Seseorang diam-diam masuk kedalam ruangan rawat Mysha. Gelagatnya mencurigakan ditambah tidak ada satupun yang mengetahui sosok itu menyelinap masuk. Biasanya Raygan dan Andrew berjaga didepan pintu masuk tapi sekarang mereka berdua tidak terlihat batang hidungnya.Orang itu melihat Mysha yang masih belum sadarkan diri, tubuh gadis keturunan Rusia itu terlihat lemah dengan berbagai selang medis. Kulit putih bersih Mysha sekarang terlihat pucat tidak terawat, keadaannya benar-benar terlihat buruk layaknya orang koma.
"Kau terlihat menyedihkan." Ucapnya mendekati Mysha.
"Bagaimana rasanya terbaring lama disini? Membosankan bukan?" Tanyanya mengajak Mysha berbicara.
"Aku tidak tahu harus berekspresi seperti apa melihat keadaanmu. Anggap saja sebagai hukuman untukmu karena sudah bersikap jahat sekalipun itu pada orang terdekatmu sendiri." Ujarnya datar memperhatikan tubuh Mysha.
Bukankah orang mengalami koma masih mampu mendengar suara di sekitarnya? hanya saja mereka tidak bisa merespon selain diam bagaikan orang mati. Begitu juga dengan Mysha, dia dapat mendengar suara orang tersebut.
"Aku harap kau bisa bersikap lebih baik lagi pada orang yang bekerja padamu. Tapi.. tidak bohong aku ingin..." Dia mengantungkan kalimatnya lalu tangannya merapikan selimut Mysha.
"Aku sangat ingin melihat kau sembuh dan meninggalkan tempat ini." Lanjutnya terdengar sedih.
"Mysha, aku membencimu namun aku berhutang budi padamu dan juga pada kedua paman yang sudah baik. Terimakasih kalian telah sudi menampung orang asing sepertiku." Ucapnya mulai duduk di kursi dekat ranjang Mysha.
Enzy memberanikan diri mengenggam tangan dingin Mysha, jika Mysha dalam keadaan sadar sudah dipastikan dia akan marah karena disentuh olehnya. Disaat begini saja ia bisa menyentuh Mysha tanpa ada yang melarang, ia juga sadar diri Mysha tidak suka dengan kehadirannya.
"Meskipun kamu sudah memiliki segalanya, aku tetap ingin membayar kebaikan kalian suatu saat nanti." Enzy tersenyum tapi sorotan matanya memancarkan kesedihan.
Tidak hanya cukup menyentuh tangan Mysha, rupanya Enzy terpesona dengan kecantikan Mysha sekalipun Mysha dalam keadaan koma. Ia ingin mengelus muka indah Mysha bagaikan dewi yunani itu.
GREP..
"Jangan menyentuhku." Ucap Mysha tiba-tiba membuka mata sembari memegang tangan Enzy yang akan menyentuh wajahnya.
"Mysha." Enzy terkejut melihat Mysha sudah sadar dari komanya. Ia tersenyum merasa senang tapi Mysha menatapnya dengan dingin.
Mysha membuang kasar tangan Enzy, kemudian melepaskan semua alat medis yang terpasang di tubuhnya. Mysha tidak membutuhkan alat itu lagi, ia sudah merasa sembuh.
"Kamu belum boleh melepasnya." Cegah Enzy namun tidak dihiraukan oleh Mysha.
Lalu Mysha mencoba berdiri untuk mengambil minuman diatas nakas, ia sangat butuh air saat ini juga. Karena belum pulih sepenuhnya, Mysha mengalami kesulitan tetapi enggan meminta bantuan pada Enzy.
"Biar aku ambilkan." Enzy membantu mengambil minuman.
Tanpa mengucapkan terimakasih, Mysha langsung minum dengan begitu rakusnya. Enzy diam memperhatikan Mysha yang tidak menolak bantuan darinya.
"Kau mau kemana? Kondisimu belum pulih, kembalilah berbaring akan aku panggilkan dokter." Kata Enzy menahan tubuh Mysha.
"Aku bilang jangan menyentuhku." Mysha menatap tajam Enzy yang kembali lancang menyentuhnya.
"Baiklah aku tidak akan menyentuhmu. Kamu mau pergi kemana Mysha dengan kondisi begini?" Tanya Enzy menyerah tidak lagi menahan Mysha namun ia tidak kuasa menahan rasa cemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...