ke-64

1.1K 90 63
                                    

Hampir seluruh seisi sekolah heboh membicarakan insiden yang menimpa Mysha. Kejadian naas yang mengerikan, dimana punggung Mysha mengalami luka akibat tertusuk kaca.

Agung dan kawan-kawan ingin menyusul kerumah sakit, namun tidak diperbolehkan oleh guru. Karena sebuah alasan tertentu, hal itu juga yang membuat Nuria dan Zanna menjadi resah.

"Ron." Panggil Agung memegang pundak Ronal.

Ronal tidak merespon, matanya fokus tertuju menatap kearah luar sekolah. Dimana mobil Thony sudah lima belas menit yang lalu meninggalkan sekolah menuju rumah sakit.

"Ayo masuk. Pak Wiko udah ada di kelas." Agung mengajak Ronal pergi.

"Mysha, Gung.." Terlihat jelas kecemasan diwajahnya.

"Lo tadi lihat kan sob? Darah yang keluar dipunggung Mysha banyak banget. Gue takut..."

"Gue lihat Ron. Gue juga tau luka dipunggungnya parah." Ujar Agung cepat memotong kalimat Ronal.

"Dia Mysha, lo gak lupakan?! Dia bukan cewek biasa. Udah banyak kejadian buruk yang dialaminya, tapi apa? Dia berhasil ngelewatin itu semua." Lanjut Agung menambahkan.

"Gue gak bisa tenang. Lo paham gak sih?! Segimanapun kuatnya dia, tetap aja dia ngerasain sakit." Tukas Ronal sedikit menaikan nada suaranya.

"Trus dengan lo diem berdiri tolol kek gini bisa hilangin rasa sakitnya dia? Kaga Ron?!" Balas Agung berteriak.

Dua lelaki tampan itu saling menatap sengit satu sama lain, dua lelaki yang juga sama-sama jatuh hati pada Mysha. Biar bagaimanapun, tetap saja Meisie pemenangnya. Iya, hanya dia seorang saja yang sangat mampu membuat Mysha bertekuk lutut mengemis akan cintanya.

"Kenapa lo berdua yang jadi adu bacot sih elah." Kata David menengahi keduanya.

Padahal tadi David sudah berada didalam kelas, tetapi melihat kedua temannya belum juga masuk ke kelas membuat David kembali keluar.

"Ron, gue sependapat sama Agung. Kita ngerti lo takut Mysha kenapa-kenapa. Gue sama Agung, juga sama cemasnya kayak lo sob." David merangkul pundak Ronal dan Agung. Dia tidak mau kedua temannya berselisih paham seperti ini.

"Cuman saat ini kita cuma bisa berdoa buat keselamatan Mysha. Disana ada Meisie sama Thony, mereka bakal jagain Mysha." Jelas David memberikan nasehat.

Tampak Ronal memikirkan perkataan David, kemudian David menatap Ronal dan Agung bergantian sambil tersenyum meyakinkan.

"Dah yok. Kita masuk kelas, kalian kek gak tahu ganasnya pak Wiko aja."

Agung dan Ronal menurut dibawa David ke kelas. Untung aja ada David yang bisa menengahi perdebatan mereka. Sewaktu-waktu, David bisa bersikap dewasa melebihi keduanya.

Dirumah sakit, tidak henti-hentinya Meisie berdoa semoga operasi yang dilakukan Mysha berjalan dengan lancar. Thony masih setia disamping Meisie, lelaki blasteran itu juga tidak dapat menyembunyikan rasa cemasnya terhadap Mysha.

"Mysha bakal baik-baik aja Sie." Kata Thony menenangkan Meisie yang sangat resah.

"Pacar lo cewek tangguh. Gak ada satupun bahaya yang bisa buat dia mati." Lanjutnya. Disini Thony juga meyakinkan hatinya jika Mysha akan baik-baik saja.

Meisie menoleh menatap Thony. Bukannya tenang setelah mendengar perkataan Thony, Meisie justru meneteskan air mata begitu melihat wajah ketakutan Thony.

"Lo jangan nangis Sie. Dengan lo nangis gini, siapa yang yakinin gue kalau Mysha bakal baik-baik aja." Tutur Thony menahan tangis.

"Gue nggak bisa Thon. Gue nggak bisa nggak nangis. Gue takut banget.. Ditangan dan baju gue basah sama darah dia. Mysha nggak baik-baik aja Thony!" Ungkapnya gemetaran seraya melihat keduanya yang basah oleh darah Mysha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang