Mysha dan Meisie berlarian kecil di tepi pantai tanpa alas kaki. Mereka terlihat seperti anak kecil yang kegirangan bermain ombak. Sontak keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang disana, selain karena paras cantik mereka juga disebabkan aura positif yang dipancarkan oleh kedua gadis tersebut.Benar-benar layaknya bidadari turun dari kahyangan, begitu indah mempesona ditambah sinar senja mengenai wajah keduanya dan juga terpaan angin laut semakin membuat Mysha dan Meisie seperti lukisan.
"Sha basah ihh." Kata Meisie menghindari cipratan air dari Mysha.
"Main ombak memang harus basah sayang." Seru Mysha kembali menyirami Meisie.
"Aku nggak mau ya cukup kaki aku aja yang basah badanku jangan palagi muka aku." Meisie melotot pada Mysha yang begitu jahil.
"Nggak apa-apa dong, seru kok Sie." Mysha mengenggam tangan Meisie untuk bisa menyentuh air laut.
"Mysha kek anak kecil deh." Meisie mencubit pipi tirus Mysha.
Mysha terkekeh dibilang anak kecil oleh Meisie namun akan berbeda bila itu orang lain yang mengatakannya.
"Berdiri sayang, nanti pantat kamu basah." Meisie menarik Mysha untuk berdiri sembari menghindari ombak.
Mysha menurut tidak berani menentang kesayangannya, bisa-bisa nanti Meisie mendiamkannya seharian.
"Sha senja itu indah ya." Puji Meisie melihat lurus ke depan.
"Tidak seindah kamu Sie." Akui Mysha. Bahkan ia tidak peduli dengan keindahan lainnya kecuali Meisie.
"Lagi ngegombal nih?" Meisie terkikik menggoda Mysha yang dianggap bermulut manis.
Mysha mendekap tubuh Meisie dari belakang. Karena tubuhnya lebih tinggi dari Meisie itu sama sekali tidak menghalangi Mysha untuk bisa melihat kedepan tanpa halangan.
Meisie mengelus tangan Mysha yang melingkar diperutnya dan menyandarkan kepalanya di dada Mysha.
"Aku kangen saat kita berdua seperti ini tanpa ada hal berat lainnya yang bisa menganggu." Ungkap Meisie merindukan kebersamaan mereka.
"Cukup seperti ini aja Sha, aku udah bahagia." Lanjutnya menutup mata menikmati moment.
"Sie, aku juga sama besarnya rindu kebersamaan kita. Aku nggak mau lewati tiap detik saat bersama kamu." Ucap Mysha merasakan hal yang serupa.
"Aku rela kehilangan apa saja asal jangan kamu, Sie kamu segalanya bagiku." Tambah Mysha mengecup puncak Meisie.
"Janji ya kita sama-sama terus." Meisie menoleh kesamping agar bisa melihat wajah Mysha.
"Iya aku janji." Mysha tersenyum menerima perjanjian mereka.
"Cuma kamu keknya Sha baru bangun dari koma langsung ngajak kencan malah lari-larian lagi. Kek nggak terjadi apa-apa aja." Meisie terdengar kesal, bukannya ia tidak suka dengan sikap Mysha yang bersemangat hanya saja ia merasa cemas.
"Kan obat kesembuhan aku ada di kamu Sie." Mysha mengecup pipi Meisie.
"Alahh pinter amat ngomongnya, awas aja ya ngeluh sakit. Aku tinggalin kamu disini." Ancam Meisie galak tapi Mysha malah terkekeh senang.
"Sie kamu inget nggak waktu di pulau?" Mysha buka suara setelah mereka hening menikmati indahnya senja.
"Dipulau pribadi kamu?" Mysha mengangguk, kepalanya ia letakan dipundak Meisie.
"Aku ingat tapi aku nggak tahu bagian mana yang kamu maksud." Kata Meisie kemudian.
"Bagian pertama kali kita bertemu di pantai saat kamu datang." Jawab Mysha yang membuat Meisie terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...