Allezord High School mulai dipenuhi siswa-siswi berdatangan satu persatu, semuanya terlihat semangat bersekolah tidak seperti halnya bermalas-malasan datang ke sekolah. Justru mereka merasa rugi jika tidak sekolah terlebih di Allezord semua yang dirasa perlu ada.Terlihat seorang wanita turun dari mobil dengan manisnya, senyum cerah menghiasi paginya menandakan dia senang bersekolah disini dan tidak sabar untuk memulai proses pembelajaran.
Wanita manis itu menoleh saat suara nyaring memanggilnya dengan girang. Senyuman kian mengembang setelah melihat pemilik suara tersebut. Mereka berpelukan seakan-akan sudah berpisah sekian lama lalu keduanya tertawa.
"Meisie gue kangen lo gila." Seru Nuria kembali memeluk sahabatnya yang sangat dirindukannya.
"Najis, so soan kangen." Walaupun Meisie berbicara begitu tetap saja Ia membalas pelukan Nuria.
"Lo mah suka gitu Sie, suka nggak ngehargain perasaan gue."
"Yaelah santai aja dong bibirnya nggak usah dimayunin gitu jatuh tuh bibir." Ledek Meisie melihat ekspresi cemberut Nuria.
"Eh Zanna ma..."
Perkataan Meisie terputus dikarenakan suara berisik di depan gerbang Allezord. Disana berkumpul murid Allezord bersama beberapa murid dari sekolah lain. Nuria dan Meisie memandang satu sama lain, mereka berdua sama-sama bingung melihat perkumpulan itu.
"Rame-rame kenapa tuh? mau tawuran kali ya njirr." Nuria menegang, dia juga terlihatan panik. "Sie ke kelas buruan ntar kita malah kena." Ucap Nuria memegang tangan Meisie bersiap membawa Meisie ikut pergi bersamanya ke kelas.
"Yakali tawuran ada cewek gitu, Ri lo liat deh mereka nggak bawa senjata dan dari gelagapnya mereka bukan mau tawuran." Meisie menenangkan sahabatnya dan meminta Nuria untuk memperhatikan lebih teliti kerumunan itu.
"Hehe iya ya." Nuria nyengir menutupi rasa malu yang mudah panik. Meisie menghela nafasnya memaklumi sikap wanita disebelahnya.
"Yaudah Sie kita lihat ada apa disana, kayanya ada sesuatu yang menarik deh sampe sekolah lain dateng kesini." Nuria mengandeng lengan Meisie mengajaknya mendekati kerumunan disana. Kekepoan Nuria mulai kambuh, sekali lagi Meisie menghela nafasnya.
"Nggak deh paling ada yang mau nembak gebetan tuh liat aja pada bawa bunga bawa coklat segala macam. Dan gue nggak sekepo itu buat nontonin adegan klasik." Ujar Meisie tidak peduli melepaskan tangan Nuria dari lengannya.
"Gue ke kelas." Meisie beranjak pergi dari sana dan segera ditahan Nuria.
"Sie Sie bentar doang.. lagian kelas juga belum mulai. Disana ada Zanna, Zanna aja mau lihat tumbenan kan dia mau lihat ginian dia sama lo kan nggak beda jauh tuh." Ujar Nuria menujuk kearah kerumunan, Nuria masih belum menyerah membujuk Meisie.
"Kalemnya iya kek gue gilanya kek lo." Meisie mengalah, mulai mengikuti kemana arah Nuria menujuk. Disana Ia melihat Zanna sedang melindungi seorang wanita berseragam sama sepertinya. Meisie mengernyitkan dahi lalu menajamkan penglihatannya setelah melihat jelas permandangan disana mata Meisie melotot kaget sehingga Nuria dibikin kebingungan.
Meisie pergi menerobos kerumunan itu meninggalkan Nuria yang masih saja kebingungan dengan sikap Meisie. Dengan sigap Meisie membantu Zanna melindungi seorang wanita yang terlihat tidak nyaman dengan situasi.
"Meisie."
Zanna dan wanita itu yang tidak lain adalah Mysha terkejut dengan kedatangan Meisie. Meisie tersenyum merespon keterkejutan keduanya.
"Na lo bawa Mysha pergi dari sini, yang disini biar gue yang urus." Pinta Meisie meminta sahabatnya pergi membawa Mysha ketempat aman.
"Lo yakin Sie bisa ngurus ini sendirian?" Tanya Zanna ragu akan permintaan sahabatnya. Bukannya gimana siswi-siswi ini lumayan brutal dalam mengapresiasi perasaannya terhadap Mysha. Belum lagi ada siswa yang modus mengambil kesempatan untuk menyentuh Mysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...