ke-48.

1.4K 133 28
                                    


Peringatan, akan ada banyak adegan kekerasan dan juga pembunuhan. Hati-hatilah saat membaca bagian ini, pastikan jika kalian sudah cukup umur dan tidak dianjurkan meniru kesadisan dalam cerita ini.

****

Terlihat tiga mobil mewah dengan warna yang berbeda melaju sangat kencang menyapu bersih jalanan kota malam. Mereka sangat gesit dalam mengemudi tanpa mengenai satupun pengendaraan lain yang sama-sama ada dijalan yang sama. Sudah seperti terlatih tanpa adanya keraguan pada diri mereka berkendara begitu cepat seakan-akan mereka tidak takut untuk mati dan merasa yakin kalau mereka penguasa jalanan.

Kemudian tiga mobil itu berbelok masuk kedalam sebuah gang yang lumayan luas. Bisa dilihat mobil berwarna putih adalah pemimpin dari mobil berwarna hitam dan juga merah karena mereka senantiasa selalu berada dibelakang mobil putih tersebut.

Ketiga mobil itu berhenti di suatu tempat, dimana tempat itu terlihat sepi namun bangunan didepannya terlihat cukup mewah dan disamping bangunan terdapat garasi yang berisikan beberapa mobil sport dan juga motor sport. Sepertinya kendaraan itu milik dari orang yang punya rumah namun lebih terlihat seperti markas.

Dengan tenang pengendara mobil putih turun dari mobilnya lalu diikuti pengendara mobil merah dan juga hitam secara bergantian. Ekspresi mimik wajah ketiganya sama rupa, yaitu datar tetapi cenderung lebih menyeramkan. Dibaluti pakaian serba hitam lengkap dengan sarung tangan hitam juga. Kacamata hitam selalu hadir disaat mereka sedang melakukan sesuatu berbahaya.

Mereka bertiga memperhatikan lingkungan sekitar lalu mata pemimpin mereka membaca sebuah tulisan kemudian tersenyum remeh.

"Norak." Ucapnya menilai perkumpulan geng ini dengan hanya membaca logo mereka.

"Semuanya sudah terpasang?" Tanya pemimpin mereka pada pria disamping kanannya.

"Sudah nona." Jawab pria tersebut.

"Warga sekitar apa kau sudah mengurusi mereka?" Kali ini pemimpin bertanya pada pria disebelah kirinya.

"Aku sudah mengurusinya, saya berani jamin mereka tidak akan bangun selama lima jam kedepan." Ujar pria itu sambil menoleh menatap nona muda mereka.

Mysha.

Mmereka menyebut Mysha dengan sebutan nona muda. Tentunya itu tidak hanya sebuah panggilan kesopanan belaka dikarenakan Mysha orang  kaya raya ataupun karena mereka bekerja pada keluarga Molotov. Melainkan panggilan itu tercipta karena Mysha sangat dihormati dan begitu ditakuti.

"Didalam ada berapa?" Mysha menatap pintu didepan.

"Sekitar seratus orang nona." Andrew menjawab yakin dengan perhitungannya.

"Yang lainnya mana, bukankah jumlah mereka lebih dari seratus?" Mysha bertanya tanpa melihat Andrew.

"Mereka tidak ada di kota ini, kabarnya sebagian dari mereka ada diluar negeri. Maafkan saya nona belum bisa menemukan mereka." Andrew penuh sesal karena tidak becus menjalankan tugasnya.

"Payah!" Ucap Mysha penuh penekanan.

"Setelah ini kau akan dihukum sudah lalai dalam bekerja." Lanjut Mysha datar. Andrew mengangguk patuh tidak protes.

"Nona tongkat anda." Raygan memberi Mysha sebuah tongkat golf sedangkan ia sendiri memegang tongkat bisbol terbuat dari besi juga.

Mysha menerimanya dan kembali fokus kedepan. Mysha memilih menggunakan memakai senjata karena ingin lebih cepat menyelesaikan ini dan segera bertemu dengan kekasih. Andrew ditangannya sudah ada rantai besar yang siap menghantam target.

"Kita selesaikan ini secepatnya." Perintah Mysha tegas lalu lebih dulu melangkah masuk kedalam markas musuh.

Bruk..

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang