ke-50

1.3K 136 9
                                    


Thony memandang aneh Meisie karena tatapan tajam Meisie pada peliharaannya. Padahal dia baru saja datang tetapi sudah mendapatkan sambutan yang tidak mengenakkan. Thony datang ke cafe dimana tempat Mysha dan Meisie makan tentunya cafe itu memperbolehkan membawa hewan peliharaan.

"Biasa aja kali Sie lihatin anjing gue." Tegur Thony duduk didepan Meisie yaitu disebelah Mysha.

"Gue nggak suka anjing lo." Kata Meisie menunjukkan ketidaksukaannya.

"Sha sini ih jangan disana, dia jahat." Meisie menarik tangan Mysha untuk pindah duduk disebelahnya.

Mysha menurut saja lagian dia paham kenapa Meisie bereaksi seperti itu, salahnya juga sudah menyeret anjing tidak berdosa itu dalam masalahnya.

"Dihh aneh lo, anjing selucu ini dibilang jahat." Thony memeluk anjing peliharaannya dengan sayang bahkan mengecupnya.

"Buat apa lucu kalau liar! Nggak rabies kan tuh anjing lo?!" Tanya Meisie lebih terdengar seperti tuduhan.

"Sialan lo Sie jangan judge anjing gue ya, mau gue ham..."

Thony tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena mendapat tatapan dingin dari Mysha. Dia lupa kalau pawang Meisie sangat galak dan anti sekali bila melihat kekasihnya diperlakukan tidak baik, sekalipun dia dan Mysha adalah sepupu.

"Maksud gue, kenapa coba lo nggak suka gitu sama Arat? Ini kan kali pertama kalian bertemu." Thony segera memperbaiki kalimatnya sebelum mati kedinginan.

"Dia udah gigit pacar gue, gegara dia juga kepala pacar gue kebentur. Itu anjing sebaiknya dibinasakan saja." Ujar Meisie kembali menatap tajam Arat. Thony menyadari Arat yang ketakutan ditatap Meisie langsung menutup mata Arat.

"Jangan brutal gitu ah Sie, Arat nggak bakal gigit kalau pacar lo nggak bikin ulah." Protes Thony tidak terima.

"Aratkan anak baikan ya, aunty Mysha nakal." Ucap Thony sambil mengelus sayang bulu lebat peliharaannya.

"Pacar gue nggak segabut itu ya! Anjing lo tuh ngerusuh." Meisie tidak mau kalah. Dia merasa Arat lah yang bersalah padahal kenyataannya Arat tidak melakukan apa-apa.

"Sayang, udah ya jangan rusakin mood kamu karena ini." Mysha yang tadinya hanya diam memperhatikan mulai membuka suara.

Mysha memegang tangan Meisie dan mengelusnya sambil menatap lembut kekasihnya. Thony mencibir melihat permandangan manis didepan matanya.

"Makasih udah belain aku tapi Arat hewan sayang dia nggak tahu sama apa yang dia lakukan." Mysha memberi paham Meisie.

"Tapi aku nggak mau lagi dia jahatin kamu, nggak boleh." Meisie merajuk gemas menatap Mysha. Gadis pemilik mata biru itu terkekeh melihat sikap overprotektif pacaranya.

"Iya aku bisa pastikan itu, maafin Arat ya sayang." Pinta Mysha diakhir kalimatnya. Meisie mengangguk tidak sanggup menolak permintaan gadis cantiknya.

"Aku maafin."

"Good girl." Puji Mysha mengelus kepala Meisie.

"Alahh alahhh drama. Harus banget ya dimanisin dulu baru lunak? Semua cewek sama aja." Ledek Thony terhadap pasangan didepannya.

"Zanna juga dong ya."

"Pacar gue nggak kekanakan kek lo ya Sie, dia mah dewasa nggak gampang ngambek." Thony membela kekasihnya meskipun Zanna memang tipe perempuan yang suka membesarkan masalah.

"Iya iya lo nya yang kekanakan tapi." Meisie menjulurkan lidahnya meledek Thony.

"Lo ngajak ribut ya, usir dulu deh ayang lo baru kita ribut." Kata Thony melirik Mysha sebentar.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang