ke-25

1.8K 200 12
                                    


Fidelya mengucek matanya bangun tidur dan tersadar dia tidak menemukan keberadaan Meisie disana. Diapun turun dari tempat tidur untuk mencari keberadaan kesayangan. Dalam kondisi bangun tidur, Fidelya masih terlihat cantik bahkan sedang tidur sekalipun.

Dia menuruni tangga dan melihat Bi Anum, salah satu pekerja dirumah Meisie sedang membersihkan meja makan dan menata makanan diatas meja. Fidelya masih ingat saat pulang sekolah tadi dia dan Meisie makan terlebih dahulu sebelum mereka berdua tidur dikamar, mungkin sudah 3 hingga 4 jam dia tidur.

"Non Fidelya udah bangun?" Tanya Bi Anum ramah ketika melihat perempuan yang sudah dianggap saudara oleh anak majikannya. Fidelya mengangguk memberi respon lalu ia teringat tujuan utamanya.

"Bi, Meisie dimana?" Dia mendekat berjalan ke arah kulkas. Mencari minuman dingin disana untuk diminum.

"Non Meisie ke Minimarket katanya beli cemilan Non."

"Jam segini?" Kaget Fidelya beralih menatap arloji dipergelangan tangannya. "Semua cemilan yang kemaren udah habis?"

"Udah Non, kan Non Meisie suka nyemil saat nonton, main hp sama menjelang tidur." Fidelya tersenyum teringat kebiasaan Meisie yang suka makan.

"Pergi bawa mobil nggak Bi?" Fidelya berharap Bi Anum menjawab Iya dikarenakan diluar akan turun hujan. Bisa ia lihat dari jendela kaca didapur diluar sudah gerimis.

"Tadi Bibi sempat denger Non Meisie pesan Gojek, kemungkinan besar perginya naik Gojek."

Mendengar penjelasan Bi Anum membuat Fidelya resah. Tanpa berganti pakaian atau dandan terlebih dahulu Fidelya langsung mengambil payung untuk menyusul Meisie menggunakan mobilnya. Bi Anum memaklumi sikap perhatian Fidelya ke anak majikannya dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti tadi.

Didalam Minimarket terlihat beberapa orang sibuk memilih keperluan yang dibutuhkan begitu juga dengan Meisie masih memilih cemilan kesukaannya. Dia sengaja tidak membangunkan Fidelya untuk menemaninya belanja agar Kakaknya bisa beristirahat, dia sudah cukup sering merepotkan pemilik bola mata hazel berbinar itu.

Tanpa sengaja sudut sikunya bersenggolan dengan lengan orang lain yang sedang mengambil keripik singkong. Ke duanya menoleh menatap satu sama lain entah siapa yang harus disalahkan.

"Kak Key?" Kaget Meisie berganti menjadi senyuman. Ternyata orang yang tanpa sengaja ia senggol adalah senior di sekolahnya. Keyla membalas senyuman Meisie tanpa ada terselip sedikitpun rasa tidak suka. Dia bukan anak kecil harus membenci orang yang disukai oleh orang kita suka.

"Kak Key suka keripik singkong juga? Samaan dong aku juga suka banget." Terdengar keceriaan dari nada suara Meisie tanpa merasa canggung.

"Iya Kakak suka." Jawab Keyla ramah dan singkat. Keyla orang pendiam dan hanya bersikap cerewet jika bersama Fidelya saja.

"Kakak kaget ya belanjaan aku sebanyak ini haha ini nggak aku sendirian doang yang ngabisin kok. Ngabisin nya berdua sama Kak Fidel." Mengerti akan tatapan Keyla yang kaget melihat belanjaannya, dia segera memberikan penjelasan.

Keyla merasakan sesuatu saat mendengar nama Fidelya disebut. Mendengar namanya saja sudah memberi efek untuk tubuhnya apalagi jika bertemu dengan pemilik nama tersebut. Keyla menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan seseorang diantara kerumunan.

"Kakak nyari siapa?" Tanya Meisie penasaran ikut menoleh ke kanan dan ke kiri juga.

"Hah?" Keyla gelagapan menjawab pertanyaan Meisie.

"Itu.."

"Kak Fidel nggak ikut Kak." Jawab Meisie ngasal barang kali seniornya ini memang mencari Kakaknya. Karena bukan rahasia umum lagi Keyla sangat dekat dengan Fidelya.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang