Seluruh lapangan Allezord dipenuhi oleh banyaknya para murid, sekedar bermain adapun berolahraga di pagi hari. Selama tidak merugikan orang lain juga peralatan yang digunakan tersedia oleh sekolah mereka dibebaskan beraktifitas dihari Sabtu ini. Tampaknya ada sebagian yang lebih memilih tetap berada di dalam ruangan, seperti Aula, Perpustakaan, Kantin serta di Koridor dan juga dalam kelas."Thony lo rusuh banget sumpah!" Omel Nuria dikenakan Thony mengganggu kegiatan mereka berempat bermain karet yeye.
"Kan gue juga mau ikut maen." Thony tidak memperdulikan omelan Nuria dan tetap mencoba melompati karet tersebut.
"Biarin aja Ri, lucu tau." Kekeh Zanna gemes melihat kekasihnya.
"Mau jadi banci lo hah? Udah deh sana lo, main bola kek lo main apa kek." Nuria mengusir Thony secara tidak sopan.
"Sha, sekarang pinggang." Tegur Thony mengingatkan Mysha.
Mysha yang tidak mau mengambil pusing, hanya menurut selagi Meisie tidak merasa terganggu dengan keberadaan Thony yang mendadak gabung bareng mereka.
"Sayangku pinter." Puji Zanna pada Thony yang berhasil melompati karet sebatas pinggang.
"Iyadong, aku gini-gini jago loh cuman aku nggak mau sombong aja bisa-bisa beruk yang ada disamping kamu itu nangis nanti." Saat mengatakan kata beruk, mata Thony melihat Nuria yang langsung melotot detik itu juga.
"Sialan ya lo Thon! Nggak usah ngajak ribut deh lo." Ujar Nuria menatap galak Thony.
"Udah ah Ri, yang lainnya juga nggak masalah kok Thony ikut." Zanna membela Thony karena melihat Meisie dan Mysha tidak menunjukkan keberatan.
"Yaudah Thon, gantian lah. Giliran gue sekarang." Meisie buka suara tidak mau ketinggalan.
"Beruk kok lo ngijinin sih?" Kesal Nuria melihat Meisie yang santai dengan adanya Thony.
"Gue liat dia jago kok, udahlah lanjut makin rame makin seru." Nuria cemberut mendengar perkataan Meisie sementara Thony dan Zanna melet ke Nuria.
"Gue aja gue aja Sie, gue bisa nih sampe dada." Thony bersemangat bersiap-siap melompat.
"Lo budek? Sekarang giliran Meisie." Ucap Mysha datar sembari menurunkan karet yeye.
"Santai Sha, kan gue mau bantuin biar tim Meisie menang." Dalih Thony membela diri.
"Masih nggak denger?" Mata Mysha menatap dingin Thony.
Mendadak atmosfer langsung berubah setelah Mysha menunjukkan ekspresi keberatannya. Gantian sekarang Nuria yang melet ke Thony, dia senang melihat Thony dimarahin Mysha dan Thony nya kicep.
"Gue yang ngomong nggak didengerin, giliran ayang gue yang ngomong takut kan huuu." Ledek Meisie pada Thony yang didukung teriakan semangat Nuria.
"Eh beruk lo jangan ikut-ikutan ya, suara lo nggak dihitung." Semprot Zanna mengomeli Nuria.
"Bodomat wlekk." Cuek Nuria kembali melet sekarang ke Zanna.
"Iya iya maaf. Yuk buruan Sie." Thony mempersilahkan Meisie melompati karet yeye yang dipegang Mysha dan juga Zanna.
"Thony goblok jangan sampe kena kaki karetnya ih." Teriak Nuria dikarenakan kaki Thony menyenggol karet tersebut.
"Eh mumi lo kira gue raksasa, setinggi itu ya kena lah oon." Protes Thony tidak mau disalahkan.
"Lo protes mulu dh nyet. Yang mainnya itu kaki bukan mulut." Zanna ikut memojokkan.
"Jahat ya lo Na. Lo lebih bela Thony bau kaki itu daripada gue yang imut ini." Nuria memasang muka sedih namun Zanna tidak merasa tersentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...