ke-41

1.8K 208 53
                                    


Libur telah berakhir kehidupan sekolah kembali seperti semula. Semua tampak bahagia karena bersekolah kembali setelah liburan, mereka merindukan suasana sekolah dan tentunya juga merindukan fasilitas yang diberikan oleh sekolah.
Satu persatu serta berombongan memasuki gerbang tidak lupa juga dari mereka menyapa ramah penjaga sekolah.

Ada yang langsung memasuki kelas namun ada juga yang mampir ke kantin guna mengisi perut dan ada sebagian menyebar luas di seluruh wilayah sekolah. Bahkan ada juga dijam segini masih ada dirumah masih belum bersiap-siap sudah bisa dipastikan mereka datang terlambat.

"Del nggak masuk dulu?" Tanya Keyla menatap Fidelya penuh harap tetapi Fidelya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Mungkin lain kali. Gih Key siap-siap jangan lama ya kita udah telat banget." Ujar Fidel mengingatkan Keyla untuk jangan berdandan terlalu lama.

"Aku masuk ya." Keyla mengecup pipi Fidel lalu masuk kedalam rumahnya.

Keyla senang Fidelya tidak menolak lagi kehadirannya. Bahkan tadi pagi Fidelya menyiapkannya sarapan dan membangunkannya dengan cara bisa dibilang romantis. Fidelya menciumi seluruh wajahnya serta membisikkan kalimat manis setelah itu Fidelya menggelitikinya karena ketahuan ia pura-pura masih tidur.

"Keyla!"

Sewaktu menaiki anak tangga, ada yang memanggil namanya dengan lantang. Mengetahui siapa pemilik suara itu membuat senyuman dibibir Keyla sirna begitu saja.

"Dari mana saja kamu hah?!" Tanya lelaki separuh baya itu menghadang langkah kaki putrinya.

"Kamu masih berteman dengan dia? Sudah papa bilang Keyla jangan dekatin gadis itu, dia bawa pengaruh buruk untuk kamu." Ujar Chandra bapaknya Keyla. Gadis yang dimaksud bawa pengaruh buruk kedalam kehidupan Keyla adalah Fidelya.

"Pengaruh buruk? Jika bukan karena Fidel aku nggak akan mau nerima kehadiran papa lagi dirumah ini. Papa udah sangat sering nyakitin mama dan sekarang berlaga jadi seorang ayah yang baik." Keyla membalas tatapan tajam ayahnya.

Sejak insiden dulu terjadi Keyla membenci Chandra tetapi mama nya masih saja menaruh harapan kepada lelaki yang disebutnya ayah itu akan berubah.

Itu juga dulu penyebab Keyla membentak Kelly didepan gerbang sekolah dulu, dimana mamanya membujuk Keyla terus-menerus agar mau kembali nerima Chandra dalam keluarga mereka. Papanya selalu menilai Fidel gadis yang tidak baik semakin menambah kebencian dihatinya kepada lelaki itu.

"Keyla jaga ucapanmu!" Chandra mendekati anaknya tetapi Keyla sama sekali tidak merasa takut.

"Papa tahu kamu tidak normal papa tahu mengenai orientasi seksual kamu. Tapi papa nggak pernah restuin kamu menjalin hubungan dengan dia, akan papa cari cewek lain untuk kamu yang jauh lebih baik."

"Yang lebih baik memang banyak yang aku mau cuman Fidel dan akan selalu begitu selamanya." Akui Keyla dengan sungguh-sungguh. Bapak dan anak itu saling memandang dengan tatapan sama-sama mematikan tidak ada yang ingin mengalah.

"Kalau kamu masih ngotot dengan pendirian kamu, papa akan buat perhitungan padanya." Ancam Chandra tanpa ragu dan mengesampingkan siapa keluarga Fidelya.

Keluarga Quill termasuk keluarga yang berpengaruh di negara ini juga di negara tetangga tetapi Chandra seakan melupakan hal itu.

"Papa berani sentuh dia aku nggak akan tinggal diam." Ucap Keyla terdengar tegas memang namun dalam hatinya menyimpan rasa takut. Dia tahu papanya memiliki karakter kasar, bisa saja papanya benar-benar mencelakai Fidel.

"Jangan berlaga jadi seorang ayah yang baik kalau belum bisa mengerti kemauan anaknya."

PLAK..

Chandra menampar Keyla merasa tersinggung dengan perkataan anaknya. Bukannya merasa bersalah karena sudah melakukan hal tersebut Chandra justru mengatai Keyla dengan kalimat yang menyayat hati.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang