ke-29

2K 213 69
                                    


Setelah selesai upacara bendera, panas-panasan seperti ikan kering yang dijemur menantang matahari hampir seluruh siswa-siswi Allezord memilih kantin sebagai tempat peristirahatan mereka sekaligus mengisi tenaga yang terkuras. Namun ada juga yang langsung ke kelas guna mengerjakan tugas rumah yang belum selesai. Ada juga yang memilih bersantai di perpustakaan yang tenang bahkan di Aula sekolah sekedar bersantai.

"Gue udah kek babu lo pada ya sejenak jidat suruh gua." Omel Nuria sambil meletakkan pesanan bakpao teman-teman dakjalnya satu persatu.

"Itu kan gunanya lo hidup." Ujar Zanna santai lalu memakan bakpao itu

"Eh Ri sekalian jusnya dong." Tambahnya dikala merasa seret.

"Lagi dipesan anjing nggak liat lo pada ngantri." Nuria mendelik kesal Zanna dengan mulut menguyah bakpao.

"Kok rasa coklat sih?" Tanya Meisie kesal disaat mulutnya merasakan rasa manis dari bakpao yang ia makan.

"Gue kan nggak suka coklat Ri bikin sakit gigi, tadi gua pesannya isi kacang merah. Salah pesan lo?!" Meisie memasang muka masam menatap Nuria minta penjelasan.

"Meisie monyet cuman ada itu kacang merah udah habis, makan satu bakpao coklat nggak bikin gigi lo yang sensitif itu sakit." Ucap Nuria memasang senyum semanis mungkin tapi tidak dengan matanya seperti berapi-api.

"Sha kamu dapat rasa apa?"

Mysha yang tadinya diam sambil main ponsel ditangannya menoleh menatap Meisie dan mengambil bakpao miliknya untuk di periksa.

"Rasa daging." Jawabnya singkat. Mendengar itu Meisie kegirangan dengan begitu dia bisa tukar makanan dengan Mysha.

"Tukar ya aku mau, nggak suka coklat." Pinta Meisie penuh harap memeluk manja lengan Mysha.

"Ihh Mysha mana sudi makan bekas jigong lo." Celutuk Nuria ngasal. Bakpao Mysha utuh sedangkan punya Meisie udah digigit.

"Anjing lo!" Geram Meisie sementara Nuria cengengesan tidak peduli.

"Lo nggak tau aja gimana rakusnya Mysha sama jigong gue." Ucap Meisie entah dia sadar dengan apa yang  ia bicarakan atau tidak.

Penuturan Meisie tadi membuat ketiganya menatap bingung bercampur terkejut. Mysha awalnya juga berekspresi sama seperti Nuria dan Zanna kemudian tersenyum malu didalam hati mengingat semalam dia memang rakus mencium serta melumat bibir Meisie sampai bengkak sehingga membuat pemilik bibir kewalahan mengimbangi permainan bibirnya.

"Sini tukaran."

Sadar dengan suasana yang mendadak hening, Mysha  menukarkan bakpao miliknya dengan Meisie. Dia juga tidak mau gigi Meisie sakit nantinya memakan bakpao isi coklat.

"Yeyy makasih Sha." Langsung saja Meisie melahap bakpao enak itu dengan bahagia. Mysha tersenyum sesederhana itu bisa membuat bibir yang ia cium semalam terlukis sebuah senyuman.

"Sha hati-hati ntar lo kena rabies."

"Nuria setan lo kira gua anjing gila hah?!"

"Kan satu spesies."

"Ada akhlak lo begitu?"

Zanna dan Mysha tidak ikut campur mereka hanya diam mengamati perdebatan kedua temannya. Selalu aja begitu Nuria dan Meisie tidak baik jika disatukan tidak ada yang mau mengalah.

Mulut Meisie terkatup rapat kata-kata sampah untuk Nuria seakan hilang begitu saja saat melihat seorang lelaki atletis berjalan mendekati meja dimana tempat ia makan bersama temannya.

"Ngapa diam lo? Ngaku nih lo kalah debat sama gue." Ujar Nuria keheranan melihat sikap diamnya Meisie.

"Hai semuanya." Sapa David tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang manis.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang