ke-16

1.8K 203 7
                                    

Flashback

Meisie masih memejamkan matanya meskipun bibir kenyal David sudah tidak hinggap dikeningnya lagi. Meisie sangat malu untuk menatap lelaki yang masih setia ada dihatinya hingga sekarang dan Meisie juga takut ketika dia membuka mata lelaki didepannya ini menghilang dalam artian yang terjadi barusan hanyalah mimpi semata.

Melihat Meisie tidak kunjung membuka matanya David tersenyum lebar membuatnya salah tingkah. David memegang dadanya jantungnya masih memberikan efek teruntuk wanita yang baru saja diciumnya tadi.

Mata yang sedari tadi fokus melihat wajah mulus Meisie kini beranjak menatap ingin bibir ranum milik Meisie. David mendekatkan lagi wajahnya secara perlahan-lahan tidak dipungkiri Ia sangat gugup, telinganya sudah berubah warna menjadi merah.

Hembusan nafas David menerpa wajah manis Meisie semakin menambah kegelisahan dalam dirinya. Kegelisahan yang mendebarkan serta mengairahkan dalam hatinya, Meisie berbicara apakah ini waktunya? Tidak bohong Meisie menunggu waktu ini sejak lama akankah waktu yang dinantikan Meisie terbayar sudah?

Kedua hidung mancung itu sudah bersentuhan hanya tinggal sedikit saja bibir keduanya akan bertemu. Tampak keduanya menahan nafas menandakan mereka memang gugup. Jika didepannya ini wanita lain David bisa begitu mudah menyatukan bibirnya sampai berapa lama waktu yang diinginkan, hanya saja wanita ini adalah Meisie. Wanita yang ia sayang dan wanita yang sangat ingin dijaganya.

David tersadar jika Meisie bukan wanita sembarangan yang bisa disentuh kapan saja dan dimanapun. Dia menyayangi Meisie dari hati bukan dari nafsu sesat. David mengelus lembut pipi tirus Meisie dia tersenyum disaat mata indah Meisie menatapnya. Meski sedikit kecewa Meisie tetap membalas senyuman lelaki berlesung pipi ini dengan begini Meisie mengetahui jika David lelaki yang baik setidaknya baik untuk dirinya.

Bruakk..

Mata keduanya menoleh secara bersamaan. Pintu didorong kasar oleh Ronal salah satu teman David dan juga Agung. David berdiri menghampiri Ronal dengan ekspresi bingung setelah melihat raut wajah tegang temannya.

"Ad..."

"Lo ikut gue sekarang juga, Dav." Ronal memotong ucapan David sebelum lelaki yang lebih tinggi darinya ini selesai berbicara.

"Terjadi sesuatu?" Tanya David penasaran. Meisie yang tadinya duduk ikut berdiri Ia bisa merasakan ada yang tidak beres.

"Agung ngamuk dilorong korbanya kali ini Thony. Gue udah lerai, lo tau sendiri Dav kalau udah emosi Agung buta enggak kenal lawan itu siapa. Gue takut Agung kena masalah ini dia ngehajar cucu pemilik sekolah."

Penjelasan Ronal cukup mengejutkan David dan Meisie. Yang mereka tahu Agung tidak akan memulai jika tidak disenggol meski Agung adalah sosok yang hangat bagi Meisie tidak semua orang beruntung bisa merasakan kehangatan Agung. Mereka mengesampingkan dahulu rasa bingung mereka terlebih ini Thony. Anthony bukanlah orang yang suka mencari masalah.

Setibanya dilorong sekolah mereka bingung terutama Ronal. David menatap Ronal meminta penjelasan, Ronal menggelengkan kepalanya memberi tanda jika Ia tidak berbohong. Pikiran mereka yang tadinya buruk lenyap digantikan dengan kelegaan dikarenakan permandangan di depan sana, Agung yang duduk dilantai bersebelahan dengan Thony mereka sedang mengobrol layaknya seorang sahabat.

Meisie mendekat menghampiri dua lelaki tersebut disusul dengan David dan juga Ronal. Meisie duduk memeluk Agung begitu saja, Agung yang tidak menyadari kehadiran mereka terkejut namun hanya sesaat setelah itu dia tersenyum membalas pelukan Meisie.

"Baik-baik aja kan Sie?" Tanya Agung sambil mengelus punggung wanita yang sudah dianggap adeknya.

Meisie mengangguk tangannya masih betah memeluk Agung. Agung tidak keberatan dengan tersebut dia juga merindukan sifat manja Meisie.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang