit seputih kapas dia tidak akan mau repot-repot berjemur dengan beralasan mencoklatkan kulitnya.

"Nggak kepikiran cewek kayak kamu suka berjemur juga." Meisie terkekeh menanggapi kebohongan Mysha.

Orang manapun bisa menebak gadis seperti Mysha sangat suka merawat diri tidak akan membiarkan panas matahari membakar kulit putih bersihnya.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang