ke-44

1.6K 185 31
                                    


"Mysha."

Semua mata tertuju pada satu gadis yang berdiri tidak jauh dari mereka dalam keadaan kurang vit terbukti dari postur tubuhnya berdiri dan juga raut muka pucatnya. Salah satu dari mereka tampak sangat lega melihat Meisie berhasil menghentikan tindakan Mysha setidaknya untuk saat ini.

"Meisie.."

"Sie syukur kamu udah sadar."

Ketiganya tersenyum kepada Meisie yang dibales senyuman tipis olehnya tetapi Mysha masih membeku ditempat ia berdiri.

"Ngapain diam disitu?" Tanya Meisie datar menatap Mysha yang masih tidak ada niatan untuk mendekat.

"Kamu yang kesini atau aku yang aku yang kesana?" Meski kondisinya belum sepenuhnya pulih tapi bisa didengar nada suara Meisie tegas.

Mysha gelagapan merasa takut. Dia merasa aura Meisie berbeda bahkan ia merasa terintimidasi. Ia panik apakah Meisie mendengar perbincangan mereka tadi dan sekarang Meisie ingin memarahinya karena ia tidak mendengar nasehat seniornya dan kembali berkelahi terlibat masalah.

"Sie aku.. nggak.."

"Nggak apa?" Potong Meisie secepat kilat semakin membuatnya susah membela diri.

Ketiga lelaki yang menonton adegan tersebut menahan tawa, merasa lucu dengan ekspresi yang diperlihatkan Mysha. Mana aura dan wajah sangar dan menakutkan yang dimiliki Mysha tadi? Sekarang malah wajah polos seperti anak kucing yang sedang ketakutan yang terpancar di wajah cantiknya. Apa Meisie sepengaruh itu dalam hidup Mysha sehingga membuat Mysha tidak bisa berkutik bahkan membatah perkataan Meisie.

"Akhh palaku sakit." Meisie mengaduh kesakitan memegang kepalanya dengan gerakan bagai cahaya Mysha langsung menghampiri kesayangannya.

"Sie kamu kenapa? Masih sakit ya. Kamu belum pulih sayang kita ke dalam lagi ya kamu istira...."

"Ketangkap." Senyum Meisie memeluk tubuh Mysha erat. Mysha terkejut dengan perilaku Meisie yang nyatanya hanya pura-pura kesakitan. Padalah ia beneran khawatir begitu juga dengan ketiga seniornya.

"Astaga Sie aku beneran cemas." Ucap Mysha membalas pelukan kekasihnya.

"Kamu nya nggak mau sih samperin aku Sha. Aku kan kangen." Rengek Meisie manja masih memeluk Mysha.

Mysha yang mendengar Meisie merindukannya tersenyum cerah lalu mengelus rambut panjang Meisie. Dia sudah mikir kemana-mana tadi sudah takut setengah pucat juga taunya kekasihnya kangen toh.

"Sabar brader mereka nggak bisa lo milikin. Tapi tenang aja ada aa Deo yang selalu siap menampung kalian." Seru Deo memeluk kedua sahabatnya yang sedang patah hati melihat permandangan didepan mata.

"Anjing lo mandi nggak tadi? Bau ketek." David menutup hidungnya dan melepaskan pelukan Deo.

"Yang nggak mandi itu lo sialan udah berapa hari Dav? Kan lo sibuk ngurusin ayang Agung." Jawab Deo dengan santai malah membuat David menggerutu.

"Lo kira RS segede semahal ini nggak sediain kamar mandi? Mikir babi!"

"Santai dong kok marah-marah pak? Kalau mau marah mah ke Mysha kan dia udah rebut pujaan hati lo. Nggak berani ya? Haha sama dong gue juga nggak berani." Perkataan Deo mendapatkan polototan tajam dari David namun Deo tidak peduli.

"Dede Meisie jangan lupain babang Deo ya imut ini ya meski udah punya pawang." Pinta Deo pakai suara sedih dan ekspresi tersakiti yang langsung mendapat cibiran dari David.

"Najis."

"Apasih Dav? Sirik aja sama aa."

Meisie tersenyum menanggapi sambil mengangguk sementara Mysha dan Ronal tersenyum tipis melihat tingkah Deo dan David.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang